CHAPTER 3 (alex)

2.9K 189 5
                                    


HAPPY READING


Elvano datang tepat waktu, dengan percaya diri Elvano melangkah menuju ruang OSIS. Elvano menuju sofa dan duduk disana sambil membaca buku. "Anmyti" Elvano memanggilnya untuk kedua kalinya.

"Kenapa? rindu ya?"
Anmyti berkata dengan kepedean nya.

Elvano hanya melihat sekilas, lalu melanjutkan apa yang ia baca. "Ibu gua dah sembuh kan?" Elvano masih fokus dengan bukunya.

"Hmm, Lo manggil cuma buat nanya kek gitu? Asal Lo tau gua itu lagi sibuk sekarang lagi musimnya bundir."

"Lagi sibuk? Mending nyantai hari ini gua cuma diruang OSIS." Elvano masih sibuk dengan buku yang dibacanya.

Anmyti tidur, kali ini Anmyti memilih tidur di pangkuan Elvano. Elvano masih tetap fokus pada bukunya.

Tak terasa jam istirahat telah berbunyi, Elvano telah menyelesaikan tiga bukunya. Elvano melihat Anmyti yang berwujud anak-anak, lalu mengelus kepalanya.

Anmyti terbangun, melihat Elvano yang mengelusnya. "Gue udah lama tidur?" Anmyti bangun dari tidurnya dan menyender pada Elvano.

"Gua baru tau, dewa juga bisa tidur"
Elvano berkata dengan senyum tipis di wajahnya. "gua masih belum lulus, biasalah masi magang." Elvano melirik sambil tertawa ringan, baru tau gua dewa bisa magang. Elvano berdiri menuju laptopnya, Elvano ingat harus menyelesaikan dokumen yang diminta oleh gurunya. Elvano duduk dengan menggunakan kacamata, karismanya sangat terpancar, terlihat seperti pangeran.

Anmyti melihatnya dengan pandangan yang berbeda, Anmyti segera berpamitan dan pergi untuk menyelesaikan tugasnya.

Elvano sangat sibuk dengan laptopnya, sampai jam pulang sekolah berbunyi. "Gua belum makan lagi" Elvano berdiri dari duduknya untuk menuju kantin sekolah. Elvano menelusuri lorong sekolah dengan masih menggunakan kacamata.

Sesampainya di kantin Elvano melihat seorang yang dikenalinya. "Ngapain Lo belum pulang" Elvano menghampiri Alex yang fokus pada handphonenya. Alek menatap Elvano dan menunjukkan layar handphonenya, Elvano melihat Alex sedang menghubungi bengkel karna motornya mogok. Dengan ekspresi datarnya Alex tidak mengalihkan pandangannya pada Elvano.

Wajah mereka semakin dekat, hingga bisa merasakan nafas masing-masing. "Dek ini pesanannya" seorang wanita dengan usia yang agak tua mengantarkan mi yang Elvano pesan.

Elvano menggambil mi nya dan mengucapkan terima kasih. Elvano lalu memakannya dengan lahap karna sudah sangat kelaparan.

Alex melihat orang yang mengantarkan makanan dengan tajam. Dalam hati Alex berucap "shitt, sedikit lagi." Alex kembali memandangi Elvano yang makan dengan lahap, senyuman terukir di wajahnya yang tegas.

Setelah makan mereka berdua memutuskan untuk pulang. Elvano mengantarkan Alex hingga rumahnya.

"Thanks"
Alex berucap sambil menatap Elvano dengan intens. Elvano mengangguk sambil menatap Alex kembali. Elvano terbawa oleh mata Alex yang hitam legam, Alex mendekatkan wajahnya hingga deru nafas mereka dapat terdengar. Tanpa berlama-lama Alex mengecup bibir pink milik Elvano. "Manis" ucap Alex dengan deep voice nya, Alex kembali mencium dan melumat bibir pink milik Elvano.

Merasa mereka kehilangan nafas Alex menghentikannya. "Sampai jumpa besok, sayang" Alex berucap dengan pelan. Elvano mematung dengan yang barusan terjadi.

Alex keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumahnya sambil menatap kembali dengan senyum. Elvano tersadar dan melajukan mobilnya untuk pulang.

Sesampainya di rumah Elvano segera mandi, Elvano mengaca sambil memegang bibirnya yang sedikit bengkak.

"Jangan-jangan gua suka sesama cowok lagi"
Elvano terus terpikirkan dengan yang barusan terjadi. Elvano mengacak-acak rambutnya yang basah. Kemudian Elvano kembali menyelesaikan dokumen yang belum selesai, Elvano membiarkan rambutnya tetap basah.

Jam menunjukkan pukul delapan malam, tanpa disadari Elvano telah berada di meja belajarnya sangat lama. Elvano segera turun dan memasak nasi goreng untuk dimakan. Selesai makan Elvano membuka handphonenya dan melihat Alex mengiriminya foto sedang tidur. Elvano kembali mengiriminya foto sedang duduk bersantai.

Alvino menutup handphonenya dan pergi mengganti baju kimono. Elvano telah siap tidur dengan mematikan lampu kamarnya.

Elvano datang ke sekolah tepat waktu seperti biasa. Elvano lebih memilih mengikuti pelajaran, selama pelajaran Riolan terus memandangi Elvano yang fokus pada pelajaran. Elvano fokus mendengarkan guru yang menerangkan, dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.

Suara bel istirahat berbunyi, Elvano menuju kantin dengan Riolan yang mengikuti dari belakang. Elvano melihat teman-temannya yang berada di meja pojok. Elvano menuju kesana dan duduk di kursi yang cukup panjang. "Duduk" Elvano melihat Riolan sambil menepuk tempat duduk disampingnya.

Riolan mengikuti dengan patuh dan duduk di samping Elvano. Mereka berbincang-bincang, Alex yang duduk berhadapan dengannya melihat Elvano secara intens. Elvano yang merasa ditatap melihat Alex kembali. Alex dapat melihat pantulan dirinya pada mata terang Elvano yang jernih.

Riolan memegang tangan Elvano, Elvano yang merasa menoleh kepada Riolan. "Kak, nanti bisa anterin beli buku, buku notebook kayak kakak, kemarin aku nyari ngak ketemu."
Elvano melihat dengan sedikit mengangguk "hmm, ok."

Tanpa disadari jam masuk kelas telah berbunyi mereka menuju kelas masing-masing.

Note: mereka kelasnya beda ya, kelas mereka diacak sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
XII A :RIOLAN, ELVANO.
XII B : AELYSIA.
XII E : BUMI, DEVARI, ALEXANDRIA.

Jam pulang sekolah telah berbunyi, Elvano dan Riolan segera menuju parkiran. "Lo bawa kendaraan" tanya Elvano dengan fokus berjalan.

"Enggak, tadi dianterin"
Riolan melihat Elvano yang fokus berjalan dengan raut datarnya.

"Yaudah, nanti ngak usah dijemput, bareng gua aja"
Elvano menoleh pada Riolan yang sedari tadi menatapnya.

Riolan hanya mengangguk, mereka menuju mobil Elvano. Elvano melajukan mobilnya meninggalkan sekolah.

Sesampainya di mall mereka berjalan memasuki mall. Riolan menggandeng tangan Elvano yang kosong. Elvano yang merasa dipegang menoleh dengan mengangkat sebelah alisnya. "Takut kak" Riolan berucap sambil menunjuk eskalator dengan ekspresi ketakutan. Elvano yang melihat hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan jalanya menuju toko buku.

Selesai mereka membeli buku Elvano mengantarkan Riolan pulang. Sesampainya Riolan berterima kasih pada Elvano, Elvano hanya tersenyum lalu melajukan mobilnya untuk pulang.

Sesampainya di rumah Elvano segera beristirahat.

HAPPY READING
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA
🥳🥳🥳

TYPO BERTEBARAN
KALO ADA YANG PUNYA SARAN
BISA KOMEN.

TRANSMIGRASI ELVANO [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang