#22

9 3 4
                                    

Welcome to bab 22‼️

"Kalula!" teriak Nadia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalula!" teriak Nadia.

"Iya, Bunda cantik," jawab Kalula.

"Ada paket, di ruang tamu," ucap Nadia, memberitahu.

"Gue pesan apa?" batin Kalula.

Kalula melangkah pelan menuju ruang tamu, matanya tertuju pada paket yang berada di atas meja. Dengan penasaran, ia membuka bungkusnya dengan hati-hati. Di dalamnya, ia menemukan beberapa benda yang tak terduga. Ada bubuk matcha, seakan mengundang untuk segera dicicipi. Lalu, sebuah jam tangan elegan yang tampak mewah, memancarkan kilau lembut di bawah cahaya. Tak lupa juga ada sebuah surat. Kalula membuka surat itu perlahan, membaca kata demi kata, mencoba memahami pesan yang tersimpan di dalamnya.

To: Kalula Cantik

Gue tau apa yang terjadi di kehidupanmu akhir-akhir ini, tapi jangan lupa untuk minum matcha, mungkin bisa kembaliin mood kamu yang berantakan. Untuk jam tangan, jangan lupa kamu pake ke sekolah yaa!

~12~

Lagi-lagi paket tersebut berasal dari orang dengan kode '12'.

"Sebenarnya kamu siapa?"

𝄞⨾𓍢ִ໋

Setelah membuka paket tersebut, Kalula bergegas mandi, merasakan air dingin menyegarkan tubuhnya. Usai mandi, ia kembali pada rutinitas mencatok rambutnya dan berpakaian, ia akan pergi berkunjung ke Rumah Sakit tempat Nesa dirawat. Namun sebelum berangkat ia makan terlebih dahulu. Setelah makan, dengan hati-hati, Kalula mengemudikan mobilnya melangkah keluar rumah, menuju rumah sakit untuk menjenguk Nesa. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi tentang pertanyaan-pertanyaan kenapa Nesa meminta maaf padanya.

Sesampainya Kalula di Rumah Sakit, ia langsung mencari ruangan Nesa, Kalula berjalan di koridor rumah sakit, dengan pikiran yang masih dipenuhi pertanyaan-pertanyaan.

Kalula memulas gagang pintu, kemudian masuk ke dalam ruangan. Yang pertama ia lihat adalah Melani yang sedang menyuapi Nesa, dan Arsen yang duduk di sofa, pria itu terlihat berantakan, pasti ia tidak tidur semalaman karena menjaga sang Bunda.

"Sini, sayang." Nesa tersenyum kearah Kalula.

"Iya, Bunda." Kalula berjalan mendekati ranjang Nesa, dan berdiri di samping Melani.

"Sayang, sini," ucap Arsen.

Kalula menoleh kearah Arsen dsn tersenyum. "Bunda udah mendingan?" tanya Kalula.

"Iya, nak, lumayan," jawab Nesa, "Arsen, pulang mandi dulu sana, sama Melani." ucap Nesa.

"Nggak, Melani duluan aja, Arsen masih mau di sini, Bun," jawab Arsen, menggelengkan kepalanya.

"No, Bunda gapapa kok, ada Kalula di sini," ucap Nesa, "paling sebentar Ayah kesini."

Arsen menganggukkan kepalanya perlahan, menunjukkan bahwa ia setuju. 

"Aku pulang dulu, ya," ucap Arsen, ia mengelus pelan surai panjang kekasihnya.

"Bunda, Arsen pulang, nanti sebentar langsung balik." Arsen mencium dahi wanita yang telah melahirkannya.

Nesa tersenyum dan mengangguk sebagai  jawaban.

Arsen kemudian menoleh ke arah Melani yang berdiri tak jauh darinya. Ia berkata, "Ayo, Melani, kita pulang." Melani yang sejak tadi menunggu ikut mengangguk, dan mereka berdua pun melangkah pergi bersama, meninggalkan Kalula dan Nesa di ruangan tersebut.

Kalula menatap nanar ke arah Arsen dan Melani yang keluar, ia mengambil piring yang ada di nakas, kemudian menyuapkan makanan kepada Nesa, dan Nesa menerima suapan tersebut hingga makanan yang ada di piring habis tak tersisa.

𝄞⨾𓍢ִ໋

Arsen dan Melani melangkah keluar dari ruangan tempat Nesa dirawat, meninggalkan Kalula dan Nesa dengan suasana kamar yang penuh aroma antiseptik dan ketenangan. Mereka berjalan menyusuri koridor rumah sakit, yang tampak dipenuhi oleh berbagai aktivitas; para perawat yang sibuk dengan catatan, dokter yang berdiskusi dengan serius, dan keluarga pasien yang menunggu dengan harap-harap cemas. Di antara keramaian itu, langkah mereka berdua terasa pelan namun mantap.

Sesampainya di area parkir, Arsen membuka pintu mobil dan mempersilakan Melani masuk sebelum dirinya ikut duduk di kursi pengemudi. Tanpa banyak bicara, ia menyalakan mesin dan mulai mengemudikan mobilnya, meninggalkan halaman rumah sakit. Di perjalanan, suasana terasa hening namun nyaman, seolah kata-kata sudah tidak lagi diperlukan di antara mereka. Tujuan mereka jelas: pulang, kembali ke rumah Arsen.

"Ke rumah gue dulu, ya," ucap Arsen di sela-sela mengendarai mobil.

"Oke." Melani menoleh kearah Arsen.

"Nanti setelah aku mandi baru ke rumahmu," ucap Arsen.

"Terserah aja," jawab Melani.

Mobil yang di kendarai Arsen memasuki pekarangan rumahnya, di kursi penumpang Melani tertidur pulas, mungkin efek begadang semalam bergantian menjaga Nesa bersama Arsen.

Arsen menepuk-nepuk pelan pipi Melani untuk membangunkan gadis tersebut, Matanya perlahan terbuka.

"Udah sampai?" tanya Melani.

"Udah, ayo turun." Arsen turun dari mobil, kemudian beralih di pintu tempat Melani duduk, ia membukanya, dan mempersilahkan Melani keluar. Melani keluar dari mobil dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Ayah!" teriak Arsen, saat memasuki rumah. Rumah itu sunyi, tidak ada jawaban dari dalamnya.

"Ayah kayaknya udah ke kantor," jawab Melani.

"Kamu ke kamarku aja, tidur di sana, nanti aku bangunin kalau udah setelah mandi." Arsen menunjuk kearah kamarnya yang berada di lantai dua, tepat di depan tangga, kemudian ia berjalan kearah kamar Nesa untuk mandi di sana.

Arsen baru saja selesai mandi di kamar Nesa. Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, ia teringat kalau ia belum mengambil baju di kamarnya, Arsen berjalan menuju kamarnya dengan langkah santai. Sesampainya di depan pintu kamar. Tanpa berpikir panjang, Arsen membuka pintu kamarnya. Namun, begitu pintu terbuka, matanya langsung tertuju pada sosok Melani di dalam kamar. Betapa terkejutnya ia melihat Melani mengenakan pakaian minim. Arsen bingung dan bertanya-tanya dalam hati.

"Dari mana Melani mendapatkan pakaian seperti itu?" batin Arsen.

Kedua mata mereka bertatapan sejenak, Arsen melangkah ke arah lemari untuk mengambil pakaiannya, ia tidak memperdulikan Melani.

"Sayang," panggil Melani.

WOY MELANI, GOBLOK BANGET ANJIR😭

DI TUNGGU PART SELANJUTNYA YAWWW

MAAF MENGURAS EMOSI😗

Berbahagialah [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang