08

218 24 3
                                    

Setelah penerbangan beberapa jam, Kairos sampai ke negara B. Tanpa istirahat, dirinya langsung meluncur dari bandara menuju rumah sakit tempat di mana Emma di rawat.

"Tuan Kairos Basilio?" tanya perawat yang kebetulan sedang ada di ruangan Emma untuk memeriksa infus.

"Ya, apa kata dokter?"

"Mari ikut saya tuan, biar dokter Treyton yang menjelaskan."  

Kairos menyempatkan diri untuk mengecup kening dan bibir Emma. Wanita hamil itu terkekeh namun dengan cepat membalas kecupan manis Kairos.

"Aku pasti baik-baik saja, Kai."

Kairos mengangguk. Dia segera keluar menyusul mu perawat itu.

"Dok, ini tuan Kairos Basilio suami nyonya Emma Antoinette."

"Silahkan duduk tuan Kairos Basilio,"

Kairos duduk di kursi, berhadapan langsung dengan dokter. "Keadaan istri anda sempat mengkhawatirkan. Kami terutama saya tidak bisa mengatakan kepada orang yang membawa istri tuan ke sini tentang apa yang terjadi karena ini adalah hal yang pribadi."

Kairos mendadak khawatir, "Apa kandungan istri saya baik-baik saja dok?"

"Untuk sekarang sudah lebih baik tapi saya sarankan tuan agar tidak berlebihan dalam berhubungan suami istri, karena itu akan berbahaya untuk bayi nya. Sebenarnya tidak masalah tapi kalau tuan terlalu sering dan kasar maka akan berefek besar pada bayi, itu bisa mengancam keguguran."

Deg

Kairos membatu, hubungan suami istri?

"Terimakasih dok, saya akan lebih hati-hati."

Kairos keluar dari ruangan dokter dengan penuh pertanyaan. Dia belum menyentuh Emma sama sekali karena dia sebulan ini ada di tanah air. Kalaupun itu karena ulah nya sebulan yang lalu, bukan kah terlalu aneh? Lagipula, Kairos tidak pernah berhubungan secara kasar dengan Emma.

"Sebenarnya apa yang terjadi selama aku pergi, Emma?" bisik Kairos yang menatap wajah damai Emma.

.
.
.

Gwyn memakan sup ayam dengan pelan. Dia menolak untuk di berikan bubur jadi meminta sup kepada perawat tapi ternyata rasanya sama saja, hambar.

"Nona kemarin malam, anda pergi ke mana? Saya sudah cek CCTV dan anda memasukkan obat tidur ke minuman saya."

Suapan Gwyn terhenti mendengar pertanyaan Osias. Namun dirinya tetap tenang tak merasa takut ataupun terintimidasi. "Ku bilang mencari angin,"

"Nona saya akan merahasiakan ini dari tuan Kairos tapi ini yang pertama sekaligus yang terakhir kali nya," ujar Osias penuh peringatan.

"Imbalan apa yang kau inginkan Osias?"

Osias kebingungan dengan pertanyaan Gwyn. "Maksud nona?"

"Kau merahasiakan ini pasti ada tujuan nya bukan? Apakah kau ingin tubuh ku, katakan saja Osias aku tidak masalah. Di dunia ini memang tidak ada yang gratis,"

Netra Osias membola, begitu terkejut dengan ucapan Gwyn. Dengan cepat dirinya menjelaskan, "Nona saya melakukan ini karena benar-benar ingin melindungi anda. Anda adalah satu-satunya harta yang berharga bagi tuan Maarten dan nyonya Sophie, kalau anda terluka maka saya sangat bersalah dengan mereka."

"Oh begitu, tapi Osias apa kamu benar-benar tidak menginginkan ku?"

Osias mengalihkan pandangannya ke arah lain, menghindari kontak mata langsung dengan Gwyn. "Saya tidak pantas nona, saya akan keluar sebentar. Nona istirahat lah,"

Gwyn menatap penuh minat punggung Osias, pria itu terlalu manis. Dirinya jadi bingung ingin bermain dengan Kairos atau Osias saja.

***

"Makan lah Emma, kamu membutuhkan nutrisi." bujuk Kairos kepada sang istri.

"Kai aku sudah kenyang!" tolak Emma dengan wajah merengut. "Lebih baik kamu saja yang makan, kamu pasti lelah kan Kai?"

"Ya aku sangat lelah, banyak kejadian yang terjadi belakangan ini." jujur Kairos.

"Naik ke sini, berbaring di samping ku." Emma bergeser dan menepuk sisi brankar nya menyuruh Kairos untuk naik.

"Baiklah,"

Kairos pun naik dan langsung berbaring menghadap Emma. Tangannya juga memeluk pinggang Emma, begitu juga dengan Emma yang langsung masuk ke dalam pelukan Kairos.

"Emma kamu ganti shampo?"

Emma mematung sejenak, "Ya, a-aku merasa bosan dengan aroma mawar jadi ku pikir aku berganti shampo saja."

"Tapi kamu tau kan aku tidak menyukai aroma lemon?"

"Maafkan aku Kai, aku lupa.."

Sebenarnya Emma tidak lupa. Kairos sangat menyukai aroma mawar dan membenci aroma lemon jadi sejak menjadi istri Kairos, Emma mulai merubah shampo dan sabun mandi nya. Tapi sejak Emma bertemu kembali dengan mantan kekasihnyaーAxley dan balikan, kalau Kairos sedang sibuk-sibuknya maka Emma akan menggunakan shampo beraroma lemon karena itu adalah kesukaan Axley.

"Tidak masalah. Lalu kata dokter, kamu terlalu lelah karena banyak aktivitas membuat baby nya kesakitan. Emma apa yang kamu lakukan selama aku pergi?"

Emma menghindari tatapan Kairos. Dia memilih untuk memeluk leher suami nya dan menyembunyikan wajahnya di sana. "Maafkan aku Kai, aku terlalu kesepian. Aku selalu menghabiskan waktu bersama Nina keluar dari rumah, maafkan aku ..." ujar Emma sambil menangis.

Kairos mengusap punggung Emma menenangkan, dia bingung harus percaya dengan siapa. Tapi yang pasti keterangan dokter tak bisa di ragukan karena dokter Treyton adalah dokter ternama di sini. Apa Emma berhubungan intim dengan orang lain tanpa sepengetahuan dirinya?

Emma yang merasa kalau Kairos tak curiga pada nya langsung tenang. "Hhmm Kai, bagaimana kabar ayah dan ibu?" tanya Emma untuk mengalihkan topik.

Seperti kembali tertarik ke dunia nyata, Kairos tersadar dari pikiran nya sendiri. "Mereka sudah tidak ada, mereka kecelakaan." jawab Kairos dengan suara serak ingin menangis.

"Bagaimana mungkin?!" ucap Emma terkejut. Sama sekali tidak menyangka kalau kedua orang tua Kairos sudah tiada.

"Kai boleh aku ke makam mereka?"

"Tentu saja, kamu boleh ke makam mereka."

Kalau Emma benar-benar selingkuh dari nya, maka Kairos akan membawa istrinya ke tanah air agar pria yang menjadi selingkuhan Emma itu tidak lagi bisa menemui sang istri. Kairos benar-benar merasa bersalah telah meninggalkan Emma, pasti dia sangat kesepian maka nya melakukan hal yang tidak sehat seperti itu.

"Jangan mengulangi nya lagi Emma, cukup sekali saja. Kita akan ke negara ku, negara kita dulu. Saat kamu sudah sembuh kita akan langsung pergi,"

Emma yang tidak mengerti apa maksud Kairos mengangguk saja. Emma sendiri memiliki sedikit dendam kepada mertuanya itu. Tapi sekarang mereka sudah tidak ada bukan? Berarti Emma bisa bebas melakukan apa saja di kediaman Basilio yang mewah itu. Ah, Emma tidak sabar untuk segera kembali ke negara nya. Dia juga akan mengabari Axley, mengabari kekasih nya itu kalau tujuan mereka yang sebenarnya sudah hampir tercapai.

"Aku tidak sabar untuk pulang, baby mari kita cepat sembuh!" ucap Emma sambil mengusap perut buncitnya.

Kairos hanya tersenyum melihat itu namun hati nya entah mengapa tidak menghangat seperti sebelumnya.

"Ini adalah cobaan Kairos, lebih perhatikan istri mu maka dia akan tetap di samping mu selamanya." batin Kairos guna menenangkan perasaan nya.

Tbc

Kalau ada nama yang salah atau typo tolong kasih tau ya, aku udah pratinjau beberapa kali gak ketemu tapi pas udah di publish malah muncul:)

Mrs. Pshyco Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang