Typo tandain××××
"Bagaimana keadaannya?"tanya seorang pria sembari menatap layar dihadapannya.
Yang ditanya hanya menunduk tak berani menatap sang atasan.
"Kata mereka yang mengawasi, keadaan nyonya baik baik saja tuan"jawabnya.
Jari jari pria itu yang tadinya menari nari di keyboard terhenti, ia melirik pria dengan kepala tertunduk itu.
"Tetap awasi"ucapnya sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Baik tuan"
Ruangan itu kembali hening.
"Keluar"suara bas membuat sang asisten segera pergi dari ruangan dingin itu.
"Baik tuan"sahutnya.
Setelah ditinggal pergi oleh asisten tadi, pria pemilik wajah datar tak ada senyuman itu berdiri dan berhenti didekat jendela kaca besar.
Memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya sembari menatap tajam kedepan.
"Kevin Jackson, Felice Giselle Jackson, dan Dian Barclay? Right?"
*****
Bulu mata lentik menatap danau indah dihadapannya.
"Apakah gue sanggup jaga lo Ivana? Sedangkan waktu gue udah dikit?"setetes air mata jatuh dari mata cukup indah itu.
Wanita itu mendongak, menatap langit tak secerah hatinya. "Aku mohon ya Tuhan, jaga sahabat aku disaat aku sudah tak ada"mohon wanita itu.
'Iv, lo sahabat gue satu satunya dan tentunya gue harus ngorbanin nyawa gue demi lo, karena hanya lo yang mau temenan sama gue' batin wanita itu.
Dilain tempat, seorang wanita menatap tetesan hujan terus berjatuhan lewat jendela kamar.
"Hujan, anda lo bisa buat permintaan orang terkabul, sudah dari dulu gue lakuin, tapi Tuhan saja cukup sulit mengabulkannya"wanita itu menjeda ucapannya karena menunduk.
"Tuhan, jikalau aku pergi duluan, jaga sahabat aku yah, dia itu orangnya sedikit manja, sedikit cengeng, nyebelin, dan sedikit penakut, apalagi kalau lihat hantu pasti yang bisa ngilangin ketakutannya yah pingsan"
"Mungkin tak lama lagi hidup gue berakhir, cerita gue berakhir, tak ada lagi nama Calista disetiap paragraf, mungkin ada tapi hanya beberapa saja dan bisa jadi hanya satu kata"wanita itu menatap perutnya sayang tak lupa mengusap usap nya lembut.
"Sayang, kalau aku sudah nggak ada disaat kamu lahir didunia dan tak ada lagi yang bisa menempati tubuh ini, tolong jaga aunty mu yah, nggak usah ayah kamu, dia itu udah besar bisa cari istri lagi. Jika kamu cowok kamu itu harus jadi anak paling ganteng, cewek? Jadi anak paling cantik dan harus pintar, kuat, nggak cengeng pokoknya kamu jangan lemah"kata wanita tak lain Calista panjang kali lebar.
Tatapan tadinya berfokus pada perutnya kini terganti menatap tetesan hujan lagi.
"Vio, kenapa lo masuk ke dunia ini? Tanpa lo sadari, lo udah buat alur tadinya mudah untuk diselesaikan kini semakin sulit dan banyak teka tekinya. Vio, gue harap lo engga ngorbanin nyawa lo hanya karena gue, karena gue sendiri yang akan pergi menanggung konsekuensinya"
****
Di ruangan gelap dan sangat tertutup, terdapat empat orang sedang duduk dengan didepan mereka terdapat meja berbentuk segi empat, dua laki laki dan dua perempuan saling berhadapan.
"Kita akan lancarkan misi kita mungkin sekitar empat bulan lagi, sesuai dengan kondisinya"
"Dan pastikan tak ada target kita mati kecuali kita sendiri yang membunuhnya, kalian mengerti?"tanya pria itu pada tiga manusia dihadapannya.
"Saya harap rencana mu bisa diandalkan"kata seorang lelaki membuat pria tadi berbicara menatapnya.
"Jika gagal?"tanyanya lagi.
"Nyawa kamu diganti nyawa mereka"jawab pria itu dan segera pergi dari saja diikuti seorang wanita berpakaian seksi.
"Ck"
"Hanya itu saja?"tanya pria dingin setelah melihat rekaman video pada asistennya yang menunduk.
"Iya tuan"jawab sang asisten, lagian mau bagaimana lagi?
"Hm, kematian apa yang cocok untuk mereka? Dan Kevin yang sudah berani kabur?"tanya pria itu sembari menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Dibakar secara hidup hidup tuan"
"Yang lain"
"Dimakan hidup hidup oleh harimau anda tuan"
"Tidak terlalu kejam"
"Disiksa tuan"
"Apa apaan itu? Ringan sekali"
"Saya hanya bisa memberikan sedikit saran saja tuan, yang bisa membuat saran kejam hanya orang kepercayaan anda didunia bawah"kata pria itu karena sudah lelah berpikir cara cocok yang dimaui tuannya untuk mereka dapatkan.
"Hm, keluar"
"Baik tuan"
****
"Liv, jalan jalan yuk"ajak Calista dan tanpa aba aba langsung menarik tangan Olivia keluar.
"Nona tapi jalan-"belum sempat Olivia menyelesaikan ucapannya, Calista sudah terduduk di genangan air bercampur dengan tanah.
"Livia.. Baju aku"adu Calista sedikit merengek.
Olivia hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan wanita sedang terduduk itu.
Wanita itu membantu Calista berdiri dengan hati-hati. "Lain kali, anda jangan ceroboh nona, ingat anda sedang hamil"pesan Olivia dan hanya di angguki Calista.
"Liv"panggil Calista setelah berdiri.
"Ada apa nona?"sahut Olivia sesekali menatap Calista.
"Aku mau nyampein sesuatu tapi kamu harus janji nggak bakalan potong"pinta Calista membuat satu alis Olivia terangkat.
"Emangnya apa yang mau nona sampaikan hingga saya harus berjanji untuk tak memotongnya?"tanya Olivia membuat Calista berhenti melangkah dan meraih kedua tangan Olivia.
Calista mengukir senyum manis di wajahnya yang menawan membuat Olivia terpukau, namun ada sedikit kesedihan di sana.
"Liv, aku mau kamu janji sama aku yah?"pinta Calista lagi membuat Olivia mau tak mau harus mengangguk walau tak mengerti.
"Kalau aku udah nggak ada di dunia ini dan anak aku lahir, aku minta tolong sama kamu yah, datang dimana aku tinggal dan cari pelayan pribadi aku namanya Audrey"ucapan Calista membuat Olivia terkekeh.
"Nona apaan sih? Jangan bahas tentang kematian, itu nggak baik"
"Mau kamu percaya atau nggak, ingat pesan aku"
Calista tersenyum tipis melihat keterdiaman Olivia dan segera menariknya untuk pergi.
"Udah ah, ayo kita main kotor kotor"Calista tertawa melihat Olivia panik karena celananya terkena air bercampur dengan tanah.
"Iss, nona jangan main kotor kotor, ayo kita kembali nona"
"Nggak mau wlee"
Mereka tertawa bersama melupakan kejadian tadi, seakan akan tak pernah terjadi.
××××
KAMU SEDANG MEMBACA
Us And Destiny (Transmigration)
Random*** Divana Veronika wanita berusia 25 tahun yang meninggal hanya karena novel milik sahabatnya akan dirinya kembalikan terjatuh saat ia menyebrang jalan. Bukannya ke alam baka, dirinya malah terbangun di tubuh seorang wanita berusia 19 tahun yang se...