Chapter 7 - National Accounting Competition

13 4 0
                                    

"Dek, sarapan dulu!" teriak Mikael dari dapur saat Daniela terburu-buru mengunci pintu kamarnya. Waktu kumpul panitia jam setengah tujuh pagi, jadi ia hanya punya waktu tujuh menit untuk berjalan ke gedung fakultasnya. Pasti telat, batinnya.

"Telat, Mas! Anterin aku aja, please!" Daniela balas berteriak.

"Makan dulu ini di jalan. Bareng aku berangkatnya. Ketua PDD masih di sini, kamunya panik," Arjuna muncul di depan Daniela sambil menjejalkan sepotong roti berisi keju dan telur. Daniela melempar pandangan bersyukur lalu meraih sisa potongan roti di tangan Arjuna.

"Makasih banyak, Mas. Penyelamatku," kata Daniela.

"Dih! Rare moment aku buatin sarapan weekend gini, yang disebut penyelamat Arjuna doang," sindir Mikael dengan suara yang tentu saja keras agar Daniela mendengarnya.

"I LOVE YOU, MAS MIKA!" Daniela balas berteriak lalu membuka pintu pagar supaya Arjuna bisa mengeluarkan motornya. Saat mereka sudah di luar dan memastikan pagar tertutup rapat Daniela pun melompat ke belakang kakak tingkatnya itu.

Tepat pukul setengah tujuh, Arjuna dan Daniela masuk ke ruangan yang sudah dijadikan ruang panitia National Accounting Competition atau NACO. Mereka selamat dari hukuman yang menjadi kesepakatan panitia. Tak lama, sang ketua panitia memimpin briefing sebelum dimulainya kegiatan dua hari itu. Selain kompetisi akuntansi antara siswa SMA, akan ada seminar dan bazaar juga.

Setelah briefing dengan seluruh panitia selesai, Arjuna mengumpulkan timnya untuk briefing Sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi atau PDD, termasuk Daniela yang pada akhirnya masuk ke tim Arjuna.

"Udah D-Day kerjaan utama kita tinggal dokumentasi sama publikasi real-time. Nanti kamera yang bawa Yanuar, Agil, sama Krisna. Yanuar di aula ya, dari pembukaan sampai seminar selesai. Habis itu baru ke area bazaar dan sekitaran fakultas. Besok fokus lagi pas semifinal dan final di aula. Agil di area bazaar, outdoor, sama panitia. Krisna di area kelas-kelas buat kompetisinya.  Besok ikut fokus di semifinal dan final bareng Yanuar. Cintya pegang instagram ya. Pastikan selalu update story. Fokus di pembukaan sama seminar dulu, habis gitu baru turun. Daniela pegang twitter ya. Kamu ikut update pas pembukaan terus langsung turun aja. Cover instagram buat update kondisi kompetisi pas Cintya masih di atas, ya. Jelas semua?" jelas Arjuna kepada timnya yang disambut anggukan oleh yang lain.

Sebagian besar panitia sudah beranjak ke pos masing-masing. Ada yang di meja daftar ulang, ada yang di booth panitia di bazaar, ada yang di koridor kelas yang digunakan untuk babak penyisihan, ada yang di ruang isolasi soal, dan sisanya sudah ke arah aula untuk mempersiapkan acara pembukaan yang akan berlangsung jam delapan tepat.

Daniela memeriksa twitter dan instagram himpunan yang sudah ia sambungkan di ponselnya dan mencoba mengambil gambar secara acak untuk memeriksa kamera ponselnya, memastikan bisa maksimal saat memenuhi tugasnya memberi update di sosial media untuk acara hari ini. Daniela sudah menghabiskan waktu persiapan NACO dengan membantu Arjuna dan Agil untuk menyediakan design berbagai media, dari baliho yang dipasang di pintu gerbang kampus hingga kupon makan yang akan dibagikan ke peserta kompetisi. Tidak sia-sia dia mengambil ekstrakulikuler design multimedia saat SMA.

"Ke atas?" Daniela menoleh. Arjuna menjajarinya berjalan ke arah lift FEB. Daniela pun mengangguk. "Mas Juna ke atas juga? Kalau udah acara gini tugas Mas Arjuna sebagai kasie apa dong? Cuma briefing tadi aja?"

"Enak aja," tegur Arjuna sambil menjentikkan jarinya ke dahi Daniela, menghasilkan aduh kecil dari gadis itu. "Ini aku bawa kamera juga. Aku cover yang kira-kira nanti gak ke cover anak-anak. Sambil cek dekorasi sama media-media yang udah di pasang. Takutnya ada yang perlu dibenerin."

Kost BiruWhere stories live. Discover now