Daniela keluar dari kamarnya dan beranjak menuju ke dapur. Udara terasa panas. Padahal ini bukan Surabaya. Ia, yang dengan percaya dirinya merasa tidak perlu kulkas di kamar, ingin mengambil air dingin yang sudah ia simpan di kulkas umum di dapur sejak siang tadi. Yang tidak ia duga adalah ramainya suara di lantai dua.
Ini memang hari Jum'at. Keesokan harinya sudah akhir pekan yang berarti tidak ada perkuliahan. Tapi biasanya para penghuni Kost Biru sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang menghabiskan waktu di luar kost, ada yang asyik menghabiskan waktu di depan komputer, ada yang tidur dari sore hingga pagi, dan tentu saja ada yang sibuk dengan kegiatan organisasi kampus.
Beberapa Jum'at yang lalu Daniela menghabiskan waktu dengan pulang ke Surabaya sejak pulang kuliah jam 3 sore, atau berjalan-jalan dengan Alika, atau di lain waktu ada rapat panitia NACO. Kali ini tidak ada jadwal apapun itulah kenapa dia berencana menghabiskan waktu sendiri di kamar.
"Dan." Daniela mendengar suara seseorang memanggilnya. Gadis itu menoleh ke arah asal suara di tangga. Rafa melongok dari celah celah tangga ke arah dapur.
"Kenapa, Mas?"
"Gak ngapa-ngapain kan? Ayok ikut rame-rame di atas. Pada mau nonton bareng," ajak Rafa.
"Ikut semua, Mas? Boleh boleh. Bentar habis ini aku ke atas," pekik Daniela riang. Jum'at malamnya tidak akan membosankan.
Dalam waktu kurang dari lima menit, Daniela sudah duduk di dekat tembok ruang santai sambil mendekap boneka burung hantu putihnya yang ia bawa dari kamar. Di sebelah kirinya ada Arjuna yang duduk di atas sofa bean bag lalu Chris yang bersila di karpet, Rafa yang juga menempati sofa bean bag dan Zefran yang duduk lesehan sambil merentangkan kakinya di depan mereka. Hugo dan Nando masih berkutat memilih film di layar tv 43 inch di depan mereka. Hingga akhirnya pilihan mereka jatuh ke film Harry Potter seri terakhir.
Nando mundur dan merebahkan badannya di depan Zefran, memastikan dirinya tidak menutupi pandangan Zefran ke tv. Hugo duduk bersandar ke tembok di sebelah kanan Daniela.
"Asik Harry Potter!" Mata Daniela bersinar. Dia tidak menyangka acara nonton bareng kali ini akan memutar film kesukaannya.
"Masih aja suka Harry Potter?" tanya Hugo.
Daniela mengangguk semangat, "Iya, dong. My forever role model Hermione Granger."
Pada saat logo Warner Bros muncul, Mikael datang dan duduk di seberang Daniela.
"Rapat lagi, Mas?" tanya gadis itu. Pandangannya tetap ke layar di ujung ruangan tapi semua tahu Daniela bertanya kepada kakak kandungnya itu.
"Oh, eh. Iya," jawab Mikael seadanya. Hugo dan Arjuna yang menangkap sedikit kepanikan di suara Mikael melempar pandangan tidak setuju. Mikael hanya membuat isyarat menutup mulut dengan tangannya. Kedua laki-laki yang lebih muda itu pun tidak berkomentar apapun.
"Ha? Itu siapa? Kok jelek boncel gitu? Itu ngapain?" Berkali-kali pertanyaan keluar dari mulut Zefran yang berakhir timpukan bantal dari yang lain karena dia terlalu berisik.
"Udah. Nonton aja!" hardik Nando sambil menjejalkan keripik jagung ke mulut Zefran.
Film sudah berputar lebih dari satu jam. Daniela terisak dalam diam saat melihat adegan Harry Potter melihat ingatan Professor Snape. Ini sudah keseratus kalinya Daniela melihatnya tetapi tetap saja ia terisak. Arjuna di sebelahnya menepuk ringan bahu Daniela dan memeluknya mendekat. Daniela menyembunyikan mukanya di pinggang Arjuna. Malu jika orang lain melihatnya cengeng seperti itu hanya karena film. Untung saja dia bisa menahan suara dan kaos Arjuna membantunya menyembunyikan isak tangis menyedihkan itu.
Arjuna melirik sekilas ke arah Mikael. Dia tidak berpikir aneh-aneh, tapi tetap saja dia harus jaga-jaga jika tiba-tiba mendapat amukan. Aman. Mikael fokus melihat layar tv di depan.
YOU ARE READING
Kost Biru
FanfictionCerita delapan orang yang tinggal di bangunan kost yang sama. Daniella, Mikael, Rafa, Hugo, Arjuna, Nando, Chris, dan Zefran. Bagaimana cerita mereka sebagai mahasiswa perantauan? Jeno ft NCT Dream x original character Alternate universe story by...