Emma duduk sendirian di atas brankar. Wajahnya terlihat begitu tidak enak di pandang. Kairos sudah 2 hari terakhir tak pernah lagi mengunjungi nya. Emma hanya berteman dengan kesendirian dan perawat yang kalau datang untuk mengantarkan makanan dan obat.Klek
"Kai ... A-axley?!" Nada ceria di awal karena mengira Kairos datang berubah menjadi keterkejutan luar biasa. "Apa yang kau lakukan di sini? Pergi sana!" usir Emma kepada Axley.
Pria itu terlihat agak berantakan, netra nya menatap Emma dengan nyalang. "Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan?! Di mana anak ku?!" sentak Axley. Terlihat begitu marah.
Pria itu terkekeh sinis, "Kita sudah sepakat untuk menyingkirkan Gwyn adalah bagian ku, tapi apa yang kau lakukan? Kau merusak segalanya Emma!" bentak Axley.
"Aku tidak melakukan apapun, wanita itu yang mendorong ku!" tampik Emma.
"Mendorong? Haha ... Kau pikir aku tidak tahu tabiat mu hah?!" cerca Axley. Dia menyugar rambutnya ke belakang kemudian mencekik leher Emma membuat wanita itu terkejut bukan main.
"A-ax-ley.."
"Kau pikir aku percaya dengan ucapan mu?" bisik Axley tajam. Emma menggeleng kepalanya pelan, tangannya berusaha untuk menarik tangan Axley dari lehernya.
"Le-pas ... Ax.."
Axley melepaskan cekikan nya dengan kasar. Emma langsung meraup oksigen dengan rakus nya.
"Tapi itu bagus, kalau anak itu mati aku tidak perlu bertanggung jawab bukan?" lontar Axley tiba-tiba. Pria itu tersenyum lebar, "Maaf Emma seharusnya aku tak mencekik mu. Cepatlah sembuh dan oh kita sekarang putus." sambung Axley.
Emma menggeleng ribut. Dia tidak ingin di tinggalkan sendiri. Kalau Axley memutuskan hubungan mereka maka dia hidup dengan siapa? Kairos sudah pasti mendepak nya dari kediaman Basilio.
"Axley aku mengaku salah, aku mengaku! Tapi aku benar-benar tidak ingin menggugurkan anak kita. Axley aku mohon jangan akhiri hubungan ini.." mohon Emma dengan air mata nya.
Axley berlagak tuli, memasang kembali maskernya dia keluar dari ruang inap Emma. Yang mana itu membuat Emma berteriak histeris bak orang gila.
****
Beberapa hari sebelumnya.
Marius duduk di depan komputer dengan senyum miring nya namun rasa akan kebingungan lebih kentara.
"Apa tujuan madam melakukan ini?" gumam Marius. "Apa hubungan mereka? Kenapa madam terlihat begitu membenci mereka?" tambah nya.
Marius baru saja meretas CCTV kediaman Basilio tepat nya CCTV yang di dekat tangga. Menghapus itu secara permanen atas suruhan Gwyn. Tentu saja itu karena Gwyn tak ingin ketahuan berbohong atas cerita nya.
Karena sangat terkejut melihat kenekatan Emma, Gwyn sama sekali tak mengulurkan tangan nya lagi pun dia dari awal tak ingin menolong Emma. Biarkan saja wanita itu mati.
Kau boleh meminta imbalan apapun, Marius. Datanglah ke bar malam ini.
Marius menatap layar ponsel nya sambil mengerjap. Imbalan ya? Pikir nya. Baiklah, Marius akan meminta imbalan yang cukup besar kepada madam nya itu.
Mengambil ponsel nya yang lain dari laci. Marius menelpon Kairos. Mengatakan banyak hal kepada pria itu yang lagi-lagi atas instruksi dari Gwyn. Kairos menolak untuk percaya awal nya, tapi karena video percintaan itu di kirimkan dan di lihat oleh Kairos dapat Marius dengar kalau pria itu marah.
Merasa senang karena satu rencana berhasil. Marius melakukan rencana kedua, targetnya adalah Axley. Video CCTV kejadian saat Emma menjatuhkan dirinya di tangga, Marius kirimkan menggunakan nomor anonim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Pshyco
Fantasy21+ (Judul awal : Amoria To Gwyneth >> Mrs. Pshyco) *** Philipa Amoria Blaire―wanita cantik mengelola rumah pelacuran di sebuah kota J. Berdiri di pinggiran kota yang sunyi, namun itulah daya tariknya. Amoria sendiri mengelola itu sudah sejak lima t...