Chapter 2 - PKKMB

17 5 0
                                    

Pagi itu Daniela berhasil bangun pagi sendiri tanpa bunda atau kakaknya yang berusaha keras membangunkan. Bermodalkan alarm setiap 5 menit sejak pukul 4.30 pagi, Daniela bisa menyelesaikan persiapan hari pertama PKKMB atau Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru atau ospek.

Pukul enam lebih lima belas menit, Daniela melangkah keluar kos bersama Zefran dan Chris, mahasiswa management yang menempati kamar nomor 4. Mikael, Hugo, dan Arjuna sudah terlebih dahulu berangkat ke kampus karena mereka adalah panitia. Khusus untuk Mikael sejak masih gelap tadi dia sudah berada di kampus setelah malam sebelumnya pulang sangat larut. Sebagai ketua PKKMB tingkat fakultas, dia bertanggung jawab atas jalannya seluruh proses ospek di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

"Mas-mas semua udah berangkat, ya?" tanya Chris sambil mengenakan jas almamaternya sambil berjalan.

"Iya. Tinggal Mas Nando masih ngorok kayaknya. Semalem aku denger dia masuk kost jam dua belasan," jawab Zerfan.

"Jam dua belas belum tidur, Zef?" tanya Daniela.

"Hehe, keasyikan ngegame. Gara-gara Mas Nando itu dateng aku baru sadar kalo udah tengah malem. Untung gak kesiangan," ujarnya sambil terkekeh malu.

Mereka bertiga berjalan melewati gang kecil dan pintu kecil yang menghubungkan kampus dengan area kost mahasiswa agar lebih cepat sampai. Kost mereka berada dekat dengan gedung FEB tetapi jauh dari gerbang utama kampus. Tidak mungkin harus masuk melalui gerbang utama tanpa kendaraan kecuali siap berolahraga jalan jauh.

"Ayo, ayo. Mana semangatnya? Jangan lupa atributnya dipakai!" Mulai terdengar teriakan senior-senior FEB saat gedung fakultas itu tampak. Daniela, Zefran, dan Chris memeriksa baju mereka sekali lagi, yaitu kemeja putih dan bawahan hitam dengan jas almamater, memastikan tidak ada yang terlewat lalu memasang kartu pengenal di dada bertuliskan nama dan program studi yang diambil, warna biru untuk Daniela dan Zefran serta warna kuning untuk Chris.

"Aku ke barisan manajemen, ya. Sampai ketemu lagi di kost," ujar Christ memisahkan diri dari mereka berdua. Daniela dan Zefran melambaikan tangan pada temannya lalu mencari barisan offering masing-masing.

"Dan, aku duluan, ya," kata Zefran saat dia lebih dahulu menemukan barisannya. Daniela hanya mengangguk dan melanjutkan pencariannya.

Hingga ia melihat Arjuna di barisan hampir paling ujung berdiri di bawah banner bertuliskan Akuntansi - OO. Itu dia offering Daniela, offering OO.

"Mas Juna pendamping offering OO?" tanyanya saat sampai di hadapan lelaki itu.

"Iya. Ini kelasmu?" Arjuna balas bertanya. Daniela mengangguk semangat, merasa lega setidaknya ada orang yang sudah ia kenal di sana. "Kumpul sama yang lain sana. Sebagian besar udah dateng, kok," lanjutnya.

Daniela menghampiri beberapa mahasiswa-mahasiswi yang berkumpul di barisan itu. Dari percakapan itu, Daniela mendapati bahwa banyak mahasiswa dari luar kota, sama seperti dirinya. Ada Bagas dari Lumajang, Shofi dari Bondowoso, Alika dari Pacitan, Randita dari Surabaya sepertinya, Revando dari Kediri, Adit dari Malang, dan masih banyak lagi.

Perlahan lapangan FEB semakin penuh. Pukul setengah tujuh tepat, mereka diinstruksikan untuk berbaris dan para pendamping mengabsen satu per satu sambil komisi disiplin memeriksa barang bawaan mereka, memastikan para mahasiswa baru membawa bawaan yang diwajibkan dan tidak membawa barang yang dilarang.

"Kalau sudah semua, tas dititipkan ke pendamping ya. Cukup bawa barang berharga dan buku catatan. Kita ke Graha Cakrawala untuk pembukaan PKKMB bersama fakultas lain," seru salah seorang panitia dari pengeras suara. Daniela menyelipkan ponselnya di saku jas almamater dan membawa buku catatan serta bolpoin di tangannya, menyerahkan tas abu-abunya ke Cintya, kakak pendamping offeringnya bersama Arjuna.

Kost BiruWhere stories live. Discover now