Chapter 5

60 7 0
                                    

Nata membuka matanya, ia terbangun dari tidurnya dengan terkejut karena ketukan keras dari luar pintu kamarnya.

Segera ia melangkah membuka pintu dan mendapati salah satu pelayan yang bekerja di rumahnya.

"ada apa bi?" Tanya nata heran melihat wajah wanita dihadapan nya begitu panik.

"Aa-anu tuan muda, tuan muda phuwin menghilang, terakhir saya melihat nya di sekitar belakang rumah namun saat mencarinya saya tidak menemukan keberadaan taun muda phuwin tuan" jelas wanita itu

Mendengar itu nata seketika panik, ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan adiknya, apalagi kedua orangtuanya menitipkan phuwin pada nata.

Melihat jam menunjukkan pukul delapan malam segera nata mencari keberadaan adik nya di sekitar belakang rumahnya.

Rumah ini sangat besar butuh waktu lama untuk menemukan adiknya, setelah menyusuri semua tempat nata sama sekali tidak menemukan adiknya.

Nata teringat hanya satu tempat yang belum ia datangi, segera ia melangkah menuju gudang.

Dan berapa terkejut nata saat mendapati phuwin terikat dikursi dengan kondisi mengenaskan.


+++


Disisi lain maurer berserta istrinya baru saja tiba di kediamannya, saat memasuki rumah seorang pelayan menghampiri mereka.

"selamat datang tuan dan nyonya" sambut wanita itu "mohon maaf menganggu tuan dan nyonya, saya ingin menyampaikan sesuatu" ucap wanita itu sambil menunduk takut

"Ada apa?" tanya maurer

"Aa-anu tuan, saya tadi melihat tuan muda nata menyeret tuan muda phuwin kearah gudang, saya tidak tau apa yang terjadi dengan tuan muda phuwin" jelas wanita itu sambil terisak

Mendengar itu seketika membuat emosi maurer memuncak, ia dan istrinya segera pergi menuju ke gudang

Saat sampai disana dia sangat terkejut melihat kondisi mengenaskan putra keduanya, melihat nata yang sedang mencoba melepaskan tali yang mengikat tubuh phuwin.

"NATA APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIK MU" teriak maurer marah

Ia menarik kasar nata menjauh dari phuwin

"APA KAU GILA, KAU MENCOBA MEMBUNUH ADIK MU?"

"TIDAK PUASKAH KAU HAMPIR MEMBUNUH SAAT KAU MENDORONGNYA DI TANGGA TIGA TAHUN YANG LALU"

"apa yang kau lakukan pada adikmu, oh Tuhan anak ku" histeris mora sambil mendekap phuwin yang tidak sadarkan diri

Melihat itu nata semakin kelimpungan, ia merasa déjà vu dengan kejadian tiga tahun lalu dimana keadaan sama persis dengan saat ini.

Dia tidak melakukan nya, kenapa sekarang dia lagi yang menjadi tersangka.

"PENGAWAL CEPAT SEDIAKAN MOBIL, ANTAR ISITRKU KE RUMAH SAKIT SEKARANG" perintah maurer pada penjaganya

"Aku menyesal melahirkan mu" ucap mora sebelum meninggalkan nata

Mendengar itu hati nata bagai tersambar petir, sangat sakit mendengar ucapan itu keluar dari mulut wanita yang paling ia sayangi.

Setelah kepergian istri dan putra keduanya ia segera menyeret tubuh putra pertamanya menuju halaman belakang rumahnya.

"aa-ampun ayah, nata benar-benar tidak melakukan nya, ayah salah paham. Bukan nata yang membuat phuwin terluka" ucap nata sambil menangis

Langit menggelap saat ini hujan deras turun membasahi bumi, tanpa mendengar ucapan anak sulung nya maurer menghempaskan tubuh nata ke tanah.

Nata masih saja memohon ia berlutut di hadapan ayahnya sambil menyatukan kedua tangannya, memohon kepada ayahnya untuk tidak melukai dirinya lagi.

Tidak menghiraukan tangisan anaknya, maurer mengambil tongkat baseball dari tangan anak buahnya lalu memukuli tubuh nata dengan membabu buta.

Kini tubuh nata penuh dengan luka, ia terkapar di tanah tidak berdaya

Maurer melangkah mendekati nata lalu menjambak rambut anaknya dengan kuat.

"anak sialan, kau selalu saja berulah" ucap maurer

PLAK

PLAK

Bugh

Berapa kali maurer melayangkan pukulan pada wajah putih nata membuat darah mengalir deras keluar dari mulut nya.

Kini keadaan nata benar-benar Mengenaskan, ia sudah sangat tidak kuat lagi menerima pukulan dari ayahnya.

"Bereskan dia" perintah maurer pada Amor, tangan kanannya

Mendengar itu membuat nata yang hampir kehilangan kesadarannya kembali membuka lebar matanya.

Dengan susah payah ia menyeret tubuhnya mendekat kearah ayahnya, berusaha menggapai kaki sang ayah.

"Na-nata minta maaf ayah hiks" mohon nata

Maurer menghempaskan tangan nata dari kakinya lalu berjalan meninggalkan nata.

Petir menyambar, hujan kini kian deras membasahi bumi

"Pa-paman maafkan nata, kasihani aku paman" mohon nata

Tubuhnya kini sangat bergetar saat melihat pria di depannya mulai mengarahkan sebuah pistol kearahnya.

"ak-aku mohon paman, nata tidak salah" lirih nata mulai melemah

Nata menutup matanya dalam, ia sudah tidak sanggup untuk melawan, tubuhnya benar-benar remuk.

"Tuhan jika memang ini akhirnya aku ikhlas Tuhan, bawa nata Tuhan nata sudah tidak kuat" batin nata

DORR


+++


TAMAT




Yah enggak lah, yakali tamat aja:(

Jagan lupa tinggalkan jejak kawan, vote dan comment kalian sangat berharga bagiku!!!

StartelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang