"Enggak ada setan yang berani sama lo...""Lo ngomong apa sekali lagi!" tandas Ghina.
"Maksud gue lo nyeremin!"
"Hah!!!"
"Ah enggak maksud gue setan itu udah seharusnya takut sama manusia. Bukan manusia yang takut sama setan..."
"Auk ahh!! Sama aja nyudutin gue lo! Keselllll!!!"
"Udahlah emang lo tadi diapain aja sama tuh demit." tanya Kevin.
"Ya diancam-ancam gitu..."
"Terus lo gimana responnya? Balik ngegas harusnya. Kalo dia ancem-ancem lo, gas balik.... Kenapa lo ngancem gue? Seumur hidup lo jadu kuntilanak pernah liat proses kuntilanak jadi tuyul gak? Nah sekarang gue mau ngasih tahu lo cara prosesnya, nih gue botakin lo dulu pake gunting rumput, gitu ngomongnya." ujar Kevin sembari cengengesan.
Ghina mencubitnya. "Ihh malah ngelawak sih... Dasar..." ujar Ghina cemberut.
"Udahlah jangan terlalu pusingin... Coba nanti abis ini kita ngajiin rumah ini, bahkan harusnya tadi pas ada hantunya lo nyalain murrotal eh salah suara kuntilanak yang lebih kenceng lagi... Supaya dia merasa takut karena tahu rumah ini udah ditungguin sama kuntilanak duluan."
"Maksud lo gue kuntilanaknya gitu!!!"
"Haha kok ngaku..."
"Ishh!!"
Beberapa menit kemudian Kevin kembali menerima kabar dari ibunya.
"Vin, ada yang neror ibu sama bapak lagi... Kayaknya kamu harus kesini deh. Atau kamu suruh teman kamu buat jaga... Soalnya rutin banget dia kesininya." ujar Ratna disambungan teleponnya.
"Ada yang neror ibu sama bapak? Jenis terornya kayak gimana bu?" tanya Kevin.
"Jenisnya, ada boneka yang ditusuk pakai pisau, dan ada tulisannya kalian mati dan tetaplah dirumah atau enggak kalian bakal mati... Menyuruh kami untuk terus dirumah Vin."
"Kenapa ya... Ini aneh... Pasti ada yang mereka mau supaya ibu dan bapak enggak keluar rumah..."
"Ibu dan bapak jadi takut mau keluar, takut sama mereka." ujar Ratna.
"Yaudah sekarang Kevin kesana ya bu..."
"Ih mau kemana... Jangan tinggalin gue..." rengek Ghina.
"Sebentar Na... Soalnya ortu gue juga diteror... Ini aneh, terornya juga sama kayak lo, nyuruh kalian untuk terus berdiam dirumah." ujar Kevin.
"Huuue... Lo dibelah dua aja kalo gak.."
"Dikira gue amoeba... Bisa membelah diri." ujar Kevin heran.
"Sebentar doang kok, Na. Nanti gue gak bakal lupa pulang... Oh atau gini aja, lo suruh Rika aja kesini gimana?" tanya Kevin. Ghina mempertimbangkan.
"Nanti kalo dia juga ikutan takut gimana?"
"Jangan takut, Na. Kalo bisa nih, lo kan nanti berdua. Lo lawan mereka pake jurus bango lagi kelenger... Gimana? Nanti dijamin mereka makin kelenger deh dan cepet ilangnya." ujar Kevin.
"Hufft, yaudah. Tapi jangan pergi dulu sebelum Rika dateng loh.." ujar Ghina.
"Iyaaa..."
Beberapa saat kemudian Kevin akhirnya sampai dirumah kedua orang tuanya. Kevin tampak cemas, kebetulan ibu dan ayahnya sedang ada diluar teras saat itu. "Kevin, kamu kesini... Alhamdulillah...."
"Gimana bu, orangnya kerekam cctv kan? Udah diliat cctvnya?"
"Belum, Vin. Kamu gih coba liat... Ibu takut." ujar Ratna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi Mas Intel (END)
General FictionWarning!!! Area baper dan ketawa ngikik! Pernah gak sih kepikiran kalau dia ada disekeliling kita? Mata mata, agen pemerintah dan lain sebagainya. Enggak ada siapapun yang menyadari, tapi hanya beberapa orang aja yang tahu. Seperti hantu. Dan Ghin...