Setibanya di Academy, Nesha seketika menjadi pusat perhatian. Kabar mengenai siswa kelas F yang berhasil naik ke kelas S telah tersebar ke seluruh pelosok Academy, termasuk di kalangan para guru. Tidaklah mengherankan apabila para pengajar di Academy segera mengakui keunggulan luar biasa yang dimiliki Nesha, bahkan berlomba-lomba untuk mendapatkan kehormatan mengajar di kelasnya.
Sebelum melangkahkan kakinya kedalam Academy, Nesha menyampaikan perintahnya kepada Zio dengan tegas, "Paman, ingatlah perintahku yang sebelumnya. Jangan bertindak di luar itu."
"Baik, Nona," jawab Zio dengan penuh hormat. Setelah itu, Zio beserta para prajurit kerajaan Shanes meninggalkan tempat itu dengan tertib, seperti halnya Aluna yang telah lebih dulu bergegas menuju ruangan Kepala Academy.
Pasukan Shanes tiba di tengah hutan lebat dengan tenang, di bawah bayang-bayang pepohonan tinggi yang menghalangi cahaya matahari. Udara terasa dingin, hanya diselingi oleh suara angin yang berhembus lembut dan dedaunan yang bergoyang. Mereka berhenti di tempat yang sudah direncanakan sebelumnya, memastikan bahwa tidak ada jejak yang tertinggal.
Zio yang merupakan seorang pemimpin pasukan berdiri di depan, tatapannya tegas, suaranya berat dan penuh wibawa. "Lakukan apa yang Nona Shen perintahkan! Pastikan semuanya berjalan lancar dan tidak ada yang mengecewakan beliau!"
"Baik!" jawab pasukan serempak dengan nada penuh kesungguhan.
Tanpa menunda waktu, mereka mulai bergerak sesuai instruksi. Masing-masing prajurit berpencar, menyebar ke berbagai penjuru hutan, melakukan tugas mereka masing-masing. Kereta kuda yang mereka bawa pun segera diangkat dengan sihir teleportasi, berpindah secara instan menuju ke wilayah Shanes kembali.
Saat semuanya beraksi sesuai rencana, suasana kembali sunyi. Hutan itu, yang sebelumnya dipenuhi aktivitas, kini kembali tenang, seolah tidak pernah ada apa-apa. Hanya bayang-bayang mereka yang bergerak cepat dan diam-diam, memastikan misi berjalan dengan sempurna, seperti yang diinginkan Nesha.
Disisi lain, dalam perjalanan memasuki Academy, Nesha bergumam pelan, "Aku harus mencari putra mahkota Azarof." Namun, ketika sedang dalam perjalanan, ia tidak bertemu dengan putra mahkota yang dicari, melainkan Nizar, yang tiba-tiba memanggilnya dengan nada yang penuh antusias, "Nesha!"
"Akhirnya kau datang juga. Ada sesuatu yang hendak kukatakan padamu," ujar Nizar dengan semangat.
"Aku tengah sibuk. Sampaikanlah maksudmu dengan singkat," jawab Nesha tanpa banyak basa-basi.
"Kapan kau memiliki waktu untuk berbincang denganku?"
"Sepertinya tidak ada."
"Bagaimana dengan besok? Lusa? Atau mungkin minggu depan?"
"Bulan depan."
Alih-alih merasa tersinggung, Nizar malah tersenyum tenang. "Baiklah, aku akan menunggumu, Nesha. Sampai jumpa. Aku mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
change the life of the evil princess
FantasyVeshane Hyuna Lindsay, seorang putri kekaisaran Lindsay yang dieksekusi mati oleh keluarganya, dikarenakan kesalahannya sendiri. Setelah mati, bukannya ke alam akhirat, ia malah berainkarnasi ke dunia novel. Ia menjadi seorang gadis kecil berumur 8...