32

35 1 0
                                    


Michael mendadak muncul disana dan tersentak saat melihat Kevin yang sedang tergeletak tak berdaya terlihat dari celah pintu gudang.

Tentu ini sangat menjadi suguhan yang menarik baginya. Sang ayah benar-benar memberikan hadiah yang istimewa untuknya.

Michael menghampiri Kevin dan berdiri dihadapan tubuh lemahnya.

"Halo, tuan congkak... Apa kau sekarang berniat untuk mengubur tulang belulangmu disini? Karena aku sudah tidak sabaran untuk melukaimu habis-habisan." ujar Michael tersenyum menyeringai.

Sekertaris Jason lantas menghampirinya dan mulai menyampaikan amanat yang tadi disampaikan oleh Jason.

"Tuan, ayah tuan menyerahkan tanggung jawab penuh atas pria ini kepada tuan." ujar sekertaris Jason.

"Haha itu yang kumau. Aku memang menantikan hal ini." ujar Michael. Ia kembali berkata.

"Aku akan mengubur tulang belulangnya disini." ujar Michael lagi.

"Apakah tidak sayang tuan kalau dibiarkan mati begitu saja? Tuan tidak berniat akan memperalat dia untuk menjadi suruhan tuan?" tanya sekertaris Jason.

"Hmm memang apa yang bisa kulakukan untuk memperalatnya?"
"Seperti membebaskan tahanan atau para mafoa lainnya, atau menjadikan pria ini pesuruh tuan." ujarnya.

"Hahaha... Itu benar! Aku menyukai hal itu! Aku akan menjadikannya anjing pesuruhku hahaha!" pekik Michael.

Tak berapa lama kemudian.
Kevin terbangun dan mendadak dikejutkan dengan kehadiran Michael dihadapannya yang tak bosannya memandang wajah tidurnya seraya tersenyum menyeringai.

Tepatnya kini Michael ada dihadapannya, didalam gudang.

"Halo, tuan congkak yang sok keren, kita bertemu lagi." ujar Michael.

"Mau ngapain lo! Lepasin borgol gue!" pekik Kevin.

"Masa sih semudah itu lepasin lo? Memangnya gue sebodoh itu membiarkan lo lari gitu aja hmm?" tanya Michael langsung menjambak rambutnya seraya berkata.

"Ya terus mau lo apa sekarang!!" tandas Kevin.

"Mau gue? Mau gue.... Lo jadi anjing peliharaan gue..."

"Gak waras!" tandasnya.

"Pilihannya cuma dua. Jadi anjing peliharaan gue atau lo mati disini. Pilihan yang bagus kan?" tanya Michael, Kevin berontak benci.

Mencoba melepas namun sayangnya tidak bisa terbuka. "Orang gila lo! Gak waras!" tandas Kevin kesal, memukul-mukul lantainya dengan tangan berborgol.

"Udahlah itu percuma. Sampe tangan lo gak bisa gerak pun lo bakal tetap gue jadiin anjing peliharaan. Jadi nikmatilah peran lo sekarang." ujar Michael.

"Sialll!!!" pekik Kevin kesal.
Ghina masih menunggu kehadiran Kevin. Tapi sayangnya lelaki itu masih tidak juga memunculkan dirinya. Ghina merasa sangat sedih.

"Kenapa lo belum datang juga Pin... Padahal gue nungguin lo dari kemarin. Kapan lo pulang Pin... Gue kangen sama lo... Aaaaaaaa kenapa lo betah banget kabur dari rumahhhh, apa lo enggak mau liat bini lo yang cantik dan bohay ini dirumah? Apa gue enggak semenarik itu Ipiiiinnn!!! Aaaaaaa! Ipin botaaaakkk!!" pekik Ghina nyaring.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintunya, tentu Ghina sudah senang saja. Ia langsung berlari menuju pintu dan langsung buka pintunya. Ia mengira itu Kevin, tapi nyatanya... Itu bukan Kevin.

Melainkan, Rio.

"Kevin... Ternyata bener disekap sama Jason. Kita enggak bisa mastiin gimana dia sekarang. Bahkan rumornya siapapun yang berurusan sama Jason nyawanya terancam." ujar Rio. Tangisnya pun langsung pecah dan membuat Ghina berteriak menggaduhkan suasana saat itu.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa Ipiiiiiiinnnn botaaaaaakkk!!!" pekik Ghina kesal.

"Na... Lo jangan khawatir. Lo harus bisa kuat menghadapinya. Lo enggak boleh putus asa.. Gue yakin masih ada harapan. Gue yakin ada banyak kesempatan buat kita membebaskan dia. Kita semua udah ngerencanain buat pembebasan Kevin besok. Lo enggak perlu terlalu dipikirkan soal ini. Nanti lo sakit." ujar Rio.

"Gimana gue enggak mikirin. Dia kan suami gue. Masa gue enggak mikirin... Apalagi lo bilang barusan kalo nyawanya bakal terancam. Lo keinget sama kejadian waktu adeknya Kevin meninggal kan? Gue tahu banget... Semua itu merujuk ke Kevin sekarang. Dia yang berkemungkinan menghadapi hal itu sekarang. Gimana gue enggak takut." ujar Ghina.

Rio memegang kedua pundak Ghina.

"Lo harus percaya, kalo dia pasti bakal bertahan dan bisa kita bebasin. Lo harus percaya..." ujar Rio meyakinkan, Ghina lantas berkata.

"Kalo enggak selamat gimana?"

"Jangan mikir yang aneh-aneh dulu."

"Gue takut... Gue kan biasa nete sama dia."

Rio menatapnya datar. Merasa yang didengarnya sedikit konyol.

"Gue takut dia ngelakuin hal aneh-aneh sama mereka. Tahu sendiri kan dia dendam banget sama mafia topi hitam." ujar Ghina.

"Iya, dia emang suka kayak gitu. Tapi lo harus inget juga kalo dia cukup kuat buat menghadapi itu semua, atau kalo bisa lo hubungi Kevin terus... Barangkali dia ngebaca pesan lo." ujar Rio.

Ghina mengangguk.

Aldi baru saja mendapatkan pesan dari Ghina kalau Kevin disekap oleh Jason.

"Sialan, jadi sekarang si Kevin yang giliran disekap sama dia... Gue harus cari cara nih... Gue pengen bantuin dia, balas budi gue kemaren." ujar Aldi seraya berpikir bagaimana caranya untuk membantu Kevin.

Tiba-tiba langsung muncul ide dikepalanya.

"Ah, gimana kalo gue langsung pergi ke rumah Jason aja ya?" tanya Aldi. Ia kembali berkata.

"Tapi gue harus persiapin perlengkapan dulu. Supaya enggak repot nanti, buat pertahanan diri." ujar Aldi yang langsung bangkit dari kasurnya. Mempersiapkan semuanya.

Tak berapa lama akhirnya Aldi selesai dengan menggemblok tasnya yang diisi dengan perlengkapannya.

"Nah udah siap. Sekarang waktunya gue buat nyelametin pahlawan gue. Gak sia-sia semua latihan bela diri gue akhir-akhir ini. Gue bela-belain ikut kursus bela diri disela kesibukan kuliah cuma buat pengen jadi orang yang direkomendasiin jadi intel sama kayak si Kevin. Haha mudah-mudahan aja tembus, supaya gue bisa kayak dia." ujar Aldi bersemangat.

Beberapa saat kemudian akhirnya Aldi sampai didepan rumah Jason yang megah itu.

"Terakhir gue kesini waktu babak belur sama si Michael pea... Sekarang giliran gue buat nyelametin lo Vin... Gue bakal ngeluarin jurus gajah ngedeprok. Hyat hyat hyat...." ujar Aldi seraya memperagakan jurusnya.
Meski rada gugup juga perasaannya.

Menarik turunkan nafasnya kemudian kentut.

"Ahh sekarang lega.... Gue kudu kesana sekarang." ujar Aldi seraya melangkah pergi dari sana. Berjalan menuju pagar depan rumah Jason. Ia memencet belnya. "Misi..."

"Setahu gue kalo intel enggak pake permisi dulu deh. Hahaha intel apaan nih kayak gini. Ah bodo amat." ujar Aldi. Seorang pria tinggi dan kekar, menyeramkan perawakannya segera keluar menghampirinya, tidak lain dia memakai baju satpam yang mengindikasikan kalau dia berprofesi demikian disana.

"Misi pak... Saya mau ketemu sama pemilik rumah ini apa ada?" tanya Aldi.

"Ada, tapi sedang tidak mau diganggu." ujar satpam itu.

"Kalo gitu saya mau ganggu, boleh pak?" tanya Aldi. "Hah?"

Aldi langsung menunjuk ke depan sana.

"Ihhh!!! Kecoa segede rumah!" pekik Aldi, satpam itu lantas menoleh ke depan. Aldi menendangnya hingga keluar pagar, Aldi langsung masuk ke dalam pagar dan tutup pagar itu lalu kunci sang satpam yang berada diluar.

"Woiii sialan lo!" pekik satpam.

Dinikahi Mas Intel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang