Kairos benar-benar merawat Gwyn hingga gadis itu kembali ke diri nya semula. Angkuh dan suka sekali mengangkat tinggi dagu nya alias sombong.
Sejak sebulan Gwyn kehilangan dua orang yang dia sayangi itu, dia mulai kembali beraktivitas kembali dengan positif. Menyusun beberapa rencana baru termasuk rencana untuk merebut kembali Valegys Bar.
"Kairos apa kau bisa membantu ku?"
Dan juga pria itu benar-benar menjaganya dengan sangat baik sekarang. Tidak ada perkataan sinis dan menghina, hanya ada perkataan dengan nada lembut.
"Membantu apa?"
"Sebenarnya ... Tidak jadi," ucap Gwyn. Terlalu beresiko melibatkan Kairos untuk rencana kejatuhan Cilia.
"Katakan saja, Gwyn."
Gwyn memutar otak untuk menjawab ucapan Kairos yang setidaknya tak membuat pria itu curiga. "Sebenarnya aku ingin keluar," ujar Gwyn.
Kairos menghentikan tangannya yang bergerak di layar iPad. "Katakan sekali lagi," pinta Kairos dengan nada dingin.
"Aku ingin keluar,"
Tak!
"Tidak ada acara di luar, Gwyn!" tekan Kairos.
Gwyn berdecak kesal, "Kenapa?! Aku bosan di dalam mansion. Aku mau keluar untuk menyegarkan pikiran!"
"Di luar terlalu bahaya, mereka yang mencelakai kalian masih belum ketemu. Gwyn, mengertilah."
"Itu karena kau tidak becus!"
"Gwyn jangan membuat ku marah, sekarang masuk ke dalam kamar mu."
Gwyn menggeleng, "Tidak mau! Pokoknya aku akan keluar!"
"GWYN! Menurut lah atau ak―"
"Atau apa? Kau ingin mengikat ku?!"
Kairos berdecak, dia berdiri lalu meraih pinggang Gwyn. Menariknya agar duduk di pangkuan nya, "Gwyn dengarkan aku, di luar berbahaya. Aku janji setelah pelaku nya ketemu kau bebas ingin keluar kapan saja bersama ku."
"Aku mau nya sekarang!"
Rengkuhan Kairos di pinggang Gwyn mengerat, dengan suara berat khas nya Kairos berbisik. "Menurut lah Gwyn atau kau ingin ku ikat?"
"Kau brengsek!"
Kairos terkekeh geli mendengar umpatan Gwyn. Entah kenapa dirinya menyukai Gwyn yang mengumpati dirinya seperti ini. Rasanya ingin Kairos bungkam dengan mulut nya. Sial! Kairos jadi teringat dengan ciuman mereka dulu.
Tangan Kairos naik ke atas, memegang tengkuk belakang Gwyn. Kemudian memajukan wajahnya dengan pelan sambil menatap netra coklat madu milik Gwyn.
Seinci lagi bibir keduanya bersentuhan. Menyadari perbuatannya, Kairos menarik wajahnya dan melepaskan pegangannya di tengkuk Gwyn. Namun Gwyn mengalungkan tangannya ke leher Kairos. Membuat pria itu terkejut.
"Tidak untuk sekarang, kamu mengerti Gwyn?" ucap Kairos dengan nada lembut sambil mengelus pipi Gwyn yang mulai berisi.
Gwyn melepaskan kalungan tangan nya, lalu beranjak dari pangkuan Kairos. "Aku tidak mengerti!"
Kairos benar-benar di buat pusing dengan tingkah Gwyn yang mulai kekanakan menurut nya. Selalu membantah apa ucapan Kairos padahal itu untuk kebaikan Gwyn sendiri.
"Tumben Emma tidak menelepon ku?" guman Kairos. Dia membuka telepon nya, mencari kontak Emma. Dia sedikit merindukan suara wanita nya itu.
AKHH!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Pshyco
Fantasy21+ (Judul awal : Amoria To Gwyneth >> Mrs. Pshyco) *** Philipa Amoria Blaire―wanita cantik mengelola rumah pelacuran di sebuah kota J. Berdiri di pinggiran kota yang sunyi, namun itulah daya tariknya. Amoria sendiri mengelola itu sudah sejak lima t...