Berakhir?

213 21 1
                                    

Ini adalah hari ke terakhir liburan bagi Mahasiswa NEO, Semuanya berbondong² memasukan tas yang berisikan baju di bagasi Bus , banyaknya pergerumulan itu tampaknya semua menikmati liburan yang cukup lama ini kecuali Jevan.

Jevan memasang mukanya sendu saat melihat bagaimana kekasihnya tertawa bahagia dengan orang lain dan bukan dirinya , kemudian ia tersenyum miris dimana ian malah membantu Anan yang kesusahan menyimpan kopernya

Puk

Ia rasakan seseorang menepuk bahunya dan itu Rendra, Jevan kembali menetralkan wajahnya yang masam tadi

Rendra mengerutkan dahinya " Kenapa ?" Dan hanya didapati gelengan ringan oleh Jevan , Rendra langsung mendengus tak suka ia yakin sahabatnya ini pasti berbohong

Semua sudah siap ditempat duduknya masing² dan bus juga sudah melandas

Rendra kembali melirik Jevan disebelahnya yang masih memasang raut masam " Kenapa ?" Ia bertanya lagi

Jevan mengulum bibirnya kedalam " Hah gue cape " Ujarnya

Rendra mengerti apa maksudnya harusnya ia bisa membantu sahabatnya ini " Lo pikirin gimana kedepannya jev, kalo lo cape sama hubungan ini harusnya lo tau apa yang harus dilakuin " Ujar Rendra lantang

Jevan sempat terkejut namun kemudian ia mengangguk setuju, Kemudian ia rasakan Rendra sudah menggenggam tangannya dan dibalas olehnya

__________________________

Perjalanan berjalan lancar hanya saja macet sedikit mengganggunya sehingga yang seharusnya sampai 1 jam yang lalu lu sekarang baru sampai, Setelah sampai mereka kemudian turun lalu segeralah ke kamar asrama masing² untuk mengistirahatkan tubuh mereka

Sudah beberapa menit Jevan berbaring ia memutuskan untuk mencuci wajahnya yang sedikit berminyak, ia menatap wajahnya dipantulan cermin menatapnya dengan miris , kenapa dirasa semua orang ingin menyakitinya padahal ia sudah semaksimal mungkin menjadi dirinya yang lebih baik dibanding dulu

Bahkan sekarang kepercayaan nya terhadap Ian pacarnya sendiri sudah sedikit demi sedikit menjadi hilang tak sepenuhnya juga sih, Ia masih kecewa dengan pria itu yang seolah tak terjadi apa² dirasa lebih lama berhubungan Jevan tak menemukan Ian yang seperti dulu, Saat sebelum mereka akhirnya memutuskan untuk pacaran

Jadi jangan salahkan dia jika waktu itu pernah mengatakan " Lebih baik jadi teman saja " Begitulah istilahnya, Ternyata memang benar hubungannya tak semulus yang ia pikirkan , malah Jevan merasa dirinyalah yang mencintai sendirian

Ingin bicara tentang hubungan mereka pun Jevan cukup tak berani, Ingat saat Jevan melontarkan tentang hubungannya ? Malahan pria itu marah dan kesal , Dimana salahnya jika Jevan bertanya ?

" Hah " Jevan menghela nafas dalam , ia terlalu lama berdiam diri di kamar mandi dan memandang cermin dengan tatapan kosong , Kemudian ia keluar dan sudah mendapati Harsa di dapur yang sedang bicara dengan Rendra , Teka teki baru.

" Eh Jev " Sapa Harsa sembari menyengir , mulutnya sibuk dengan makanan yang dibuat Rendra, Tumben . Ada apa ini? Sepertinya Rendra belum memberi tahunya mengenai hal ini

Jevan hanya balas tersenyum tak memperdulikan mengapa Harsa berada disini, dan Rendra tampak tenang saja tak terganggu acara masaknya

Kemudian Jevan hampiri temannya itu yang sibuk memasak

" Ngapain dia disini " Bisiknya, agar tidak kedengaran oleh pria tan dibelakangnya

Rendra kemudian melirik kebelakang dan kembali membolak balikan spatulanya " Minta makan " Singkatnya tak ada ketegangan sedikit pun diwajahnya

Just You!! [Jaemjen ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang