TRANSMIGRASI ELVANO [BL]

CHAPTER 14 (bersama)

HAPPY READING

Terlihat seorang pemuda menghampiri orang yang duduk di taman sambil menangis. Pemuda itu duduk disampingnya, tatapannya yang sedu dan menyimpan kesedihan menatapnya. Tangannya terulur memegangnya dengan lembut, tatapannya mendalam dengan rasa bersalah.

"Maaf, Lo jangan salah paham," suaranya terdengar lembut dan lirih. Menatap Riolan yang sedang menangis dengan sesenggukan.

"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Elvano," lanjutnya, Riolan dapat melihat kesedihan di matanya.

"Nggak ada hubungan? kenapa Lo ngejelasin ke gue?" Wajah Riolan terlihat kebingungan.

"Gue dulu emang pernah Deket, tapi sekarang dia milik Lo" dengan gusar Alex menghela nafas.

"Dia suka sama Lo, dihatinya cuma ada Lo bukan gue." Dengan sabarnya dia menjelaskan.

"Kenapa kalian pelukan?" Tanya Riolan dengan bicaranya yang sedikit ragu.

"Lo tau kan gue dijodohin, dia cuma mau nenangin gue yang lagi sedih, dia udah kayak adik gue sendiri." Dengan pandangan lembut yang mengandung luka dia menatap Riolan.

"Really? Kenapa kau berusaha menjelaskan padaku?" Riolan memandangnya dengan rasa penasaran.

"Yes, gue nggak mau kalian bertengkar, gue tau Elvano suka banget sama Lo. Elvano bakal sedih banget kalo Lo ninggalin dia." Suaranya terdengar lirih penuh kesedihan saat menjelaskan.

"Kenapa? Lo bisa aja rebut dia, ini kesempatan buat Lo." Riolan menatapnya meminta penjelasan.

"Dia suka Lo! gue emang suka sama dia tapi gue rela Lo sama dia, gue bakal bahagia liat kalian." Keheningan melanda beberapa saat, "L'amour ne doit pas forcément posséder." lanjutnya dengan kekehan diakhir.

"Apa yang kau ucapkan diakhir?" Riolan memandangnya kebingungan. Dia tidak bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Alex.

Tangannya terulur untuk mengacak rambut Riolan. "Cari tau sendiri, gue berharap Lo selalu bahagia sama Elvano." Suaranya terdengar sangat lembut, Alex mulai berjalan meninggalkan Riolan yang termenung mencerna apa yang diucapkan.

-

Elvano dengan panik menuju teman-temannya. Wajahnya terlihat khawatir dan cemas hingga berkeringat.

"Gue pergi dulu, kalian lanjutin aja pestanya, hadiahnya udah gue kasih." Wajah Elvano sangat berantakan, terdapat kegelisahan yang terlihat jelas.

"Lo kenapa? Jelasin dulu!" Ucap bumi tidak mau dibantah.

"Gue mau nyari Riolan, gue ngak sengaja bikin dia salah paham." Setelah mengucapkannya, Elvano segera bejalan keluar, meninggalkan mereka berdua yang masih mencerna apa yang terjadi.

Elvano melewati jalan-jalan, mencari Riolan yang tidak kunjung ketemu. Rasa khawatirnya melanda, karna ini sudah malam, diluar sendiri sangatlah berbahaya.

Saat melewati taman Elvano melihat orang yang dicarinya tengah melamun. Wajahnya tampak murung, dengan bekas air mata yang masih membekas di pipinya. Matanya merah dan sembap, menatap kosong ke kejauhan, seolah mencari jawaban. Elvano segera berlari dan memeluk Riolan dengan erat. Menaruh wajahnya pada pundak Riolan, seolah tidak mau melepaskannya.