Di tengah keramaian ibu kota Kekaisaran Valdovas, Nesha dan Nizar menjadi pusat perhatian tanpa mereka sadari. Dengan sihir pengubah wajah yang menyamarkan identitas mereka, mereka bebas berkeliling di antara rakyat biasa. Nizar, dengan semangat yang tak terpadamkan, menggandeng tangan Nesha yang lebih cuek jika berada diluar.
Setiap kali mereka memasuki toko, Nizar dengan cepat mengambil barang-barang yang menarik perhatian Nesha. "Lihat, Nesha! Ini lucu sekali!" serunya dengan senyum lebar, matanya berbinar saat menunjukkan berbagai barang, mulai dari aksesori kecil hingga perhiasan yang berkilauan. Namun, Nesha hanya melirik sejenak, mengangguk tanpa banyak bicara, merasa bingung sekaligus lucu melihat betapa Nizar begitu bersemangat.
"Kenapa kamu membeli semuanya? Aku hanya suka yang itu," kata Nesha, menunjuk sebuah kalung sederhana yang bersinar lembut. Namun, Nizar tidak mendengarkan, dia sudah berlari ke arah kasir, membawa barang-barang yang dikumpulkan dengan penuh semangat.
Saat beranjak dari satu toko ke toko lainnya, Nizar tidak hanya menghabiskan uang, tetapi juga mempersembahkan momen-momen kecil yang penuh perhatian. Dia akan mengelus rambut Nesha dengan lembut, mencuri pandangannya saat memilih barang.
"Aku hanya ingin melihatmu tersenyum," katanya sambil memberikan bunga segar yang dia beli secara tiba-tiba dari pedagang jalanan. Nesha, meskipun terlihat cuek, tapi ia tidak bisa menyembunyikan senyum kecil yang terbit di wajahnya.
Namun, di tengah semua perhatian itu, Nesha merasakan tatapan mata para rakyat yang mengamati mereka dengan rasa ingin tahu. Ia tahu, meski mereka berpura-pura tidak mengenali Nizar, identitas pangeran kedua itu tidak mungkin sepenuhnya tersembunyi. "Bagaimana jika kita berhenti sejenak?" Nesha berbisik, suara lembutnya hampir tenggelam di tengah hiruk-pikuk keramaian.
Nizar berhenti, menatap Nesha dengan penuh pengertian. "Tidak ada yang bisa menghalangi kita, Nesha. Ini adalah hari kita," jawabnya dengan nada ceria. Nesha hanya menghela napas, merasakan campuran antara ketidaknyamanan dan kegembiraan.
Sebagai seorang ratu di Kekaisaran Shanes, dia belum terbiasa dengan perhatian sebanyak ini, saat diluar Kekaisaran nya. Tapi di sisi lain, melihat Nizar begitu antusias membuatnya merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa dihargai, diperhatikan, dan terpenting disayangi.
Ketika mereka berjalan menyusuri jalanan, para rakyat mulai berbisik tentang Nizar yang begitu menyayangi Nesha. Mereka menganggap Nizar sebagai pangeran yang luar biasa, yang dengan berani memperlihatkan cintanya di depan umum. "Lihat bagaimana dia memperlakukan gadis itu, seolah-olah dia adalah seluruh dunianya," bisik seorang wanita kepada temannya, matanya berbinar.
Meskipun Nesha merasa jengkel dengan pengawasan itu, tapi di dalam hati ia merasa hangat. Keberanian Nizar untuk mencintainya secara terbuka membuatnya merasa istimewa, terlepas dari semua kesulitan yang akan mereka hadapi.
Setelah seharian berkeliling, mereka berhenti di sebuah taman kecil yang terletak di tengah kota, dikelilingi oleh pohon-pohon berbunga yang cantik. Nizar duduk di bangku, mengalihkan perhatian Nesha dari keramaian. "Nesha, terima kasih telah menghabiskan waktu bersamaku. Aku ingin menghabiskan setiap detik bersamamu," ucap Nizar, tatapannya serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
change the life of the evil princess
FantasyVeshane Hyuna Lindsay, seorang putri kekaisaran Lindsay yang dieksekusi mati oleh keluarganya, dikarenakan kesalahannya sendiri. Setelah mati, bukannya ke alam akhirat, ia malah berainkarnasi ke dunia novel. Ia menjadi seorang gadis kecil berumur 8...