HAPPY READINGCahaya matahari masuk melewati celah jendela yang sedikit terbuka. Riolan sedikit terganggu dengan cahaya yang mengganggu tidurnya. Riolan membuka mata melihat Elvano yang tidur dengan polos.
Wajak mereka cukup dekat, sehingga Riolan dapat melihat dengan detail. Rahang Elvano yang tegas saat tidur, bulu mata lentik, alisnya yang cukup tebal, dengan bibir pink. Riolan teringat kemarin Elvano yang menemaninya. Wajah Riolan menjadi merah saat mengingatnya.
Riolan merasa senang Elvano mendengar ceritanya, bahkan tidak meninggalkannya saat tau masa lalunya.
Perlahan mata Elvano terbuka, melihat Riolan yang menatapnya dengan senyuman dan mukanya yang sedikit merah. Elvano tersenyum tipis melihatnya. Elvano sedikit mengeratkan pelukannya, sambil melihat Riolan.
"Pagi, kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Elvano dengan sedikit menggodanya.
"Gapapa, karna Elvano ganteng" ucap Riolan dengan gumaman di akhir.
"Gue denger" ucap Elvano dengan sedikit terkekeh, mengusap kepala Riolan dengan lembut.
Riolan berbalik badan, mukanya sudah sangat merah seperti kepiting rebus. Elvano yang melihat semakin tersenyum. Elvano segera bangun dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.
"Bangunlah kita perlu pergi sekolah." Ucap Elvano, dengan bersiap untuk berangkat.
"Baik!!" Antusias Riolan.
Riolan masih tidak menyangka, bisa dekat dengan Elvano. Saat pertama kali bertemu Riolan sudah sangat menyukai Elvano. Elvano yang terlihat tegas, rapi, tinggi, sangat sesuai dengan tipenya.
Mereka selesai bersiap, Elvano sedikit merapikan dasi Riolan. Elvano menyetir mobilnya menuju sekolahnya dengan kecepatan rata-rata. Seperti biasa Riolan selalu memandangi Elvano saat menyetir. Wajah Elvano yang sedang menyetir terlihat seperti pangeran.
Mereka telah sampai di sekolah. Elvano keluar mobil dan disambut pekikan para siswa-siswi. Saat Riolan ikut keluar mereka semakin terkejut. Sorakan untuk mereka semakin ramai.
"Elvano kok Sama dia sih?"
"Elvano ada hubungan apa? Jangan tinggalin aku sama anak kita!"
"Elvano kok punya temen baru?"
"Elvano aku dukung kok, kalian keliatan cocok!"
"Heh, kita ngak boleh pikir negatif ya!"
"Itu pasti temen baru kamu kan Vano?"
Itulah beberapa komentar para siswa-siswi.
Elvano hanya menghirukan komentar mereka. Elvano berjalan masuk dengan Riolan yang mengikuti dari belakang. Elvano berhenti mendadak didepan ruang OSIS, Riolan yang tak siap menabrak punggung Elvano.
"Awww!" Reflek Riolan.
"Sakit?" Panik Elvano, melihat Riolan dengan khawatir.
"Iya" Riolan menunjuk dahinya yang terbentur punggung Elvano.
"Maaf" Elvano mengusap dahi Riolan dan meniup nya agar cepat sembuh.
"Udah sembuh kok, berkat tiupan El" ucap lembut Riolan sambil tersenyum manis.
"Ikutlah kelas, aku harus membereskan beberapa dokumen." Ucap Elvano lembut.
"Aku ikut" minta Riolan pada Elvano.
"Ikutlah pelajaran" tegas Elvano pada Riolan.
Riolan hanya mengangguk dengan sedih sambil berjalan menuju kelas. Elvano menuju tempat duduknya, mulai mengerjakan dokumen yang menumpuk.
Tringggg
Jam istirahat terdengar, Elvano masih fokus pada pekerjaannya. Terkadang Elvano merasa menjadi babu guru. Elvano tidak pernah digaji untuk mengerjakan semua pekerjaannya.
Riolan selesai mengemasi bukunya. Dengan tidak sabar Riolan berlari menuju ruang OSIS.
Riolan lansung membuka pintu tanpa mengetuk. Matanya tertuju pada Elvano yang fokus, tidak menyadari keberadaannya. Riolan berjalan menghampiri Elvano, duduk dimeja dekat dengan dokumennya yang menumpuk. Elvano menyadari keberadaan Riolan, namun lebih memilih untuk fokus agar cepat selesai. Riolan melihat Elvano yang sedang fokus seperti pangeran. Riolan mengeluarkan handphonenya dan memotret Elvano diam-diam.
Cekrikkk
Terdengar suara dan flash kameranya yang hidup. Elvano berkedip dengan cepat dan sedikit terkejut. Riolan menelan ludahnya, rasanya dia ingin menghilang sejauh mungkin. Jantungnya berdetak lebih cepat dengan wajahnya yang mulai memerah.
"Ahahahaha" Elvano tertawa lebar, lesung pipinya terlihat dengan jelas.
Riolan merasa sangat malu, turun dari meja dan bersiap pergi. Belum sempat Riolan pergi Elvaro sudah memeluknya dari belakang.
"Kalo mau foto orang flash nya dimatiin." Bisik Elvano.
Riolan sangat malu, menghentakkan kakinya agar rasa malunya sedikit berkurang. Wajahnya sudah berubah merah padam, rasanya terdapat kupu-kupu yang sangat banyak di perutnya. Riolan berbalik dan menyembunyikan wajahnya pada dada Elvano.
"Lupakan, aku sangat malu" lirih Riolan. Elvano yang mendengar terkekeh dengan tingkah Riolan yang menggemaskan.
"Rasanya perutku penuh dengan kupu-kupu" gumam Riolan sambil menggesekkan kepalanya pada dada Elvano.
Elvano tersenyum tipis mendengar penuturan Riolan.
Lanjut ngak?
HAPPY READING
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA
🥳🥳🥳TYPO BERTEBARAN
VOTE JIKA SUKA
![](https://img.wattpad.com/cover/377185956-288-k749025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ELVANO [BL]
RomanceHAPPY READING Sebuah cerita novel berjudul LOVE MINE bercerita tentang tokoh utama wanita bernama AELYSIA DEANT. Merupakan seorang gadis biasa yang mendapatkan biaya siswa hingga bisa bersekolah di ALEXANDRIA HIGH SCHOOL. sekolah ini meru...