Chapter 10

69 8 0
                                    

Seorang pria bermata biru indah itu sedang berkutat dengan alat-alat dapur, ia memutuskan untuk membuat sarapan untuk sang bos sebagai tanda terimakasih karna ia sudah tinggal di sini semalam.

Ia mulai memotong wortel dan juga kentang, rencananya ia akan membuat sup ayam mengingat semalam atasannya itu mabuk berat.

Suara langkah kaki terdengar menuju dapur membuat perhatian pria manis itu teralihkan.

"maaf memakai dapur anda, saya ingin membuatkan anda sarapan" ucap nata "dan maaf sudah lancang tidur di apartemen anda tuan" lanjutnya

"tidak apa-apa" balas archen singat

Pria tampan itu mengambil segelas air putih lalu duduk di mini bar dapur sambil memperhatikan nata yang begitu cekatan membuat sarapan.

Selang beberapa menit nata selesai dengan masakannya lalu menatanya dia atas meja

"silakan di makan tuan"

Archen mulai mencoba sup ayam buatan nata

"bagaimana?"

"humm, lumayan"

Nata tersenyum masam "kalau begitu saya pamit pulang tuan ucap nata

Hari ini adalah hari minggu jadi dia libur kerja, ia ingin sekali merebahkan tubuhnya di kasur dan menghabiskan waktu liburnya dengan adik kesayangannya itu.

"sarapanlah terlebih dahulu" ucap archen.

"tidak perlu tuan, saya bisa sarapan dirumah" tolak nata

"Sarapan"

Satu kata itu sukses membuat nata kembali duduk di hadapan archen, ia takut membuat atasannya itu marah.

Mereka berdua mulai sarapan dengan tanang, disela sarapan mereka archen tak sengaja menatap bibir pink milik nata membuat ia teringat kejadian semalam.

Archen berdehem pelan berusaha menghilangkan pikiran anehnya

Tanpa bicara nata menyodorkan segelas air kehadapan archen, pria tampan itu menaikkan satu alisnya.

"saya rasa anda membutuhkannya" singkat nata.

Mengerti yang dimaksud pria manis itu ia langsung meminum air itu "terimakasih"

Keheningan kembali menyelimuti mereka sampai sarapan mereka habis.

"saya pamit pulang tuan, terimakasih atas tumpangannya" ucap nata

Setelah mendapatkan anggukan dari sang bos nata segera melangkah meninggalkan apartemen archen.

+++

Sebuah ketukan di pintu kamarnya membuat si pemilik kamar menggeliat mulai terganggu dengan suara ketukan itu.

"yahh ada apa, masuklah" seru nata masih menutup matanya

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan laki-laki manis berumur enam belas tahun sedang menenteng sebuah buku novel di tangannya.

Fourth mendengus kesal saat mendapati kakaknya masih tertidur pulas di tempat tidur.

"kak nata ayo ke timezone, kakak sudah berjanji padaku" ucap fourth sambil menggoyangkan tubuh nata.

"Sebentar fourth, kamu pergi lah dulu dengan paman daou"

"ishh tapi fourth kan mau nya sama kakak" kesalnya

Tak tega mendengar coletehan adiknya itu terpaksa ia beranjak dari tidur nyenyak meninggalkan kasur empuk yang sedari tadi ia ingin tiduri seharian.

"baiklah, kakak akan bersiap-siap dulu" ucap nata

Saat ini dua saudara itu tampak bermain bersama di timezone dengan penuh keceriaan. Nata dengan senyum lebar mengarahkan adiknya yang antusias untuk mencoba permainan balapan mobil. Mereka duduk berdampingan di kursi permainan, dengan nata yang memegang setir dan fourth berusaha mengikuti gerakan dengan ekspresi penuh konsentrasi.

Setelah itu, mereka pindah ke mesin permainan menembak, mereka dengan semangat mengarahkan tembakan kearah target. Anak manis itu tertawa setiap kali berhasil mengenai target, sementara nata sesekali melirik dengan bangga melihat adiknya menikmati permainan.

Mereka tampak kompak, saling mendukung, dan menikmati waktu bersama. Sesekali fourth menarik tangan kakaknya menuju mesin crane, mencoba peruntungan untuk memenangkan boneka, sementara nata tertawa kecil, mengikuti dengan penuh semangat.

Suasana ceria mereka benar-benar mencerminkan hubungan hangat dan kekompakan di antara mereka, membuat Timezone terasa lebih hidup dan penuh kebahagiaan.

"huft, tadi sangat menyenangkan kak" ucap fourth semangat

"apakah kamu bahagia fourth?" Tanya nata sambil tersenyum kearah adiknya

"Tentu, kak aku lapar" ucap fourth sambil mengelus perutnya

Nata tertawa lalu mencubit pelan hidung adiknya itu

"Let's go kita makan!!!" seru nata

Mereka berdua pun pergi mengisi perut di salah satu tempat makan favorit mereka.

+++

Fourth sedari tadi menarik tangan nata untuk menemaninya masuk kedalam took buku, ia ingin membeli beberapa novel karena semua novel yang ada di rumah sudah ia baca. Fourth memang sangat gemas membaca novel.

Nata mengikuti langkah riang adiknya yang mengelilingi setiap rak buku yang ada ditoko itu, namun sebuah buku menarik perhatianntya, ia melangkah mendekati buku bersampul coklat yang berjudul "invisible soul".

Sebelum tangannya menyentuh buku itu seseorang lebih dulu mengambil buku itu dari rak buku, nata menoleh kearah orang yang mengambil buku itu.

"ah ini dia bukunya" ucap pria itu

"est" panggil nata

"nata"

"kau juga di sini? dengan siapa kau ke sini" tanya est

"aku keseni ber-"

"kau sudah menemukannya est" ucap seseorang memotong ucapan nata

Mata tajam itu bersitatap dengan mata biru laut nata, pria tampan itu baru menyadari mata indah milik sekertarisnya itu

"aku sudah menemukanya chen" ucap est sambil menujukkan sebuah novel ditanganya

"apa yang kau lakukan di sini?" tanya archen pada nata

Nata mengangkat satu alisnya "tentu saja untuk membeli buku" jawab nata santai

Tiba-tiba fourth menghampiri mereka dengan membawa beberapa novel ditangannya, ia sudah hampir mengelilingi satu toko itu mencari buku yang menarik perhatiannya.

"kak nata aku sudah selesai memilih buku" ucap fourth membuat semua mata tertuju padanya membuatnya salah tingkah

"ayo kita bayar kak" ucap fourth menarik kecil ujung baju nata, ia merasa tertekan dengan tatapan tajam dari salah satu cowok itu

"baiklah, saya deluan tuan, est" pamit nata lalu menggandeng tangan adiknya

"pstt kak, mereka siapa?" tanya fourth saat mereka menjauh

"atasan ku"

"wahh sangat tampan tapi juga menyeramkan" ucap fourth dengan bergedik ngeri mengingat tatapan tajam pria itu

"sudahlah, ayo bayar belanjaan mu"


+++


Loha gaiss malam ini aku udh up yahh jangan lupa vote dan comment nya oceyyy!!!

StartelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang