Empatpuluh🎭

119 12 1
                                    

Di tengah hutan yang gelap, seorang gadis berjalan sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah hutan yang gelap, seorang gadis berjalan sendirian. Pepohonan menjulang tinggi di sekelilingnya, membentuk bayang-bayang yang mengintimidasi. Angin malam berbisik pelan, seolah memperingatkan akan bahaya yang mengintai di balik setiap langkah. Gadis itu merasa lelah, kaki-kakinya berat dan pikirannya dipenuhi kecemasan. Tiba-tiba, tanah di bawahnya licin, dan tanpa sempat menahan diri, ia terjatuh ke tanah.

Rasa sakit menyengat, dan air mata mulai mengalir di pipinya. Putus asa menyelimuti dirinya, ia merasa sendirian, tidak tahu harus berbuat apa atau ke mana harus pergi. Suara tangisnya seolah hilang ditelan kegelapan hutan, dan keputusasaan semakin merayapi hatinya. Namun, di antara isakan dan kesedihan, ia mendengar sesuatu.

Bisikan.

Perlahan tapi jelas, suara itu datang entah dari mana. 'Ayo… ke sini…' Suara itu lembut, tapi menyeramkan di dalamnya. Meskipun takut, gadis itu berdiri, mengikuti arah suara yang terus membimbingnya lebih dalam ke dalam hutan. Kegelapan semakin pekat, dan ranting-ranting pohon terlihat seperti tangan yang mencoba meraih tubuhnya. Tapi bisikan itu... bisikan itu terus memanggilnya, menariknya lebih dalam.

Hingga akhirnya, ia sampai di sebuah gua besar dengan aura mencekam yang memancar dari sekitarnya. Kabut tebal melingkupi pintu masuk gua, dan udara di sana terasa lebih dingin, menusuk tulang. Rasa takut mulai menguasai dirinya lagi, dan ia ingin berlari. Namun, bisikan itu tidak berhenti. Semakin keras. Semakin memaksa.

'Mendekatlah...'

Meskipun tubuhnya gemetar, gadis itu melangkah maju. Di dekat mulut gua, ada tanda peringatan yang jelas

[Jangan masuk!]

Namun, dalam ketakutannya, ia tidak melihatnya. Ia terus maju, didorong oleh suara-suara misterius yang terus membimbing langkahnya.

Ketika ia masuk ke dalam gua, kegelapan sepenuhnya menyelimutinya. Tak lama, matanya menangkap sosok yang begitu menakutkan, duduk di tengah gua, dikelilingi oleh segel-segel sihir yang bersinar redup. Sosok itu besar, dengan mata yang memancarkan cahaya merah menyala, namun ia terperangkap di dalam segel yang seolah membatasi kekuatannya. Gadis itu terperangah, tidak bisa bergerak. Jantungnya berdegup kencang, dan napasnya tersengal-sengal.

Bisikan itu menjadi semakin jelas, namun tak ada wujud yang bisa dilihat.

'Apa kau tak ingin balas dendam?'

Suara itu menggema di dalam kepalanya. Gadis itu menoleh, mencari sumber suara, tapi tak ada siapa pun di sana. "Balas dendam...?" tanyanya dengan suara pelan, bingung sekaligus terpesona oleh tawaran tersebut.

Tapi bisikan itu semakin intens, membuat gadis itu merasa terjebak antara ketakutan dan godaan akan kekuatan yang ditawarkan.

Gadis itu berdiri diam, dikelilingi oleh keheningan yang mencekam, namun bisikan itu terus menggema di kepalanya. 'Balas dendam… mereka telah menyakitimu. Mereka tidak peduli padamu. Aku bisa memberimu kekuatan untuk membalas semuanya.'

change the life of the evil princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang