BAB 4

85 5 0
                                        

2 PERSONS


"Kok lo pada tega sih ninggalin gue!!" vernon sedikit berlari memasuki penginapan. Mereka yang semula berkumpul di ruang tengah bergegas keluar.

Seungcheol menghampiri vernon. Dilihatnya sang adik dari atas sampai bawah. "Non, ini beneran lo kan?"

"Seungcheol hyung, lo ngga papa?" seolah baru menyadari keberadaan sang hyung tertua. Vernon membulatkan matanya lebar.

Plakk

"Arghh.... Kok lo mukul gue sih hyung!!" seungcheol memeluk tubuh yang lebih muda, setelah sebuah pukulan kecil mendarat di lengannya.

Yang lainnya hanya menyaksikan keduanya bingung. Begitupun dengan vernon. Dirinya membalas pelukan sang hyung meski tidak tau kenapa sang hyung memeluknya. Seolah, yang barusan menghilang itu dirinya, bukan seungcheol.

Kini ketiga belas saudara itu tengah berkumpul di ruang tengah. Ruangan itu tidak memiliki kursi apalagi sofa. oleh karena itu, mereka hanya bisa duduk di lantai. Namun tetap saja, ruangan yang bahkan tidak seluas kamar mandi mereka itu, jika semuanya memilih untuk duduk, pasti tidak akan muat. Akhirnya, beberapa dari mereka memilih untuk berdiri bersandar ke tembok.

"Non, lo tadi kemana sih. Bikin kita khawatir tau ngga!!" jeonghan membuka suara.

"Sebenernya gue tadi ngeliat sekelibatan bayangan hitam jalan ke arah belakang rumah hyung!!"

"Lo juga liat non?" mingyu tiba-tiba menimpali.

Vernon yang ditanya hanya mengangguk. Sedangkan woozi dan jeonghan menatap heran ke arah mingyu. "Kapan lo ngeliatnya? Kok kita ngga tau?"

"Se-sebenernya alasan gue ngajakin kalian keluar tadi bukan karena takut pemilik rumahanya dateng hyung, tapi karena gue liat bayangan hitam!!" jelas mingyu menoleh ke arah woozi.

"Terus kok lo ngga bilang?" kali ini, jeonghan yang berbicara.

"Ya sorry. Gue kira kalaupun gue kasih tau paling cuman dikira nakut-nakutin kalian aja!!"

"Terus lo ikutin non?" seungcheol kembali bertanya. Sedangkan vernon lagi-lagi hanya menangguk.

Tiba-tiba seungcheol teringat obrolannya dengan kakek misterius di hutan tadi. Seketika, dirinya mengubah pembahasan.

"Oh iya, gue hampir lupa!!"

"Tadi sebenernya gue pergi ke hutan"

"Sebenernya...... Niat gue menyerahkan diri. Supaya kalian bisa keluar dari pulau ini dengan selamat" lanjutnya, namun kali ini nada suaranya merendah. Kepalanya perlahan menunduk.

Hoshi yang sebelumnya duduk di bawah menghampiri seungcheol yang berdiri bersandar ke tembok. Dan tanpa aba-aba, hoshi melayangkan satu pukulan tepat mengenai pipi sebelah kiri seungcheol.

Bughh

Seketika seungcheol terhuyung. Mereka yang ada disana tentu dibuat terkejut. "Lo itu apa-apaan sih hyung!!"

"Lo pikir, setelah lo mengorbankan diri dan kita semua berhasil kembali ke rumah, kita bakalan tetep bisa hidup. Hah?"

"Lo mikir!! Selama ini kita hidup bergantung sama lo. Dan kalau sampai terjadi sesuatu sama lo, kita belum tentu bisa bertahan hidup!!"

Seungcheol tergeletak di lantai. Sedangkan hoshi berada di atasnya, dengan kedua tangan mencengkeram baju seungcheol kuat. Mereka yang menyaksikan tentu berusaha menghentikan perbuatan hoshi itu dan meredamkan emosinya.

"Hoshi, lo itu apa-apaan sih. Lepasin ngga?!" jeonghan mencoba melepaskan cengkraman tangan hoshi, jun dan jhosua berusaha menarik tubuh sang adik dari atas tubuh yang paling tua. Lalu vernon dan seungkwan berusaha membantu seungcheol bangun. Sisanya hanya diam, bingung.

2 PERSONS || SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang