ulang tahun Claude

293 44 4
                                    

.
.
.

Hari ulangtahun Claude akhirnya tiba. (M/n) Kini sudah menggunakan baju berwarna ungu bercampur putih dengan simbol obelia

"Papa! Zenith udah siap" teriak Zenith dari pintu

(M/n) Menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu "papa juga sudah siap"

(M/n) Membuka pintu kamarnya. di depan sudah ada Zenith yang berdiri sambil tersenyum

Baju berwarna putih hijau itu terlihat sangat cantik dan indah

"Papa sangat bersinar" teriak Zenith kagum

"Jangan berteriak Zenith. Bisa-bisa akan ada sebuah rumor tentang diri mu" ujar (m/n)

Zenith tertawa kecil sebelum akhirnya mengangguk. Kedua anak dan ayah itu berjalan berdampingan

Hingga mereka sampai di depan pintu cantik, di sana sudah berada Claude dengan baju berwarna biru dan putih

"Claude kau tidak masuk ?" Tanya (m/n) bingung seharusnya Claude sudah berada di dalam "aku kasihan dengan mereka" batin (m/n)

(M/n) Sudah sengaja datang terlambat sampai 20 menit tapi siapa yang menyangka bahwa claude akan tetap berdiri di situ

"Aku menunggu mu" jawab Claude mengeluarkan tangannya pada anastacius

(M/n) Seketika langsung cengoh di tempat setelah mendengar perkataan claude "dia menunggu di sini!!"

"Papa" Zenith menarik beju sang ayah yang membuat (m/n) tersadar kembali

"Buka gerbangnya" ucap (m/n) pada para prajurit, (m/n) mengalihkan pandangannya pada Claude sebelum akhirnya berkata "dan aku tidak butuh uluran tangan mu ! Aku ini bukan seorang lady"

Ucap (m/n) sebelum akhirnya mendorong Claude agar masuk di Luan di ikuti dengan (m/n) dan Zenith di belakang

"Yang mulia Claude de Alger obelia memasuki ruangan"

"Yang mulia anastacius de Alger obelia memasuki ruangan"

"Tuan putri Zenith de Alger obelia memasuki ruangan"

Setelah mendengar teriakan itu para bangsawan seketika mengalihkan pandangan mereka pada tiga orang anggota keluarga kekaisaran yang tengah menuruni tangga

Mata mereka terpanah saat menatap anastacius yang turun sambil menggenggam tangan anak perempuan

"Teryata rumor itu benar"

"Yang mulia terdahulu masih hidup"

"Aku sangat merindukan yang mulia anastacius"

"Yang mulai kembali"

"Yang mulia anastacius sangat menawan"

"Bukan hanya menawan tetapi juga sangat bersinar"

"Itu pasti putri anastacius"

"Putri yang di sembunyikan di kediaman Aplhues itu kan ?"

"Yang mulai anastacius dan putri sangat bersinar malam ini"

Teriak para bangsawan dengan heboh sambil menyebut nama anastacius dan Zenith

Claude duduk di singgasana sana nya Begitu pula Zenith dan (m/n) yang juga duduk di singgasana yang sudah di sediakan

Pesta pun di mulai dan banyak para bangsawan yang saling mengobrol dan lain sebagainya hingga beberapa jam berlalu terdapat seorang  yang menanyakan tentang athanasia

"Tapi apa di pesta kali ini tuan putri athanasia tidak akan hadir ? " Tanya Padma

Zenith yang juga sadar bahwa athanasia tidak hadir di pesta ini juga langsung menarik baju Felix pelan. Felix mengalihkan pandangannya pada Zenith

"Apa athanasia tidak hadir" tanya Zenith pelan

Felix Menggelengkan kepalanya pertanda tidak tahu. Zenith yang mengerti pertanda dari Felix hanya mengangguk mengerti

"tu-tuan putri athanasia memasuki ruang"

Zenith seketika langsung melihat kedepan saat athanasia masuk bersama seorang prajurit

"huh!?.. apa yang orang itu bisikan pada athanasia" batin Zenith saat salah satu prajurit di belakang athanasia berbisik pada athanasia

Zenith seketika langsung terkejut saat athanasia berlutut di depan Claude

(M/n) Sendiri hanya memandang ke arah lain karena sudah mengetahui hal ini akan terjadi walaupun sedikit berbeda dari cerita nya

"Athanasia dengan belas kasih yang tidak biasa ku berikan, aku telah membiarkan bocah perempuan yang telah mempermainkan hidup ku" ucap Claude dingin

"Tapi  kau bahkan membuat ku tidak nyaman di hari seperti ini, apa yang harus aku lakukan pada mu ?" Sambung Claude kembali yang membuat para bangsawan seketika langsung kaget dan terkejut di saat yang bersamaan

"Paman ! "

"Yang mulia!- mohon tenang dulu..."

tatapan dingin dan mematikan dari Claude langsung tertuju pada Felix

" Felix apa kau ingin mati atas dasar penghianat " ucap Claude dingin pada Felix

"Bukan kah kepala bocah itu menjadi besar dan Sambong karena kalian memperlakukan dia seperti tuan putri" ucap Claude kembali menatap tajam pada athanasia

"Tuan Padma"

"Ya yang mulia"

"Menurut mu siapa bocah yang sekarang sedang berlutut di hadapan ku?" Tanya Claude pada Padma

"Bukankah dia tuan putri athanasia de Alger obelia " ucap Padma

"Salah" jawab Claude

Membuat semua orang terkejut kecuali (m/n)

"Anak itu bukan lah putri ku ataupun seorang tuan putri. Dia yang berlutut di sana itu adalah seorang pendosa"

Zenith , Felix dan para bangsawan seketika langsung terkejut mendengar kata-kata kejam yang keluar dari mulut Claude

"apa paman dan athanasia bertengkar setelah kejadian itu" gumam Zenith

Claude menatap athanasia dengan tatapan dingin selayaknya dia adalah seorang yang seperti patung es yang tidak memiliki darah mengalir di tubuhnya

"Cepat singkirkan bocah itu dari hadapan ku" sinis Claude

"Apa maksudmu paman!! " Teriak Zenith tidak terima akan ucap Claude

"Lepas!!"

"Itu adalah sihir" batin Zenith

Athanasia menatap Zenith dengan dingin sebelum akhirnya berlari meninggalkan ruangan

Zenith yang melihat itu pun meninggalkan singgasananya dan berlari mengejar athanasia

"Alur tetap lah alur" batin (m/n)

alur tetap lah Alur. Meski kita berusaha mengubahnya belum tentu apa yang kita usahakan bisa berubah seutuhnya

.
.
.
.

"Anda adalah seorang iblis putri athanasia" dingin izekiel menatap sinis pada athanasia

Anastacius de Alger obelia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang