14

273 35 14
                                    

Karena kehadiran Emma di kediaman Basilio, perhatian Kairos menjadi berkurang kepada Gwyn. Namun itu tidak membuat Gwyn marah apalagi sakit hati, justru dia menyukai nya karena merasa bebas.

Seperti malam ini contoh nya, Gwyn sedang duduk di depan meja lingkar di bar milik nya. Duduk bersama dengan beberapa pria bau uang. Mereka sedang berjudi, bertaruh puluhan juta tanpa takut akan kehabisan kertas merah muda mereka.

Di antara pria itu ada Axley yang duduk dengan gelisah, sudah dua kali dia kalah.

"Masih ingin bermain?" tanya Gwyn yang mengocok kartu. Netra nya menatap satu-satu pria di sana.

"Tentu, kami masih memiliki banyak uang. Dua atau tiga permainan lagi tidak masalah." jawab dari salah satu mereka.

Gwyn menyeringai lebar. "Baiklah tuan-tuan, berikan uang kalian malam ini pada ku."

Kartu mulai di bagikan, permainan yang ketiga ini bisa di bilang cukup panas dan tegang karena taruhan nya benar-benar besar sekitar 250jta.

"Axley kamu baik-baik saja?" bisik Gwyn menunjukkan kekhawatiran nya yang pura-pura. Axley mengangguk saja, mana mungkin dia mengaku kepada Gwyn kalau dia sudah kehabisan uang karena sudah kalah 2 kali.

"Sekarang aku tahu kenapa kau menjadi anak emas Amoria," celetuk salah satu pria. Dia terlihat paling tua namun tak jelek. Visual nya seperti hot daddy. Suara beratnya itu terdengar sangat mendominasi.

"Karena aku cantik dan pintar," sahut Gwyn santai. Pria itu meletakkan kartunya kemudian menyulut cerutu milik nya, sambil terkekeh dia bangkit. "Transfer uang nya ke rekening nona rubah ini." intrupsi nya kepada para penjudi yang kalah.

Gwyn tersenyum lebar mendengar itu. Siapa yang tidak ingin uang? Uang adalah kesukaan nya.

"Terimakasih,"

Pria itu mengangguk singkat, menepuk kepala Gwyn ringan dia langsung pergi bersama dengan asisten nya.

"Tuan Kazumi memang menakjubkan," puji mereka.

"Benar, sangat cocok menjadi ayah nona Gwyn." tambah mereka dengan tawa.

"Tidak usah bergosip, berikan uang kalian!" ucap Gwyn dengan nada main-main.

Setelah urusan uang selesai meja judi itu berganti menjadi meja penuh akan gosip ala dewasa. Karena Gwyn tak mau ikut campur urusan pria dia pindah meja. Menghampiri Marius yang duduk di kelilingi wanita.

"Menyingkir!"

Para wanita itu menjauh dengan kesal mendengar usiran Gwyn. Siapa yang tidak kesal? Mereka hampir berhasil menggoda Marius untuk di seret ke ranjang.

"Sudah puas mempermainkan nya madam?"

Gwyn menggeleng, "Ini baru permulaan, aku akan menarik nya sampai jurang terdalam."

Gwyn memang menyuruh Marius untuk mencari tahu tentang siapa Axley karena saat bertemu untuk pertama kalinya itu dia merasa ada yang tidak beres dengan pria itu. Dan benar saja, Gwyn mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Axley adalah mantan kekasih Emma, mereka balikan saat Emma dan Kairos seminggu menikah.

"Aku akan menghibur nya, urus lah Helena untuk ku." bisik Gwyn. Marius mengangguk dan segera keluar dari bar untuk menjalankan misi yaitu menculik Helana Augusta―kakak tiri kedua Gwyn.

"Axley mau minum?"

"Terimakasih." Axley menyambut pemberian Gwyn dan langsung menenggak minuman itu tanpa ragu ataupun curiga sedikitpun.

"Ax, apa kamu memiliki kekasih?"

Gwyn merapatkan tubuhnya ke tubuh Axley membuat pria itu agak kepanasan apalagi pakaian Gwyn malam ini tipis dan terawang. Benar-benar seperti pelacur.

"Ah, aku akan menunggu kamu transfer uang nya."

Axley berekspresi kecewa saat tubuh Gwyn menjauh dari nya. Sekaligus merasa malu. "Aku akan hubungi asisten ku, akan ku transfer malam ini juga."

"Benarkah?"

Axley mengangguk, tangannya dengan lancang melingkar di pinggang Gwyn. Kalau bukan demi kelancaran permainan nya sendiri, Gwyn sudah membanting Axley ke lantai.

"Gwyn boleh aku memiliki mu malam ini?"

Gwyn tersenyum, "Tentu. Kamu boleh memiliki ku, ayok ke ruangan ku."

Axley memainkan lidah nya di dalam mulut merasa kalau dia sudah berhasil meluluhkan Gwyn.

"Pelacur akan tetap menjadi pelacur," batin Axley menghina.

"Depha bawakan anggur merah ke ruangan ku,"

"Baik madam,"

Depha―laki-laki gemulai yang menjabat sebagai bartender di Valegys Bar itu tersenyum manis. Jangan tertipu dengan lagak lembut dan gemulai nya, sejatinya Depha adalah orang yang tidak memiliki perasaan. Laki-laki itu memiliki gangguan jiwa, minim akan empati. Tak segan membunuh siapa saja yang memulai kerusuhan di VB (Valegys Bar).

"Duduk lah." Gwyn mendorong pelan bahu Axley. Menyuruh pria itu duduk di sofa single. Kemudian Gwyn duduk di pangkuan Axley yang mana membuat Axley benar-benar merasa terambung tinggi.

"Madam, anggur merah nya."

Tanpa beralih dari pangkuan Axley. Gwyn menuangkan anggur merah ke gelas kaca kemudian meminum nya. Tidak lupa menyerahkan gelas lain kepada Axley.

Menyandarkan tubuhnya di dada Axley, Gwyn mulai dengan rencana nya. "Ax, apa kamu pernah mengonsumsi ini?"

Alis Axley mengkerut melihat sesuatu yang di keluarkan Gwyn dari belahan dada nya.

"Narkoba?" ucap Axley dengan nafas tercekat.

Gwyn mengangguk dengan santainya, "Ya, apakah pernah? Rasanya sangat enak, apalagi di pakai saat ingin bercinta." ujar Gwyn berdusta.

"Kamu memakai nya?" tanya Axley dengan tak percaya. Dia benar-benar terkejut mendapati fakta ini. Selain menjadi pelacur ternyata wanita ini juga pecandu? Pikir Axley.

Gwyn menarik laci kecil di bawah meja di depannya, dia mengambil satu wadah datar berbahan perak yang berukuran kecil dengan bentuk persegi panjang. Gwyn kemudian menuangkan bubuk kristal putih itu di sana.

"Hirup lah dengan hidung mu dan rasakan sensasi nya,"

Axley ragu-ragu mengambil itu. Kalau dia menolak pasti di anggap lemah oleh Gwyn namun dia cukup takut dengan bubuk ini.

"Ish! Aku saja yang menghirup nya lebih dulu," kesal Gwyn.

Axley mencegah Gwyn, atas dasar rasa tak ingin di pandang cupu sebagai pria. Axley menghirup bubuk itu sampai tak tersisa. Gwyn sangat senang di buatnya. Rencananya berjalan dengan sangat baik.

Axley merasakan dadanya bergemuruh, jantung nya berdetak lebih cepat. Penglihatan nya juga mulai mengabur, nafasnya pun lebih berat dari sebelumnya.

"Gwyn," panggil Axley. Tubuhnya sedikit gemetar.

"Ya, Axley?" sahut Gwyn sensual.

Axley sudah tak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan tidak karena efek samping dari bubuk itu.

"Mari bercinta Axley,"

Gwyn menarik tangan Axley menuju kamar yang ada di ruangan itu. Dengan lembut dia mendorong tubuh Axley ke ranjang, saat pria itu ingin mencium bibir Gwyn. Gwyn menghentikan nya, "Aku ingin berganti pakaian. Bukankah sangat bagus kalau aku menggunakan lingerie?" bisik Gwyn.

Axley mengangguk, "Benar. Kau akan cantik sekali dengan pakaian itu."

Gwyn keluar dari kamar itu. Tangannya membuka lemari namun bukan untuk mengambil lingerie melainkan kamera. Dia juga memanggil salah satu pekerja nya.

"Dia milik mu malam ini, buat aku puas dengan adegan ranjang kalian." ujar Gwyn kepada salah satu pekerja nya yang tubuhnya hampir sama dengan Gwyn.

"Saya jamin, madam akan puas dengan saya. Dan silahkan rekam sebaik mungkin,"

Gwyn terkekeh kecil. Dia benar-benar bahagia sekarang, rencana satu sudah berhasil. Berikut nya dia akan melakukan rencana dua yaitu kepada kakak tirinya yang tercinta itu.

Tbc

Note : soal konsumsi s**bu nih aku dapat dari K-movie tapi lupa judul nya.

Mrs. Pshyco Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang