ARKANZA || 01

1.4K 83 1
                                    

Selamat datang di cerita Arkanza,
si kembar fraternal 💙

.
.
.

Angin malam berhembus pelan, menusuk kulit
seorang anak berusia lima belas tahun yang tengah
sibuk mencari kembaran fraternal nya di tengah-tengah
keramaian orang yang ingin menonton balapan motor.

Anak laki-laki itu menyelinap, memaksakan
tubuh kurusnya memasuki kerumunan yang ada
tidak lupa bergumam kata maaf pada orang-orang yang dia
senggol.

"Maaf, maaf, Arkan gak sengaja. maaf" ucap
Arkana Kenzie terus melangkah seraya berharap
kalau dia bisa cepat-cepat menemukan saudara kembar
nya agar mereka tidak kena marah oleh paman mereka saat
tiba di rumah nanti.

"Kanza, kamu dimana si?" gumam
Arkan menelisik sekitar. saking sibuknya
mencari sang kembaran sekaligus adiknya, anak
laki-laki itu sampai tidak memperhatikan sekitarnya
hingga tubuh kurus serta pendek nya itu terjatuh begitu
bersenggolan dengan tubuh seseorang yang jauh lebih besar
ketimbang dirinya.

Bruk

"Awss" Arkan meringis, merasakan lutut
mulusnya bergesekan dengan aspal sampai
lututnya berdarah mengingat celana yang sedang
dia gunakan saat ini pendek.

"Sorry gue gak sengaja" sesal remaja berusia
sekitar tujuh belas tahun yang memiliki tinggi 180 cm,
hendak mengulurkan tangannya. namun belum sempat
melakukan itu, seseorang sudah lebih dulu datang dengan
heboh nya sehingga ia tak jadi menolong Arkan.

"Arkan!! Arkan, lo gapapa?!" heboh Arlano
Kanza, kembaran Arkan. Kanza mengalihkan
pandangannya dari sang kembaran, menatap tajam
remaja yang begitu tinggi ketimbang dirinya.

Kanza menggulung lengan nya ke
atas, menunjuk penuh kekesalan. "wah lo! lo
kan orang yang udah ngelukain kembaran gue! ngaku
lo, sialan!" amuk Kanza berjinjit guna menyamakan tinggi
nya dengan orang itu meskipun dengan berjinjit tinggi nya
masih belum cukup untuk menyaingi orang itu.

Remaja yang ada dihadapan Kanza
mengernyit heran dan tak habis pikir. kenapa
bocah pendek ini malah nyolot padanya? bukankah
tadi dia sudah bilang tidak sengaja pada Arkan? lagipula
tadi dia juga sudah minta maaf dan hendak menolongnya
juga.

"Ehh, sabar Kanza! sabar! Arkan gapapa
ko. lagian dia gak sengaja dan dia juga udah minta
maaf tadi" Arkan berdiri, menarik tangan Kanza agar
mundur.

"Terus lo maafin?" sinis Kanza.

Arkan mengangguk, mengundang tatapan
julid dari Kanza. "ngapain lo maafin?! dia udah
bikin lo luka, Arkan! pokoknya dia harus tanggung--"
Kanza menggantungkan ucapannya, melihat remaja itu
memberikan beberapa lembar uang kertas berwarna merah
pada nya. mungkin sekitar lima ratus ribu?

Kanza dan Arkan saling beradu pandang
dengan mulut yang sedikit terbuka. "ambil aja,
buat bawa dia ke rumah sakit. anggap aja sebagai
rasa bersalah gue karena udah bikin kembaran lo luka"
ucap remaja itu datar.

Kanza mengucek kedua matanya, "beneran
duit nih? gue gak salah liat kan?" gumam Kanza
yang dapat di dengar oleh Arkan dan orang itu.

"Hm." sahut orang itu.

Kanza berdeham singkat. "ekhm! lo pikir dengan
uang bisa menyelesaikan masalah? cih, emang bisa si.
yaudah, uang nya gue ambil! thanks!" tanpa ragu tangan
Kanza bergerak cepat mengambil alih semua uang itu.

TWINS || ARKANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang