sadar

469 56 0
                                    

9 hari telah berlalu tatapi anastacius masih tatap tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dirinya akan bangun

" Kapan kau akan bangun ? " Gumam Roger memegang rambut berwarna kuning milik anastacius

Tubuh anastacius mulai kekurangan banyak berat badan. Mungkin karena dirinya belum juga sadar kan diri

Di tempat lain terdapat seorang pria remaja yang tertidur di bangku seorang wanita

" Huh ? Dimana ini" gumam (m/n)

" Sudah bangun putra kecil ku "

(m/n) Melihat wajah wanita yang tidak asing baginya dengan mata berkaca-kaca

" i-ibu.... " Lirih (m/n)

" Benar. Bagaimana kabar mu sayang"

(m/n) Mulai menangis. Bangkit dari pangkuan ibunya dan langsung memeluk ibu yang sangat (m/n) rindukan

" Eh.... kenapa putra kecil ibu menangis" suara lembut sang ibu (m/n) yang sangat dia rindukan

(M/n) Sudah kehilangan ibunya saat umur baru mencapai 10 tahun.

" Ibu jangan tinggalkan (m/n) lagi " Isak (m/n)

Dapat (m/n) merasakan tangan ibunya yang mengelus rambut dengan penuh kasih sayang.

" Mengapa putra ibu yang kuat ini menangis? Ibu ingat putra ibu tindakan akan menangis meski terjatuh dari pohon berulang kali"

(M/n) Seketika terdiam saat ibunya membongkar aib miliknya

1. di umur 5 tahun (m/n) sudah memanjat pohon besar yang tinggi dan berakhir dengan jatuh

2. di umur 7 tahun (m/n) sudah memalak kakak kelasnya

3. umur 8 tahun (m/n) melemparkan petasan didepan rumah seseorang yang sedang tertidur yang

4. Umur 8 tahun (m/n) sudah memecahkan jendela kaca sekolah

5. Umur 9 tahun (m/n) mengganggu adik kelasnya hingga ibunya harus datang ke sekolah mengurus berbuat nya

Itu juga baru berbagai masalah yang (m/n) lakukan saat masih SD belum lagi SMP dan SMA. Memang benar-benar sang pembuat onar

" Jangan ingatkan itu ibu " rengek (m/n) merasa malu

Padahal dia juga masih melakukan tingkah gila nya pada Claude , Lucas , Felix dan Roger

(M/n) bersandar di bahu ibunya dengan manja. Tanpa mengingat bahwa dirinya telah menjadi seorang ayah

" Anak ibu masih gampang ngambek rupanya. Padahal dia sudah menjadi seorang ayah" kekeh ibu (m/n) membuat (m/n) semangkin malu

" Seperti waktu ibu sudah habis "

" Apa maksud ibu " tanya (m/n) melihat ibunya yang berdiri dan mulai berjalan pergi

(M/n) Berdiri dan segera berlari menuju ibunya yang perlahan mulai menghilang dari pandangan

" Ibu !!!!!! " Teriak (m/n)




" Ibu !!!!!! " Teriak (m/n)

Roger tersentak melihat anastacius yang bangun dengan wajah pucat jangan lupakan air mata yang turun dari matanya

" Yang mulai syukurlah anda sudah sadar " Roger melihat anastacius yang mangsi terengah-engah dengan keringat yang berjatuhan

(M/n) Memegang tenggorokannya yang terasa kering. Roger yang peka langsung memberikan air pada anastacius

" Yang mulia minum lah dulu" ucap Roger memberikan segelas air pada anastacius

(M/n) Langsung meminum air dengan tuntas dan rasa sakit yabg berdasarkan di tenggorokan (m/n) terasa mulai berkurang

" Dimana ini ? " Gumam (m/n) melihat kiri dan kanan. Pandangan (m/n) saat ini masih agak kabus

" Anda berada di kediaman Alphues "

(M/n) Baru menyadari bahwa dia berada di kediaman Aplhues dan ini adalah kamar yang sering (m/n) gunakan saat menginap beberapa hari di kediaman Roger untuk menghindari pekerjaan nya yang dulu sebagai putra mahkota

" Roger bagaimana aku bisa berada di sini " tanya (m/n)

" Nanti akan saya jelaskan bukankah sebaiknya anda beristirahat"

(M/n) Mengangguk sebagai jawaban

" Aku butuh air lagi "

" Tunggu sebentar. Pelayan ambil air " teriak Roger memanggil pelayan

Bersambung—

Anastacius de Alger obelia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang