18

262 37 18
                                    


"EMMA!"

Gwyn memutar matanya jengah mendengar teriakkan Kairos. Benar-benar drama.

"Sakit Kai! ... Sangat sakit.." tangis Emma.

Emma memang merasakan nyeri pada perutnya namun tak sesakit itu karena rencana ini sudah dia rencana sebaik mungkin. Saat jatuh pun, dia bertumpu dengan tangan nya agar perut nya tak menghantam lantai dengan bebas. Juga mengandalkan kekuatan kedua kaki nya, bisa di bilang sakit perut nya adalah sebab kram.

".... Kai ini sangat sakit!"

Kairos segera menggendong istri nya untuk di bawa ke rumah sakit. Gwyn tersenyum lebar melihat kepergian keduanya. Dengan cepat Gwyn mengejar dengan mobilnya.

Ckitt

Gwyn membelokkan mobilnya dengan gerakan tajam di tikungan jalan pintas. Dia tahu pasti kemana Kairos membawa Emma. Yaitu rumah sakit terdekat karena kondisi Emma tak bisa di remehkan.

Bruk!

Tak peduli mobilnya menabrak sebuah tong sampah. Gwyn langsung keluar dan masuk ke dalam rumah sakit dengan terburu-buru.

"Dokter Hannah, ruangan di lantai 3." gumam Gwyn membaca jadwal dokter yang menangani operasi di hari ini.

"Keberuntungan yang bagus untuk mu, Emma!" desis Gwyn. Dia segera menuju lift dan menekan nomor lantai tiga tidak memperdulikan penampilan nya yang sedikit acak-acakan.

"Ada yang tidak saya bisa bant―"

Gwyn menodongkan pistol miliknya ke dahi dokter itu, mengancam. "Berteriak maka peluru ini akan menembus otak mu,"

Dokter itu bergetar ketakutan, hampir menangis. Gwyn tersenyum senang namun senyuman nya terlihat begitu menyeramkan.

"Bunuh janin wanita yang masuk rumah sakit hari ini," ucap Gwyn.

"No-nona bagaimana mungkin saya melakukan itu. Itu adalah kejahatan!"

"Kau ingin mati? Baiklah dengan senang hati,"

"Saya lebih baik mati daripada harus membunuh kehidupan yang tak berdosa!"

Gwyn berdecak, dengan gerakan kasar dia menoyor kepala dokter itu dengan moncong pistol nya. Sia-sia dirinya datang dengan ngebut gila. Karena rencana A tidak berhasil, Gwyn melakukan rencana B. Dia keluar dari ruangan dokter Hannah tersebut kemudian turun ke lantai bawah. Gwyn bersembunyi di balik tembok saat melihat kedatangan Kairos yang membawa Emma. Setelah orang itu pergi ke IGD, Gwyn langsung ke apotek depan rumah sakit.

Mengenakan masker, Gwyn masuk ke dalam. "Selamat datang kak, ingin membeli obat apa?" tanya suster yang berjaga di apotek.

"Penggugur kandungan,"

Suster itu melunturkan senyuman nya. Obat penggugur kandungan adalah hal yang sensitif, tak bisa di perjualkan dengan bebas.

"Kami tidak menjual obat semacam itu ka―"

"Kau ingin senjata milikku ini merenggut nyawa mu?" potong Gwyn mengancam.

Sama seperti dokter Hannah, suster itu ketakutan. Dengan gerakan bergetar dia mencari obat yang Gwyn inginkan.

"Tolong adek mikir matang-matang, apa beneran mau di gugurin janin nya." ucap suster itu bergetar.

"Gak usah ikut campur!"

Setelah membayar, Gwyn keluar dan kembali ke dalam rumah sakit. Menghampiri Kairos yang duduk di kursi tunggu depan ruang operasi.

"Kairos bagaimana?" tanya Gwyn berbasa-basi.

Mrs. Pshyco Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang