konflik tak terduga

281 40 4
                                    

Athanasia terus berlari hingga ia terjatuh karena tersandung. Athanasia menangis

Athanasia sama sekali tidak baik

"Saat aku tahu bahwa claude melupakan ku. Aku tidak pernah sekalipun baik-baik saja sampai sekarang" athanasia bergumam dengan air mata yang menetas dari mata nya

Awalnya athanasia hanya membohongi Claude untuk bertahan hidup.
Karena sejak dulu aku memang sendiri

"Mengapa ini semua terjadi pada ku?" Isak athanasia

Sejak dulu athanasia hidup kedalam kehampaan.

Athanasia selalu sendirian di mana pun athanasia berada. Untuk apa athanasia berambisi, karena kesempatan untuk bisa mendapatkan nya

"Semua nya menghilang seperti buih-"

"Athanasia"

Zenith berlari menghampiri athanasia yang terduduk di lantai dengan kaki yang cedera

"Kau baik-baik saja-" Zenith terdiam saat tangan nya dihempaskan kasar oleh athanasia

"Ini semua karena mu! Ini semua karena mu" teriak athanasia menunjuk Zenith dengan penuh amarah

"Mengapa kau harus muncul dan menghancurkan hidup ku" teriak athanasia

Zenith diam. Menatap dingin ke athanasia yang menangis dengan mata biru permata yang menunjukkan kebencian dan kemarahan

"Mengapa kau menuduh ku menghancurkan hidup mu ?" Ucap Zenith

"Apa yang pernah ku lakukan pada mu hingga kau menuduhku menghancurkan hidup mu ?" Tanya Zenith lagi

Athanasia melemparkan batu yang ada di tangan nya ke  arah Zenith. dengan cepat Zenith menghindar

"Ini semua karena mu"

Athanasia berlari ke arah Zenith dan mendorong Zenith hingga terhempas Kedinding dengan kepala yang mengeluarkan darah

"di saat aku menderita. Takut bahwa Ayah ku akan membunuh ku"

"Kau malah dengan santai mengabiskan waktu minum teh bersama ayah ku! Bahkan dengan semau mu mengambil apa yang seharusnya menjadi milik ku!!!"

"Aku membenci mu!! Sangat membenci mu" teriak athanasia sambil melepaskan sihir nya

Zenith memandang ke arah athanasia dengan mata yang bergetar. di sekeliling athanasia, Zenith dapat melihat sihir hitam yang sangat pekat menyelimuti athanasia

"Kau bahkan menikmati taman bunga milik ku selayaknya itu adalah milik ku"

Zenith tidak mempedulikan perkataan athanasia. Mata Zenith lebih tertuju pada sihir hitam yang menyelimuti athanasia

Sihir gelap yang menakutkan dan menjijikan di saat yang bersamaan

Athanasia menatap Zenith dengan penuh amarah. "Aku pasti tidak akan menderita lagi bila kau tidak ada"

Athanasia memegang sebuah pisau di tangan nya. Mata permata nya di penuhi dengan kebencian , amarah dan niat membunuh

"Maka dari itu.... Mati lah!! "






Izekiel berlari mencari kemana Zenith pergi. Izekiel terus berlari hingga dia mendengar suara teriakan

"Aaakghhh"

"Zenith" batin izekiel

Izekiel sudah bersama Zenith sejak lama tentunya dia langsung mengetahui itu adalah suara milik Zenith dengan tergesa-gesa izekiel berlari menuju ke arah suara itu

Saat sampai di tempat. Betapa terkejutnya izekiel saat melihat Zenith yang tengah berlumuran darah

di situ athanasia berdiri di dekat Zenith yang tidak sadar kan diri. Athanasia berdiri dengan tubuh bergetar

Mata nya bertemu dengan mata kuning milik izekiel

"bu-bukan a.. a-aku yang mela-"

"Zenith" teriak izekiel

Tanpa peduli dengan perkataan athanasia. Izekiel langsung berlari sambil mendorong athanasia menjauh dari Zenith

"Zenith!! Zenith!!! "Teriak izekiel sambil memeluk Zenith yang tengah berlumuran darah

"Siapapun tolong!! Ada seorang iblis di sini! Iblis itu telah melukai sang  tuan putri " teriak izekiel

Izekiel menatap dingin ke arah athanasia. Tatapan yang dingin dan menusuk yang membuat athanasia ketakutan

Entah sejak sosok izekiel Alphues yang di kenal sangat lembut dan perhatian bisa berubah dalam sekejam


"Zenith!!!! "

(M/n) berlari ke arah putri nya. (M/n) Langsung memeluk Zenith dengan air mata yang membasahi pipinya

Claude menatap tajam pada athanasia

"A-ayah aku.. bukan aku yang melakukannya i-itu... " Isak athanasia sambil bergetar dengan tatapan tajam dari Claude

"PENGAWAL KURUNG PENJAHAT INI DI RUANG BAWAH TANAH!!" TERIAK CLAUDE MURKA

"Ay-ayah aku tidak melakukan itu!!! " Teriak athanasia saat 5 orang pengawal menahannya lalu menyeretnya

.
.
.

" Maaf kan ayah gagal menjadi ayah yang baik untuk mu "


Anastacius de Alger obelia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang