Chapter 14

347 65 33
                                    

✨ Happy Reading ✨

"Rumah kita kok gelap?"

Jeongwoo dan Junghwan menggeleng bersamaan dengan raut wajah bingung mereka.

"Lo sih pakek ngilang tadi. Jadinya kan kita pulang kemaleman!" Omel Jeongwoo.

"Siapa yang ilang sih?! Orang kak Jeongwoo yang gak ada di tempat nunggu tadi. Jadinya kan kita keliling nyariin!" Balas Alana tak mau kalah.

"Udah, ayo masuk! Lisa udah jalan di depan tuh." lerai Junghwan.

"Lisa kenapa sih, tiba-tiba jadi diam gini?"

"Kecapean mungkin." jawab Alana seadanya.

Alana kemudian berlari kecil menyusul Alisa yang sudah memegang gagang pintu lalu membukanya.

Tak!

"SURPRISE!!"

Alana dan Alisa terkejut bukan main. Mereka berdua terkejut dengan kemunculan para kakaknya yang tiba-tiba serta disambut konfeti yang sudah berterbangan.

"Happy birthday!" seru Hyunsuk disertai tangannya yang juga menggunakan bahasa isyarat.

Alana dan Alisa kemudian saling berpandangan. Mereka benar-benar lupa dengan hari lahir mereka.

Senyuman Alisa pun mengembang, ia menepuk dahinya pelan lalu memeluk Alana. Alana tentu saja menyambut pelukan itu, hatinya menghangat karena ini pertama kalinya mereka bisa merasakan hari ulang tahun bersama-sama. Tak seperti sebelumnya yang selalu dipisahkan oleh papa mereka.

"Aku lupa, Lana. Selamat ulang tahun untukmu!"

"Kau juga, Lisa. Selamat ulang tahun."

"Ini kado untuk kalian," Jihoon berdiri di tengah-tengah si kembar dan menyodorkan paper bag masing-masing satu untuk Alana dan Alisa.

"Untung bang Ji masih sempat ngucapin. Lo kemana aja sih woo? Lama banget pulang nya!" omel Haruto.

"Ya maaf dong, lagi mengurus perdamaian dunia tadi." jawab Jeongwoo sembari menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Maaf kakak harus berangkat kerja sekarang, sekali lagi selamat ulang tahun untuk adik kakak." Jihoon mengusap kepala Alana dan Alisa lalu memeluk keduanya bersamaan.

Alana tentu terkejut dan tak nyaman dengan pelukan itu sehingga ia diam mematung. Berbeda dengan Alisa yang membalas pelukan itu dan menepuk-nepuk punggung Jihoon.

"Aaaa.. paduka mau juga dong di peluk!"

"Ayo masuk! Bang Jae udah masak untuk kita semua." sela Haruto dan menarik tangan Alana serta Alisa.

"Yeee! Iri aja Lo kutu tiang!" rutuk Jeongwoo pada Haruto.

Mereka semua akhirnya makan bersama, lesehan di lantai. Karpet lebar sudah dibentangkan sebagai alas duduk mereka. Di tengah karpet makanan beserta lauk pauk telah dihidangkan.

Alana sungguh tak nyaman dengan suasana ini. Hal ini sudah terasa asing baginya sekarang. Rasanya seperti ada yang salah dan mengganjal di hatinya.

"Lan, kenapa gak makan?" tanya Junkyu yang menyadari gelagat Alana.

"Ayo, dimakan Lan. Nanti keburu dingin," ujar Doyoung.

"Kalau gak biar paduka aja nih yang makan,"

Alana semakin gelagapan menjadi pusat perhatian. Mereka menatap seperti biasa tapi dari pandangan Alana tatapan itu seakan mengancam dan mengintimidasi. Saat matanya bersitatap dengan Alisa barulah Alana bisa sedikit tenang. Alisa mengelus punggung tangan Alana lalu menyendok kan nasi ke mulut Alana. Alana akhirnya makan dengan disuapi oleh Alisa.

"Lan, ini kado dari kakak, semoga kamu suka,"

Selesai makan Hyunsuk memberikan kadonya pada Alana dan Alisa. Begitupun dengan yang lain. Untuk kali ini hati Alana menghangat sedikit. Karena begitu banyak kado yang dia terima dari kakaknya. Alana tak mampu lagi menyembunyikan senyumnya, ia pandangi kado-kado itu dengan binar mata indahnya.

"Oke! Kejutan terakhir!" seru Yoshi.

Asahi yang duduk di dekat dapur pun segera beranjak dan mengambil sesuatu dari dalam kulkas. Asahi membawa sebuah kotak di tangannya lalu meletakkan kotak itu di hadapan Alana dan Alisa.

"Ayo, kalian buka." ujar Hyunsuk dengan semangat.

Semua orang tampak menunggu antusias, tersirat rasa bahagia yang tertahan di sana. Alana dan Alisa akhirnya membuka tutup kotak itu dan mendapati sebuah kue ulang tahun yang dilumuri cream coklat.

Alana kembali tersenyum lebar. Ini adalah kue ulang tahun dengan rasa kesukaannya dan juga Alisa. Alana hendak mengambil kue itu tapi melihat Alisa yang malah diam mematung mengalihkan niatnya.

Semua orang yang tadinya tampak tersenyum senang juga dibuat heran dengan Alisa yang tiba-tiba terdiam.

Alana menepuk pundak Alisa, "Lisa, kenapa?" tanyanya.

Alisa menepis kasar tangan Alana, tutup kotak yang ia pegang sudah dilempari nya entah kemana. Gelagat Alisa semakin aneh, ia menggelengkan kepalanya kuat seperti menolak dan mengatakan tidak entah pada apa. Alisa mulai menangis dan memberontak, tangannya menjambaki kepalanya sendiri.

"Bawa pergi! Bawa pergi! Papa! Papa!"

Gerakan tangan Alisa sungguh tak jelas, namun masih dapat mereka tangkap. Semua orang tentu panik dan mulai menghentikan Alisa yang semakin mengamuk. Tangan Alisa semakin gencar menarik-narik rambutnya sendiri dan mencakar lengannya sendiri. Sesekali Alisa juga memukuli telinganya dengan kuat.

"Hentikan, Lisa. Tidak, jangan begini!" Hyunsuk mencoba melepaskan tangan Alisa dari kepalanya. Sementara Junkyu memeluk Alisa dari belakang agar tak memberontak.

"Lisa, tenanglah, kamu kenapa Lisa?" Alana juga mencoba menenangkan kembarannya itu meskipun Alisa tak memandang ke arahnya.

Jaehyuk merangkul Alana, mencoba menenangkan Alana yang tampak terkejut melihat Alisa.

"Kakak, Lisa kenapa begitu? Lisa kenapa kak?"

"Tenang, Lana. Lisa akan baik-baik aja." ucap Jaehyuk dengan wajahnya yang tampak jelas menyiratkan kecemasan.

Alisa kembali menyugar rambutnya kebelakang, dimana gerakan itu ia gunakan untuk mengisyaratkan 'papa'. Alisa terus melakukan isyarat itu tanpa henti hingga akhirnya ia lunglai tak sadarkan diri.

Semua orang akhirnya dapat bernafas lega setelah Alisa pingsan, setidaknya ia tak akan menyakiti diri sendiri lagi. Namun, kelegaan itu ternyata tak bertahan lama. Mereka kembali dibuat panik dengan kepala Alisa yang mulai mengalirkan darah. Bahkan darah itu juga mengotori baju Junkyu yang masih memeluk Alisa dari belakang.

"Bang, bawa ke rumah sakit aja," saran Yoshi yang disetujui semua orang.

"Tapi kita gak ada kendaraan." terang Hyunsuk.

Semua orang kembali diam, melalang buana dengan pikiran mereka. Sementara Doyoung mulai mengobati luka di tangan Alisa setelah mengambil kotak pertolongan pertama.

"Kak Yedam!" seru Alana tiba-tiba, "Hari Minggu kak Yedam biasanya ke rumah bi Eun Tak, pakai mobil!" Lanjut Alana sembari berlari menuju pintu keluar.

"Salah satu temenin Alana!" titah Hyunsuk, dan Yoshi pun segera berlari menyusul Alana.

Beberapa menit setelah kepergian Alana, sebuah mobil datang. Tampaklah Mashiho yang berlari masuk dengan wajah panik nya.

"Kak, ayo bawa Alisa masuk ke mobil!" ujarnya.

Alisa akhirnya dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil Yedam. Hyunsuk, dan Junkyu tentu ikut membawa Alisa, sementara yang lainnya menunggu di rumah.

To be continued…

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alana | Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang