Chapter 22

52 5 0
                                    

Di sebuah restoran yang elegan, suasana romantis tercipta dengan pencahayaan lembut dari lilin yang berkilau di meja. Pasangan tersebut duduk berhadapan, dikelilingi oleh suara lembut alunan musik jazz. Aroma masakan gourmet menguar dari dapur, menambah kehangatan suasana.

Mereka saling bertukar pandang, tersenyum, dan terkadang tertawa kecil. Setiap kali salah satu dari mereka berbicara, yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian, menciptakan momen intim. Di atas meja, ada sebotol anggur merah yang telah dibuka, menambah nuansa kehangatan.

Makanan dihidangkan dengan indah, dan pasangan itu saling menyuapi, berbagi momen kebersamaan yang tak terlupakan. Di luar jendela, pemandangan kota yang berkilau menambah pesona malam tersebut, menciptakan suasana yang sempurna untuk merayakan cinta mereka.

"kau menyukai tempat ini sayang" ucap naravit pada pria manis di hadapannya

Pria manis itu tersenyum lalu mengangguk "aku menyukai nya"

Mereka mulai mengobrol, mengenang awal mereka dekat.

"sejak saat itu, setiap momen bersamamu terasa istimewa. kamu membuat hidupku lebih berwarna." ucap naravit

Phuwin tersenyum "dan aku merasa aman saat bersamamu. kamu selalu bisa membuatku tersenyum, bahkan di hari-hari terburukku." ucap phuwin

Pria itu menatap dalam mata kekasihnya dan mengenggam tangannya "aku ingin kita selalu saling mendukung seperti ini. Setiap tantangan terasa lebih ringan jika kita hadapi bersama."

"ya. dan aku ingin menciptakan lebih banyak kenangan bersamamu. Malam ini adalah salah satu yang terbaik." ungkap phuwin dengan senyuman yang tak pernah pudar di wajahnya.

Keheningan menyapa mereka, mereka menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang melalui kaca besar di samping mereka.

"apa hal terindah yang pernah kamu impikan untuk kita lakukan bersama phu?" tanya naravit memecahkan keheningan

Pria manis itu kembali menatap kekasihnya "aku ingin kita berkeliling dunia. menjelajahi tempat-tempat baru dan membuat kenangan yang tak terlupakan." balas phuwin

Mendengar itu naravit terkekeh lalu mengusap lembut pipi phuwin "Itu terdengar luar biasa sayang. aku bisa membayangkan kita berdansa di bawah bintang-bintang di Paris."

"atau menikmati matahari terbenam di pantai maldives. semua itu hanya akan sempurna jika aku bersamamu." lanjutnya

"kamu benar. tak peduli ke mana kita pergi, yang terpenting adalah kita saling memiliki." ucap phuwin membenarkan perkataan kekasihnya.

Mereka saling tersenyum, menikmati makanan sambil berbagi cerita tentang masa depan dan impian. Setiap tatapan dan sentuhan tangan mereka menunjukkan betapa dalamnya perasaan yang mereka miliki satu sama lain, membuat malam itu semakin istimewa.

+++

Sosok pria itu berdiri tegap, mengenakan pakaian serba hitam yang rapi dan elegan. Setelan jas hitamnya terlihat sempurna, dengan kemeja hitam pekat di baliknya dan dasi merah yang terikat dengan presisi. Sepatu kulitnya berkilau, mencerminkan cahaya samar di sekitarnya. Setiap gerakannya tampak tenang, namun memancarkan kekuatan dan kewibawaan, seperti seseorang yang terbiasa mengendalikan situasi.

Namun, yang paling mencolok adalah topeng merah yang menutupi wajahnya. Topeng itu sederhana, namun memiliki bentuk tegas, menambah aura misteri sekaligus ancaman. Kontrasnya dengan pakaian hitamnya membuatnya terlihat mencolok, seolah-olah ia ingin menyembunyikan identitas tetapi tetap mengirimkan pesan yang kuat. Tatapan di balik topeng itu, meskipun tak terlihat, seolah menembus setiap orang yang berada di dekatnya, membuat suasana menjadi tegang.

StartelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang