33

50 14 6
                                    


Dave mulai merasa aneh dengan situasi, entah kenapa malam ini terasa lebih sunyi menurut nya. Namun Dave memilih abai, mungkin efek dia sendirian berada dalam ruangan di jam tengah malam.

"Suara Helena?" ucap Dave bingung saat mendengar teriakkan Helena yang memanggil nya. Awal nya ia abai, namun saat mendengar teriakkan yang kedua. Dave keluar, cukup terkejut melihat ternyata tuan nya juga ikut turun.

Saat melihat kondisi Helena, Dave begitu panik. Begitu juga dengan Callan, pria itu sudah tidur dengan nyenyak namun karena mendengar teriakkan Helena dia terbangun. Awal nya tak ingin bangun, tapi merasakan sesuatu dari pelukan nya menghilang. Callan segera keluar kamar.

"Apa sebenarnya yang terjadi?!" tanya Callan bingung sekaligus marah.

"Cari Gwyneth di seluruh mansion!"

"Tuan seluruh penjaga yang berjaga tertidur semua," ujar Dave. "Saya akan cek CCTV, sebaiknya tuan membawa Helena ke rumah sakit."

Callan berdecak kesal, "Biarkan dia mati! Suruh penjaga atau pelayan yang masih bisa di bangunkan. Seret wanita itu ke ruang bawah tanah!"

"Baik tuan,"

.
.
.

Gwyn yang berjalan hanya dengan kaki telanjang menarik nafas ngos-ngosan. Mungkin efek hamil dan cuaca dingin membuat nya cepat lelah. Mansion Callan memang termasuk dalam komplek perumahan elit, tapi karena sudah tengah malam keadaan nya begitu sunyi dan mencekam.

"Sebentar lagi ... Sebentar lagi..." gumam Gwyn.

Bermodal ingatan saat dia pulang dari rumah sakit, Gwyn cukup mudah untuk menemukan jalan keluar komplek.

Tubuhnya ia sandarkan ke pilar selamat datang gerbang pembuka komplek. Sebenarnya Gwyn merasa amat lelah, namun dia harus benar-benar keluar dari jangkauan Callan.

Walaupun dia tidak mengingat apapun untuk saat ini tapi Gwyn merasa memang ada yang salah dengan Callan. Sambil menggosok-gosok kedua telapak tangannya, Gwyn kembali berjalan menuju jalan raya besar. Dia akan menumpang mobil orang saja untuk ke kota lain, dia akan mengunjungi Valegys Bar. Bar yang dia ketahui melalui internet yang katanya itu adalah milik nya.

"Sekarang jam berapa? Kenapa mobil tak ingin berhenti!" sungut Gwyn. Dirinya kesal sekali, kaki nya sudah hampir mati rasa karena kedinginan. Pinggang nya juga kebas terlalu lama berdiri.

Melihat ada cahaya lampu lagi dari jauh, Gwyn segera ambil posisi, dia melambaikan tangannya mmeberi kode untuk menumpang.

Mobil pickup itu berhenti di depan Gwyn. Sang supir keluar dengan ekspresi terkejut. "Astaga neng, kenapa ini kok ada di pinggir jalan raya tengah malam?!"

"Tolong saya pak, saya ingin ke rumah sakit." pinta Gwyn berbohong. Bagaimana mungkin dia mengatakan ingin di antar ke Valegys Bar.

"Suami mu ke mana neng?"

Gwyn menggeleng dengan ekspresi sendu, supir yang mengerti apa itu merasa kasihan dengan Gwyn. Dia menyuruh Gwyn untuk masuk ke dalam mobil nya.

"Maaf atuh neng, mobil saya tidak bagus."

"Enggak masalah pak, saya senang akhirnya ada yang mau berhenti dan menolong saya.."

"Neng kalau ngantuk tidur aja, nanti pas sudah sampai saya bangunkan."

Gwyn yang memang mengantuk menurut, tidak ada salah nya untuk tidur sebentar. Lagipula, bapak-bapak yang menolong nya ini tak ada tanda-tanda berbahaya.

"Kasihan, mana masih muda." guna pak supir pickup, panggil aja Mamat.

.
.

"CCTV nya rusak, sepertinya nyonya Gwyn memang tidak hilang ingatan. Obat itu tidak berfungsi," ujar Dave.

"Apa wanita itu mati?"

Dave mengangguk. "Pelayan sudah memeriksa denyut jantungnya dan itu tidak ada, mau di berikan pada Rigala?"

"Tentu, sudah lama serigala ku tidak memakan daging manusia. Pulihkan rekaman ini, lalu lakukan pencarian untuk Gwyn, kalau perlu minta bantuan kepolisian."

Sebenarnya Dave berbohong tentang Helena. Wanita itu masih bernafas, sekarat dikit. Tetapi Dave tidak ingin Callan memfokuskan diri pada wanita itu jadi dia cukup bilang mati saja.

***

Berlalu 2 hari, Helena yang masih hidup tanpa penanganan dokter membuat nya benar-benar dalam ambang kematian. Sesekali darah keluar dari selangkangan nya. Karena posisi nya di ruang bawah tanah yang pengap, Helena terlihat begitu menjijikkan.

"Masih hidup? Hebat sekali, makan dan cepatlah mati!"

Helena menggeleng, dia ketakutan dan kesakitan di sini. "Dave tolong aku, aku takut ... Aku takut..!"

"Siapa menyuruh mu untuk membuat nyonya saya kabur dari sini?"

"Sadar diri lah, seorang pelacur yang hamil anak orang lain mana bisa bersanding dengan tuan Callan!" lanjut Dave sinis.

"Bukankah Fredrika juga pelacur? Bahkan dia lebih parah dari ku, dia menjual ku―"

"Aku tidak tertarik dengan kisah murah mu," sambar Dave. Dia membuka pintu lain dari ruang bawah tanah, itu adalah pintu yang menghubungkan antara kurungan seekor serigala. Setelah nya barulah Dave keluar tidak lupa untuk mengunci pintu ruang bawah tanah.

Karena aroma darah yang pekat, serigala itu datang dengan cepat. Membuat Helena menangis ketakutan. Dia berusaha untuk menghindari serigala itu, namun kekuatan nya tidak sebanding.

Berawal dari kaki, kemudian berlanjut sampai ke kepala. Helena di lahap oleh serigala peliharaan Callan secara hidup-hidup. Bisa di bayangkan semenderita apa Helena selama proses itu.

.
.
.

"Halo ... Ya ini Valegys Bar, ada yang saya bisa bantu?"

"A-apa?! Tunggu ... Gwyn astaga! Kamu ada di mana?!"

Marius yang menerima panggilan telepon menggunakan nomor bar di buat terkejut karena ternyata yang menelepon adalah Gwyn, wanitanya.

Tanpa mengabarkan kepada Yael dan Osias, dia langsung pergi ke alamat rumah sakit yang di sebutkan oleh Gwyn.

Dan saat bertemu secara langsung setelah lebih 3 bulan, Marius menumpahkan seluruh air matanya di hadapan Gwyn. Dan saat Gwyn melihat wajah pria yang memeluk dirinya sambil memangis, ingatan nya perlahan berontak. Gwyn akhirnya ikut menangis.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 11 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mrs. Pshyco Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang