PKKMB sudah usai. Kegiatan yang berlangsung tiga hari itu dipenuhi dengan kegiatan pengenalan universitas dan fakultas di hari pertama, pengenalan jurusan di hari kedua, dan bazaar UKM di hari ketiga.
Daniela menikmati hari ketiga PKKMB-nya dengan berjalan-jalan di area pameran booth UKM dan berbagai organisasi mahasiswa bersama Alika, teman se-offering yang akhirnya menjadi teman dekatnya. Ia terkesima setelah melihat penampilan berbagai UKM di gedung Graha Cakrawala sebelum akhirnya menyisir untuk memilih UKM mana yang akan ia masuki.
Dalam waktu setengah jam, Daniela dan Alika sudah membawa setumpuk brosur organisasi di tas tangan mereka dan beberapa snack di tangan.
"Duduk di koridor gedung D8 aja yuk," ajak Alika. Daniela pun mengikuti temannya mencari tempat kosong untuk duduk dan menikmati snack. Acara bebas siang itu membuat koridor FEB sangat ramai. Bahkan lapangannya pun penuh karena ada beberapa booth organisasi jurusan atau fakultas.
Saat mereka berdua sudah duduk di salah satu ujung koridor, tiba-tiba suasana yang ramai berubah menjadi bisik-bisik mahasiswa baru di sekitar mereka. Daniela yang heran menengok sekitar untuk mencari tahu apa yang terjadi.
"Eh, ada Mas Mikael, ada Mas Mikael," bisik Alika heboh sambil menunjuk ke sang pusat perhatian. Mikael bersama beberapa orang BEM lewat dan berjalan menuju ke arahnya. Daniela membuang muka dan berdoa di dalam hati supaya mereka benar-benar hanya lewat lalu keluar melalui pintu di dekat Daniela dan tidak menghiraukannya.
Tapi sayangnya doa Daniela tidak terkabul. Dengan santainya, Mikael mengambil ayam popcorn di tangan Daniela dan memakan beberapa potong. Daniela hanya melongo. Rencananya untuk stay low sejak menyadari betapa tenar kakaknya pun gagal.
"Kamu beli lagi ya, Dek. Aku laper gak sempet makan," ujar Mikael enteng dan berlalu dengan ayam popcorn Daniela di tangannya.
Dalam sekejap seluruh mata menatap Daniela dengan pandangan antara bertanya atau menghakimi. Tak terkecuali Alika. Daniela bergegas menarik tangan Alika untuk berdiri dan kabur dari koridor yang akhirnya kembali ramai itu.
***
"Ha? Masmu?" Daniela menutup bibir Alika yang reflek berteriak saat Daniela menceritakan padanya bahwa Mikael adalah kakaknya.
"Jangan berisik. Jangan rese juga. Kalo tahu Mas Mika se-famous itu gak bakal aku mau satu kampus apalagi satu fakultas sama dia," gerutu Daniela. Kini ia hanya bisa mengisi perutnya dengan tiga potong dimsum setelah ayamnya berpindah tangan. Mau makan makanan berat di kantin pun tak sanggup melihat padatnya kantin FEB.
"Jadi yang kamu bilang kamu satu kost sama masmu itu ya sama Mas Mikael?" telisik Alika sembari sesekali meniup jasukenya yang masih berasap.
"Ya sapa lagi. Masku cuma satu."
"Ih, seneng, ya satu kost sama orang ganteng."
"Ya kamu lihat gantengnya doang. Aku udah eneg lihat dari dia versi bangun tidur sampe versi gak mandi."
"Kapan-kapan aku ke kostmu, ya."
"Kalo kamu udah biasa aja lihat Mas Mika baru boleh ke kostku," vonis Daniela.
Dasar Mikael. Hidup tenang Daniela di kampus hanya menjadi impian saja.
Benar saja. Dalam waktu beberapa jam, gosip mengenai mahasiswa baru akuntansi merupakan adik dari sang anggota BEM FEB yang terkenal karena ketampanannya itu sudah tersebar di seluruh penjuru fakultas. Bahkan mungkin sudah menghinggapi fakultas lain. Saat Daniela pulang setelah penutupan PKKMB, tidak terhitung berapa orang yang tiba-tiba menyapanya, berbisik saat ia lewat, atau ada yang terang-terangan meminta nomor hp Mikael. Tentu saja ditolak dengan (berusaha) sopan oleh Daniela.
Sesampai di kost, Daniela langsung menuju kamar nomor 5 dan menggedor pintu kamar Mikael.
"Mas Mikaaa!!! Tanggung jawab!!!" teriak Daniela yang tentu saja bisa didengar semua penghuni kost.
Chris yang ada di kamar sebelah keluar dari kamarnya dengan kaos tanpa lengan dan celana hitam yang ia kenakan saat PKKMP hari itu. "Mas Mika belum pulang deh kayaknya, Dan. Kenapa heboh banget?"
"Orang sinting. Lagi diliatin banyak orang eh dengan enaknya manggil aku adek dan ngambil makananku. Udah bikin aku kelaperan ditambah dikejar-kejar fansnya," Daniela bersungut sambil berjalan kembali ke kamarnya.
Chris pun tertawa terbahak-bahak, "Iya aku denger tadi. Pada ngomongin adiknya Mas Mika. Aku ikut ketawa aja. Nanti kalo aku ngaku satu kost sama kalian bisa diserang juga."
"Solidaritas dong, Chris. Masa tega kamu membiarkanku menderita sendirian?"
"Tega," sahut Chris lalu menjulurkan lidahnya. Chris tidak mengambil waktu lama untuk kembali ke kamar dan menutup pintunya saat dia lihat Daniela sudah bersiap melempar sandalnya.
***
Malam itu ruang santai Kost Biru dipenuhi gelak tawa saat Daniela menceritakan kekesalannya. Mereka berkumpul dan makan nasi goreng bersama setelah para kakak tingkat yang menjadi panitia sudah pulang, ditambah Rafa, si penghuni kamar nomor 6, sudah bergabung dengan mereka setelah sampai di kost sore tadi.
"Siap-siap jadi tumbal aja lah, Dan," celetuk Rafa.
"Gak mau. Ini kampus lain masih ada yang buka mandiri gak sih? Mau pindah kampus aja rasanya," gusar satu-satunya perempuan di ruang itu.
"Heh! Inget itu UKT sama uang masuk udah dibayar sama Ayah. Gak usah ngide!" sergah Mikael yang berujung Daniela menjepit kepalanya di ketiak sambil memukulinya.
"Kamu tuh gak usah ngide aneh-aneh!"
Dan mereka semua pun tergelak lagi melihat kelakukan kayak adik itu.
"Jadi kapan mau ke Batu, Mas?" Kali ini Zefran menagih janji Nando dan Arjuna tempo hari.
"Minggu ini? Minggu depan? Kalian kapan senggangnya?" tanya Nando ke Mikael dan Hugo.
"Aku aman sih mau minggu ini atau minggu depan. Mas Mika gimana?" Hugo melempar pertanyaan ke Mikael.
"Minggu depan aja ya. MInggu ini BEM masih ada eval. Minggu depan hari Jum'at. Sabtunya aku manggung," jawab Mikael sambil melihat kalender di ponselnya.
"Bener-bener ya masku ini. Kayak Bang Toyib gak pernah pulang. Ngapain aku mau aja disuruh Bunda nge-kost bareng kamu kalo ditinggal mulu," Daniela bersungut.
"Kan ada Aa' Nando, Cantik." Daniela tidak perlu membalas karena satu bungkus krupuk yang masih utuh dilempar oleh Mikael dan tepat mengenai dahi Nando. "Aww! Jangan jahat-jahat ke calon adek ipar lah, Mas."
"Terusin ae. Habis gini pisau yang tak lempar!"
Nando terkekeh sambil menyatukan kedua tangannya dan menunduk ke Mikael, "Ampun, Ndoro!"
"Ada kita-kita, Dan. Kalo butuh apa-apa bilang aja. Selain Nando lainnya masih waras kok," ujar Rafa sambil menepuk bahu Daniela.
Daniela tersenyum. Di rumah ia menjadi anak bungsu ibu dan ayahnya dengan satu kakak laki-laki yang selalu menyayanginya. Di sini, Daniela punya lima kakak laki-laki dan dua teman yang sudah terasa seperti keluarga bahkan belum genap seminggu mereka bersama. Ya termasuk Nando yang sering mengeluarkan celetukan konyol tapi selalu baik kepadanya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/379178522-288-k176852.jpg)
YOU ARE READING
Kost Biru
FanfictionCerita delapan orang yang tinggal di bangunan kost yang sama. Daniella, Mikael, Rafa, Hugo, Arjuna, Nando, Chris, dan Zefran. Bagaimana cerita mereka sebagai mahasiswa perantauan? Jeno ft NCT Dream x original character Alternate universe story by...