Chapter 10 - Futsal

16 4 0
                                    

Mikael memasukkan lagi ponsel ke tas kecil yang menggantung di dadanya setelah mengabari Clarissa bahwa ia sudah ada di depan rumah gadis itu. Tak lama Clarissa keluar dengan celana boyfriend jeans dan kardigan biru yang tidak terlalu panjang.

"Udah lama?" tanya gadis itu setelah menutup pintu pagar dan meraih helm yang terulur dari tangan Mikael.

"Barusan kok." Mikael melepaskan jaketnya lalu menyerahkan ke Clarissa. "Ngide banget malem-malem gak pake jaket tebel," ujarnya sambil memasangkan jaket ke Clarissa. Gadis itu hanya menurut sambil tersenyum.

"Aku orang Malang, Mik. Udah biasa udara kayak gini aja," kilahnya sambil naik ke boncengan motor Mikael.

"Tetep aja. Udah?"

Mikael mendengar gadis di belakangnya bergumam menandakan sudah naik ke motor dan siap untuk berangkat. Tangannya melingkar ke perut Mikael dan seperti biasa meski ini bukan kali pertama, Mikael merasakan kupu-kupu berterbangan di perutnya.

***

Hanya perlu waktu lima belas menit untuk Mikael sampai di lapangan futsal yang sudah ia sewa bersama teman-temannya dari rumah Clarissa. Akhir minggu terakhir sebelum ia pulang ke Surabaya karena orang tuanya sudah mengomel karena anak pertama mereka jarang sekali pulang. Jadi Mikael berpikir untuk mengajak Clarissa menemaninya futsal bersama teman-teman kost dan mahasiswa yang tinggal satu kontrakan bersama Alfian, teman Mikael sesama pengurus BEM FEB.

Saat Mikael membuka helm dan hendak turun dari motor, iring-iringan motor dari Kost Biru juga sampai dan mereka parkir di sebelah motor Mikael. Yang tidak ia sangka, Daniela duduk di belakang Zefran. Padahal Mikael sudah memastikan berkali-kali ke Daniela apakah ia akan ikut menonton anak-anak kost untuk futsal dan adik perempuannya itu berkali-kali juga menjawab kalau dia lebih memilih untuk bersantai di kost setelah latihan dance. Itulah kenapa ia dengan percaya diri mengajak Clarissa.

Mikael berusaha menyembunyikan ekspresi kaget dan paniknya sebelum Daniela menyadari ada yang aneh.

"Eh, Mas Mika baru dateng juga. Halo, Mbak Clarissa," sapaan nyaring Hugo tentu saja menarik perhatian Daniela. Daniela yang baru saja turun dari motor Arjuna menoleh cepat ke arah Mikael yang baru ia sadari keberadaannya. Daniela melempar pandangan bertanya kepada kakaknya.

Nando yang bisa melihat ekspresi menuntut penjelasan Daniela dan sisa-sisa kepanikan di mata Mikael tertawa lepas. Arjuna dan Rafa saling memandang satu sama lain dan melihat Mikael prihatin.

"Clarissa, ini Daniela, adikku," ujar Mikael setelah berhasil memendam seluruh kegugupannya.

"Halo, Daniela. Aku temennya Mikael," sapa Clarissa sambil mengulurkan tangannya.

Daniela mendekat ke arah kakak dan teman perempuannya itu dan menjabat tangan Clarissa. "Halo, Mbak. Aku Daniela," ujarnya singkat. "Aku gak expect bakal ketemu pacarnya Mas di sini, ya," lanjutnya sambil menoleh ke arah Mikael.

Mikael menelan ludah, yakin bahwa ini akan dibahas oleh Daniela sepanjang perjalanan pulang ke Surabaya keesokan harinya. Namun belum sempat lelaki itu menjawab, Clarissa mendahuluinya, "Bukan pacar. Temen aja kok."

Daniela tidak menyahut lagi tapi tetap memandang Mikael dengan penuh penghakiman.

***

"Kayaknya tadi Daniela bilang ada latihan deh. Kok tiba-tiba ikut aja?" tanya Mikael kepada Arjuna sambil melakukan pemanasan di pinggir lapangan. Arjuna menoleh sekilas ke arah bangku-bangku yang berada tidak jauh dari lapangan futsal di mana Daniela dan Clarissa duduk bersama ditemani beberapa minuman dan makanan ringan.

"Tadi dia kan latihan sama Zefran. Zefran gak bilang apa-apa cuma pas kita mau berangkat pas mereka sampe depan kost juga. Habis gitu Daniela nya ngikut. Mas Mika juga gak bilang kalau mau ajak Mbak Clarissa," jawab Arjuna acuh.

Kost BiruWhere stories live. Discover now