HAPPY READINGSinar matahari mulai menyinari kamar yang terlihat gelap. Perlahan mata Riolan terbuka dengan nafas yang tersengal-sengal dan keringat yang mengalir. Riolan terdiam sejenak mencerna mimpi buruk yang baru saja dialaminya.
"Hahhh, mimpi barusan sangat menakutkan, mungkinkan aku terlalu memikirkan perkataan Alex?"
Setelah melihat jam yang menunjukan pukul 06.30 Riolan segera pergi bersiap. Kelasnya akan dimulai setengah jam lagi.
Setelah kejadian dirinya yang bertengkar dan berbaikan dengan Elvano. Semuanya berjalan seperti biasa, seperti Elvano yang akan menempel padanya sepulang sekolah.
Setelah selesai sekolah, Riolan berjalan pulang dengan santai meninggalkan Elvano yang sedang mengemasi tasnya.
"Hey, tungguin!" Teriak Elvano menyusulnya dan merangkul pinggangnya.
"Mau makan dulu nggak?" Tanyanya mengajak, dengan matanya yang terus fokus menatap Riolan dengan intens.
Riolan tersenyum lembut sambil mengangguk, tangannya terulur untuk menonyor muka Elvano. "Biasa aja liatnya, gak usah kayak gitu."
"Gimana mau biasa, yang ada di sampingku aja spek pangeran manis." Elvano menatapnya sambil tersenyum manis hingga terlihat tipis lesung pipinya.
Riolan dengan sigap mengalihkan pandangannya dengan wajahnya yang mulai memerah. "Gak usah gombal," ucapnya tanpa melihat Elvano.
"Lucunya calon pacarku" ucapnya dengan manis sambil menarik hidung Riolan. Riolan mempercepat langkanya seolah tidak mendengar perkataan Elvano. Elvano yang tersenyum manis melihat tingkah lucunya mengacak-acak rambut Riolan.
Riolan berjalan dengan cepat meninggalkan Elvano dengan wajahnya yang memerah. Dalam hatinya Riolan meruntuki wajahnya yang tidak bisa diajak kerja sama. Elvano tersenyum manis melihat telingan Riolan yang memerah dari kejauhan dan segera menyusulnya.
"Mau makan apa?" Tanya Elvano sesampainya di restoran.
"Samain aja" ucapnya memberikan buku menu kepada Elvano.
Elvano segera memesan makanan, mereka berdua makan dengan tenang diiringi canda dan tawa. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, Elvano segera mengantar Riolan untuk pulang. Saat sampai Elvano mencegah Riolan yang hendak keluar.
"Tunggu!"
Riolan menatap Elvano seolah bertanya ada apa dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Jangan lupa nanti"
Riolan mengangguk mengiyakan, untuk kedua kalinya Elvano menghentikannya.
"Kenapa?" Tanya Riolan yang hendak menoleh.
'cupp'
"Ciumannya lupa"
Riolan dengan segera mengalihkan pandangan dan segera turun dari mobil dengan wajahnya yang sudah memerah malu. Riolan dengan cepat mulai berjalan menjauhi mobil.
'Tinn!!!'
"Hati-hati sayang jangan lari!" Teriak Elvano dari mobil mencoba menggoda Riolan.
Riolan yang mendengarnya berjalan semakin cepat, dirinya terlalu malu untuk melihat kebelakang.
MALAM HARINYA
Riolan sudah siap dengan kemeja dan celana kodoknya. Dirinya terlihat sangat imut namun tetap ganteng tentunya:)
Seperti yang dijanjikan Riolan telah sampai di restoran tempat mereka janjian. Saat memasuki restoran, Riolan melihat restoran yang elegant dengan tatanan yang rapi. Keindahan itu membuat Riolan kagum, namun ada yang kurang, restoran tersebut terlihat sepi tanpa ada orang. 'apa dirinya salah tempat' batin Riolan. Dengan beberapa keraguan dihatinya ia melangkah menuju lantai dua. Riolan sangat takut jika dirinya dianggap sebagai maling atau penyusup.
Sesampainya dilantai dua Riolan terkejut dengan ruangan yang penuh bunga. Dengan penerangan yang sedikit, ia bisa melihat seseorang berdiri ditengah ruangan membelakanginya namun wajahnya tidak terlihat.
Riolan mendekat dan menepuk pundaknya.
"Dorr!!"
Terdengar suara balon meletus, disaat bersamaan lampu ruangan tersorot menerangi mereka berdua. Orang yang ditepuknya dengan cepat berjongkok dengan membawa kotak yang berisi cincin.
"Will you marry me?" Tanyanya dengan lembut, matanya memancarkan harapan dan sedikit rasa takut.
Riolan melihatnya dengan kaget, sungguh.... Ini sangat tiba-tiba, dirinya masih belum siap. Dengan jantung yang berdebar kencang dan wajah yang memerah malu Riolan mengangguk.
Elvano tersenyum bahagia, sungguh.... Dirinya tidak yakin akan diterima. Elvano sadar dirinya memiliki banyak kekurangan, namun Riolan masih menerimanya? Sungguh Elvano sangat bersyukur. Dengan perasaan bahagia yang meluap-luap Elvano memeluk Riolan seolah tidak ada hari esok.
Riolan membalas pelukan dengan senang hati tanpa berhenti tersenyum. Jika ditanya, ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya menurut Riolan.
Elvano melepaskan pelukan dan menatap Riolan dengan lembut penuh kasih sayang. Dia segera memasangkan cincin di jari Riolan, sungguh pilihannya sangat indah. Cincin yang Elvano pilih dengan teliti terlihat sangat indah dijari Riolan yang ramping.
Elvano mencium tangan Riolan yang terpasang cincin dengan lembut. Dia memeluk Riolan yang kemudian mencium bibir Riolan dengan lembut. Ini adalah hari paling indah untuk nya yang tidak akan pernah terlupakan. Bagaimana dirinya melamar Riolan dan memasangkan cincin di jarinya yang Indah.
Pada saat bersamaan terdengar suara kembang api, mereka berdua melihat kearah jendela. Terlihat kembang api yang sangat indah dilangit dengan bentuk love. Disaat bersamaan tanpa diduga kelopak bunga mawar mulai jatuh menghujani mereka berdua, membuat keduanya saling berpandangan.
"Bahkan bunga?" Tanya Riolan.
"Apapun untukmu sayang" ucap Elvano dengan lembut.
Tangan Elvano bergerak memeluk pinggang Riolan, membuatnya semakin dekat. Dengan perlahan Elvano mulai melumat bibir Riolan dengan lembut, menikmati setiap detik yang berjalan.
Pemandangan yang sungguh indah, mereka berciuman dengan mawar yang menghujani dan kembang api yang menyinari langit.
❤️❤️❤️
Thank you for your support
🌹🌹🌹
SAMPAI JUMPA DI CERITA BERIKUTNYA
MAAF KALO ALUR CERITANYA KURANG NYAMBUNG KARNA AUTHOR MASIH PEMULA.BYE-BYE 😘
💌
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ELVANO [BL]
RomanceHAPPY READING Sebuah cerita novel berjudul LOVE MINE bercerita tentang tokoh utama wanita bernama AELYSIA DEANT. Merupakan seorang gadis biasa yang mendapatkan biaya siswa hingga bisa bersekolah di ALEXANDRIA HIGH SCHOOL. sekolah ini meru...