Tigasembilan🎭

145 16 1
                                    

Di sebuah ruangan, suasana mencekam menyelimuti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan, suasana mencekam menyelimuti. Seorang gadis muda, wajahnya dipenuhi amarah dan kesedihan, meremas kertas di tangannya hingga berkerut. Dengan suara yang bergetar penuh emosi, ia berteriak, "Mengapa... Mengapa kau melakukan hal ini?!"

Suaranya bergetar saat ia berbicara, "Aku kira kau orang baik, tapi kenapa kau menghancurkan rumahku? Kenapa kau terus membunuh seluruh keluargaku?"

Setiap kata yang diucapkannya mengandung rasa sakit dan kemarahan yang mendalam. "Kenangan, kasih sayang, semuanya telah direnggut dariku hanya karena keputusanmu yang kejam. Bagaimana kau bisa begitu tanpa hati nurani? Apakah hidupku bagimu hanyalah sekadar permainan?"

Dia terdiam sejenak, merasakan beban kesedihan yang tak tertahankan. "Kini aku benar-benar sendirian, terjebak dalam kegelapan yang kau ciptakan. Tidak ada tempat untuk kembali, tidak ada orang yang dapat kutemui lagi Kenapa kau tidak memikirkan semua itu sebelum melakukan tindakanmu?"

Rasa kepedihan dan kemarahan terus bergelora di dalam hatinya. Dalam keheningan ruangan itu, suara ketukan di pintu memecah kesunyian, tetapi ia tidak ingin mendengar siapa pun sekarang. Baginya, semua ini terasa seperti pengkhianatan yang tak termaafkan.

🎭🎭🎭

Nesha dari Kerajaan Shanes berdiri di atas tangga utama Istana Kekaisaran Valdovas, pandangannya menyapu megahnya bangunan istana yang menjulang tinggi, berlapis emas dan dihiasi ukiran rumit. Udara sejuk yang membawa aroma mawar melambai, namun tak mampu melunakkan tatapan dingin Nesha. Sifatnya yang sedikit bicara saat berada diluar membuatnya terlihat tak tergoyahkan, terutama di hadapan orang-orang asing. Namun, ia tetap mematuhi aturan kesopanan, terutama ketika berhadapan dengan keluarga kekaisaran.

Tepat saat Nesha melangkahkan kakinya menuju aula besar, pintu istana terbuka lebar, dan berdirilah seseorang disana dengan senyum menyala ketika melihatnya, Pangeran Nizar.

Pangeran yang selalu penuh semangat itu tersenyum lebar, langkahnya cepat mendekat ke arah Nesha, seperti tak sabar ingin menyambutnya.

"Nesha! Aku senang sekali akhirnya kau datang!" serunya dengan penuh kehangatan. Tanpa ragu, dia berdiri di hadapan Nesha, matanya berbinar-binar, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

Nesha, meski tersenyum tipis, tetap terlihat tenang. "Terima kasih atas sambutannya, Pangeran Nizar," balasnya dengan suaranya yang lembut namun tegas. "Aku berharap kunjungan ini berjalan lancar."

Nizar tertawa kecil, sama sekali tak terganggu oleh sikap dingin Nesha. Baginya, Nesha bukanlah orang yang sulit didekati, melainkan seseorang yang telah lama menempati tempat istimewa di hatinya. Nesha adalah cinta pertamanya, satu-satunya wanita yang berhasil membuatnya merasa nyaman, berbeda dari ribuan gadis lain yang pernah ia dekati, meskipun sikap Nesha sangat cuek dan tertutup.

"Tak usah formal begitu, Nesha. Di sini, kau adalah tamu kehormatan kami. Keluargaku sudah menantimu di dalam," katanya sambil menunjuk ke arah pintu yang terbuka lebar. Suaranya penuh keceriaan, seolah-olah tak ada yang bisa meredam semangatnya.

change the life of the evil princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang