13

37.9K 1.6K 8
                                    

===

Aldrich menatap dingin pria di hadapannya yang terlihat berkeringat dingin kemudian membisikkan sesuatu di dekat telinga Julian.

"Anda ingin memukul istri saya?"tanya Aldrich dibalas gelengan kepala oleh Julian.

"Saya lihat anda cukup berani yah? Ingat yang hanya bisa menyentuh istri saya, saya sendiri, bukan orang lain apalagi manusia sampah seperti anda"peringat Aldrich masih berbisik dan Julian kembali mengangguk.

Ia melepas Julian sembari melayangkan satu tinju hingga Julian kembali terjatuh ke lantai.

Aldrich mengambil sebuah lap di sakunya kemudian melap tangannya bagai baru saja menyentuh kotoran atau debu lalu membuang lap itu ke arah Julian.

Kejadian itu terus diperhatikan oleh kedua wanita yang sedang duduk di sofa.

"Buset, keren amat suami lo Li"puji Irene menatap kagum suami sahabatnya.

"Iya dong, suami Calista nih bos" balas Calista pede.

"Ck, ia gue tau suami lo"

Pembicaraan mereka hanya sebentar saja karena Aldrich menghampiri Calista dan mengajaknya pulang.

"Pulang"

Calista menatap sebentar Aldrich kemudian Irene juga menatapnya bingung. "Ngapain lo natap gue?"tanya Irene.

"Lo gimana?"Calista balik bertanya.

"Lah, emang gue gimana?"

Calista menatap malas Irene. "Maksud gue tuh ya, lo gimana? Mau disini atau nginep di hotel? Atau nginep di rumah gue?"jelas Calista dan Irene menganggukkan kepalanya paham.

"Gue disini aja" jawab Irene membuat Calista menatapnya kurang yakin dan ditangkap dengan baik Irene.

"Gue nggak apa apa di sini, lagian ini kan rumah gue juga, kalau tuh cowok berani macam macam sama gue, gue bakalan lemparin vas bunga lagi"ucap Irene menenangkan, Calista hanya menghela nafas saja.

Calista menganggukkan kepalanya. "Kalau terjadi apa apa sama lo langsung hubungi gue aja, kalau nggak gue bakalan ngambek satu tahun sama lo"ancamnya.

"Buset lama amat, kenapa nggak duapuluh tahun aja?"balas Irene.

"Itu mah, nanti gue mati gimana?"

"Mana gue tau"

××××

Susana di dalam mobil itu terlihat sunyi, bahkan musik pun tak terdengar dimobil itu. Ingatlah bahwa mobil Calista naiki milik pria dingin.

'Tau gini mending tadi gue nolak aja semobil ama dia, huh bisa mati kebosanan gue kalau gini' batin Calista sembari mengusap usap perutnya, hal itu sudahlah menjadi kebiasaan baginya.

"Ekhem"Calista berdehem memecahkan keheningan namun disalah artikan Aldrich, ia menatap datar Calista kemudian memberikannya sebotol air mineral.

Terlihat Calista mengangkat sebelah alisnya bingung, dalam batinnya bertanya tanya mengapa pria dingin itu memberikannya air?

"Minum"ucap Aldrich menyadari kebingungan wanita itu.

"Buat apa aku minum?"tanya Calista.

"Kamu batuk"jawab singkat Aldrich namun dapat di mengerti Calista.

"Terus?"

"Minum atau aku bantu?"terlihat biasa tetapi bermakna.

Dengan terpaksa Calista mengambil air itu dan membukanya secara kasar namun sayangnya tutup botol itu tak mau terbuka.

'Dasar tutup botol sialan!' batin Calista mengumpat.

Aldrich tadinya sibuk menatap jalan kini menatap sekilas Calista yang terlihat berusaha membuka tutup botolnya. Ia menggeleng dan segera meminggirkan mobilnya di pinggir jalan yang ramai.

Ia merebut botol itu dari tangan Calista dan membukanya dengan gampang kemudian memberikannya pada Calista lagi yang menganga.

Tersadar setelah Aldrich memberikannya kembali botol itu, ia mencibir tanpa berterimakasih. Memang tak tau berterimakasih Calista ini.

"Nggak dari tadi kek"

Mobil itu kembali melaju dan suasana di dalam mobil itu seperti sebelumnya. Calista menghela nafas saja dan membuangnya kasar.

'Sekeras apapun gue berusaha ubah suasana pada dasarnya suasana jika bersama orang hidupnya datar datar yah kek gini'

×××××

Di sebuah rumah mewah, seorang wanita tak lain Irene menatap datar pria yang sayangnya adalah suaminya duduk di sofa sembari mengobati bekas pukulan Aldrich, memang tak main main yah pukulannya itu.

'Ck, lebay banget jadi orang, luka segitunya langsung di obati. Bukan tipe idaman gue banget, idaman gue mah ada luka dibiarin, terus mau diobatin pas ceweknya paksa, lah dia?' cibir Irene dalam hati. Ia juga cukup gregetan melihat cara Julian mengobati lukanya pelan sekali.

====

Us And Destiny (Transmigration) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang