27

115 29 0
                                    


Gwyn duduk berdampingan dengan Yael di sofa ruangan pribadi nya, lalu di depannya adalah Beatrice. Wanita itu duduk dengan ekspresi kesal yang sangat kentara.

"Dia kekasih ku, namanya Yael." ujar Gwyn membuka percakapan. Tentu saja itu ucapan bohong karena status keduanya masih belum jelas saat ini .

"Yael Amadeo, senang bertemu dengan mu kakak ipar." ujar Yael dengan lugas.

Beatrice menggigit bibir dalam nya, benar-benar merasa kesal dengan semua nya. Kenapa adik tirinya seberuntung ini mendapatkan lelaki tampan dan berduit padahal Gwyn hanyalah seorang pelacur.

"Ingat kak jangan bermacam-macam. Kehidupan ibu, Helena dan kakak sendiri tergantung kepada misi ini." ujar Gwyn tegas. Dia kemudian mengeluarkan sebuah kalung berlian yang cantik dan mengkilap, berkilau indah.

"Kalung ini sudah di modifikasi oleh ahli, kalung ini memiliki kamera tersembunyi jadi jangan sampai hilang." ucap Gwyn lagi.

Beatrice mengambil kalung itu dengan cepat, meneliti nya lebih dekat. Netra nya berbinar, menatap berlian itu dengan kagum. Bukan palsu seperti yang ia pikirkan, ini adalah berlian asli.

"Tidak perlu bertindak berlebihan, cukup bertindak layaknya seorang wanita biasa." kata Gwyn.

"Pemimpin mereka adalah orang yang sensitif, jadi aku harap kakak ipar tidak pernah mengeluarkan ucapan menyinggung. Sebas Vaughn pemimpin organisasi Katak Hitam, menurut rumor yang beredar dia memiliki putra tapi tidak pernah terlihat." Yael meletakkan selembar foto seorang pria yang kalau di lihat dari penampilan berusia 50 tahun ke atas.

"Anak buah ku akan mengantarkan mu, bersiaplah lah kak. Karena besok kakak sudah harus pergi." ucap Gwyn.

"Secepat itu?! Bagaimana mungkin! Aku harus mengatakan apa kepada ibu juga karir ku?!" teriak Beatrice mengeluarkan protes nya.

Ini lah yang tidak di sukai Gwyn dari Beatrice. Berbeda dengan Helena yang mudah terintimidasi oleh nya, Beatrice adalah orang yang bermental baja juga mudah pecah emosi.

"Soal ibu? Kakak cukup sewa suster saja, soal biaya aku yang menanggung nya. Dan soal karir? Kakak cukup katakan kepada media kalau kakak hiatus sebentar karena masalah pribadi yang mendesak. Tidak terlalu rumit," ujar Gwyn menyarankan. Namun perkataan itu terdengar cukup mencurigakan di telinga Beatrice yang sudah pernah berkecimpung di dunia kemunafikan.

"Yael seperti nya kakak ku berubah pikiran. Bisa panggil Victoria kemari? Aku ingin membicarakan misi ini dengan ny―"

"Baik akan aku lakukan!" seru Beatrice memotong ucapan Gwyn.

Gwyn tersenyum senang, memancing ikan seperti Beatrice bukan lah hal yang rumit. Cukup dengan umpan kalimat meremehkan, Gwyn bisa menangkap nya dengan sempurna.

"Malam ini aku akan mengumumkan kalau aku hiatus jadi persiapkan semuanya dengan benar, awas saja kalau aku akan menerima imbas dari rencana mu!"

Beatrice keluar dari ruangan itu dengan membawa kalung dan foto Sebas. Ekspresi marah nan kesal itu berubah menjadi ekspresi licik penuh kemenangan.

"Sebas Vaughn. Pria seperti ini tidak boleh aku lepaskan, aku harus menggunakan nya untuk menyingkirkan Fredrika sombong itu!" desis Beatrice sambil tersenyum miring.

"Kenapa tidak mengatakan kalau kalung itu memiliki penyadap suara, Gwyn?"

Gwyn tersenyum manis mendengar pertanyaan Yael. Tangannya ia kalung kan ke leher Yael, "Beatrice itu licik. Saat dia melihat Sebas, pasti dia tertarik untuk menggunakan pria itu sebagai pelindungnya sekaligus sebagai malaikat maut untuk ku." ucap Gwyn.

Yael menarik pinggang Gwyn agar merapat ke tubuhnya. "Ah begitu, ternyata kau sangat pintar Gwyn. Aku jatuh cinta padamu," bisik nya tepat di depan bibir Gwyn.

Terkekeh dengan manis Gwyn naik ke atas pangkuan pria di depan nya itu. "Aku juga," balas nya dengan membisik sensual.

Pelukan di pinggang itu Yael eratkan, jiwa nya mendadak haus akan kehadiran dan kehangatan lain dari tubuh Gwyn.

"Menginginkan ku, hm?" goda Gwyn.

"Ya, aku menginginkanmu. Sangat menginginkan mu," balas Yael dengan tatapan sayu nya.

Entah siapa yang memulai lebih dulu, akhirnya bibir itu saling beradu. Berebut untuk mengecup lebih dalam dan panas. Bergantian menari dan mengais madu kenikmatan.

Decapan dan desahan bercampur di dalam ruangan itu. Tangan Yael pun tak diam saja, mulai bergerilya liar di tubuh wanitanya.

Melihat ada tanda merah asing yang bertumpuk di kulit Gwyn, Yael menggeram tak senang. Dia memang mengetahui kalau Gwyn memiliki beberapa pria namun tetap saja dia cemburu.

"Agh!"

Kaget rasanya saat kulit nya di gigit oleh Yael, namun Gwyn berpasrah atas kuasa pria itu sama seperti tadi malam saat ia bersama dengan Osias.

Mendapati Gwyn yang menyerah dan menerima penuh sentuhan nya, Yael tersenyum bahagia.

"Woman on top," ujar Yael.

Gwyn menatap wajah Yael sayu, kemudian berdiri melepaskan celana dalam nya lalu tangan nya beralih membuka resleting celana Yael dan mengeluarkan sesuatu yang sudah tegang itu.

Tidak berbeda jauh dengan milik Osias maupun Marius, rupanya ketiga pria Gwyn memiliki area yang bagus.

Memegang benda itu dengan tangan nya, kemudian Gwyn memasukan itu ke dalam dirinya dengan perlahan. Setelah masuk sepenuhnya, Gwyn memejam. Rasa sesak dan penuh itu membuat perut nya seakan menjadi sarang kupu-kupu.

"Bergeraklah sayang," bisik Yael.

Gwyn menurut, ia bergerak ke atas ke bawah dengan teratur. Perlahan, seakan ingin menikmati setiap gesekan yang tercipta. Namun itu membuat Yael frustasi. Dengan tidak sabaran, tangan pria itu mencengkram pinggang Gwyn. Membantu wanita nya untuk bergerak lebih liar dan panas.

"Anh―emhhh ... Yael-ahhh.."

Kepala Gwyn terdongak ke atas, kenikmatan ini membuat nya seperti akan kehilangan akal. Apalagi saat pucuk sensitif nya yang di dada di isap dan di jilat sensual oleh Yael.

"Ughh!"

Gwyn meletakkan kepalanya di ceruk leher Yael, dan menjatuhkan gigitan di sana saat dia pelepasan. Yael sendiri menggeram rendah merasakan itu, nafsunya benar-benar mencapai puncak. Dan saat Gwyn mendapatkan pelepasan kedua, barulah Yael juga keluar.

Karena posisi Gwyn di atas, wanita itu langsung tertidur. Kelelahan, apalagi tadi malam Gwyn juga melayani pria nya yang lain―Osias.

Di luar pintu, seseorang mengepalkan tangannya kuat-kuat. Menahan diri agar tidak meninju pintu sampai berlubang.

"Seperti nya aku harus menghukum madam malam ini," gumam nya datar dengan netra berkilat api cemburu.

****

Ayok vote, udah mau tamat loh.

Mrs. Pshyco Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang