Satu tahun lalu Daniela tidak akan menyangka dunia perkuliahan akan selelah ini. Waktunya habis untuk tugas, persiapan presentasi kelompok, tugas, kuis, tugas, UKM, dan tugas. Apalagi setelah ia resmi diterima sebagai anggota himpunan jurusan.
Untuk kesekian kalinya dalam minggu itu, Daniela masih terjaga hingga larut malam. Dia berkutat dengan berlembar-lembar kertas yang berisi tugasnya yang masih saja belum selesai. Jarum jam menunjukkan pukul 11.38 malam. Kurang dari setengah jam menuju pergantian hari tapi tugasnya belum juga selesai.
Daniela tahu ia membuat pilihan yang kurang bagus dengan aktif di UKM dan organisasi mahasiswa di waktu yang sama. Bagaimana tugasnya bisa cepat selesai kalau ia baru mengerjakannya jam sepuluh tadi. Dia harus rapat himpunan yang dilanjutkan dengan latihan dance. Dalam bulan ini ia ikut tim dance UKM nya untuk mengikuti kompetisi yang diselenggarakan sebuah perusahaan telekomunikasi.
Kopi susu di meja Daniela sudah hampir habis. Sepertinya ia harus membuat segelas lagi jika ingin bertahan hingga tugasnya selesai. Namun, belum sampai ia beranjak dari kursinya, Daniela mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Daniela meraih gelas kopinya dan berniat membukakan pintu untuk siapapun di luar sana sekalian membuat kopi susu keduanya.
"Mas Arjuna?" pekik Daniela terkejut melihat Arjuna di depan pintu kamarnya.
"Refreshing dulu?" tawar lelaki itu sambil mengangkat mug berisi kopi susu panas.
Daniela tertawa. "Tahu aja aku butuh refill kopi." Daniela hendak meraih mug yang ada di tangan Arjuna tapi lelaki itu menarik tangannya seakan tidak mau memberikan kopi yang tadi ditawarkan. Daniela melempar pandangan bertanya.
"Ke atas? Sambil cari angin."
Daniela memandang kertas-kertas berserakan di mejanya seakan berpikir apa jadinya kalau ia meninggalkan tugas-tugasnya itu sejenak.
"Bentar aja. Kalo kamu di kamar terus dan sumpek juga tugas gak bakal lebih cepet selese," lanjut Arjuna seakan bisa membaca pikiran Daniela.
Daniela menghela nafas, menyerah akan ajakan Arjuna. "Ayo deh. Tapi jangan lama-lama."
Danie menutup pintu kamarnya lalu mengenakan sandalnya sebelum meletakkan gelas kosongnya di dapur dan beranjak ke lantai dua. Malam sudah sangat larut. Tidak ada yang di luar kamar selain mereka berdua. Tak heran. Sudah hampir lewat tengah malam, sebagian besar warga Kost Biru pasti sudah terlelap.
"Mar Arjuna kok belum tidur?" tanya Daniela sambil menyesap kopi susunya. Panasnya minuman itu mengimbangi angin Kota Malang yang bertiup lembut menerpa wajah mereka. Daniela dan Arjuna memilih menyandarkan tubuh mereka di tembok jemuran yang hanya dibatasi beberapa besi teralis berjarak cukup renggang dan tanaman-tanaman dalam pot yang ditanam oleh Bu Sila dan dirawat oleh Rafa.
"Baru beres ngerjain tugas. Terus mau tidur inget kamu tadi bilang mau ngerjain tugas juga. Ya udah gambling aja," jawab Arjuna.
Malam tadi memang Daniela pulang dari gedung UKM bersama Arjuna. Saat itu lah Daniela mengeluh bahwa meski capek tetapi harus langsung mengerjakan tugas. Mereka tidak latihan dance bersama tentu saja. Arjuna bukan anggota tim dance. Tapi Daniela pun tidak tahu tiba-tiba Arjuna sudah ada di sekretariat UKM. Katanya ada urusan dengan anak-anak band. Meski Daniela tidak melihat ada anak band UKM di sana.
Daniela tidak menanggapi Arjuna. Ia terdiam dan menutup matanya, merasakan semilir angin yang membelai lembut wajahnya. Bukan keheningan yang canggung. Entah kenapa saat bersama Arjuna Daniela menikmati suasana yang hening itu. Bukannya Daniela tidak suka mengobrol dengan Arjuna. Tapi diamnya Arjuna pun cukup membuatnya nyaman.
YOU ARE READING
Kost Biru
FanfictionCerita delapan orang yang tinggal di bangunan kost yang sama. Daniella, Mikael, Rafa, Hugo, Arjuna, Nando, Chris, dan Zefran. Bagaimana cerita mereka sebagai mahasiswa perantauan? Jeno ft NCT Dream x original character Alternate universe story by...