Chapter 2

66 8 0
                                    

Ryu berjalan memasuki kantin, matanya menyusuri setiap sudut kantin mencari keberadaan sahabat nya itu namun ia sama sekali tidak melihat sahabat nya.

Ia mulai merasa tidak enak, dengan panik ia menyusuri kantin berharap ia melihat sahabatnya

"Apakah kakak mencari kak nata?" tanya seorang siswi yang menghampiri ryu

"Iya, apakah kau melihatnya?"

"tadi kak nata tidak sengaja menabrak kak naravit dan setelah itu aku melihat kak naravit bersama teman-teman nya membawa kak nata ke arah belakang sekolah, mungkin gudang" jelas siswi itu

Mendengar itu ryu semakin panik "terimakasih atas informasinya"

Ryu segera menuju gudang yang terletak di belakang sekolah, saat sampai di sana keadaan tampak sepi

"nata, nata apakah kau di dalam!!"ucap ryu sambil menggedor pintu.

Disis lain kesadaran nata mulai kembali saat mendengar suara ryu di balik pintu, ia menatap sekitar yang ada hanya dirinya.

Setelah bermain sampai nata kehilangan kesadaran diri, naravit dan juga teman-temannya pergi meninggalkan nata sendiri digudang tak lupa mengunci dari luar.

Dengan lemah nata menyeret tubuhnya menuju pintu

Tok... tok

"aa-aku di dalam ryu"lirih nya sambil mengetuk lemah pintu itu

Mendengar suara sahabat nya didalam ia segera mendobrak pintu itu hingga terbuka, walaupun badan nya sakit setelah ini yang terpenting adalah sahabat nya.

Ryu sangat terkejut melihat kondisi sahabatnya yang sangat mengenaskan

"apa yang terjadi na, apa yang mereka lakukan pada mu?" tanya ryu dengan suara bergetar

"mereka menyiksa ku ryu" Lagi-lagi tangis nata kembali pecah

Tanpa fikir panjang ryu menggendong nata, meminta nata untuk naik di punggung nya lalu membawa nata pergi.


+++


Bunyi ketukan di pintu kamarnya mengalihkan perhatian nata, ia yang saat ini sedang mengistirahatkan tubuhnya beranjak untuk membuka pintu.

"malam kak" sapa phuwin dengan senyum cerah nya

Nata juga tersenyum "ada apa phuwin? "tanya nata

"Ayah memanggil kakak kebawah untuk makan malam bersama" jawab phuwin

Kemudian dia bersaudara itu turun bersama ke lantai bawah

Saat di meja makan nata tampak kurang nyaman dengan suasana hening ini

"bagaimana sekolah kalian?" Tanya maurer, sang ayah membuka suara

"baik ayah" jawab phuwin dengan senyuman ceria nya

Maurer beralih menatap nata yang membuat nata menunduk ketakutan

"baik juga ayah" balasanya lirih

"Kau tidak lagi buat masalah kan" Sindir mora, ibunya

Nata menggeleng pelan "tidak bu"

"ayah dan ibu akan berangkat ke Singapura besok pagi, nata jagalah adik mu. Jika terjadi apa-apa dengannya kau yang akan ayah hukum" ucap maurer

Nata mengangguk takut "baik ayah"

Setelahnya tidak ada percakapan lagi, kembali melanjutkan makan malam lalu sibuk dengan aktivitas masing-masing.

StartelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang