~Happy Reading~Sebuah rumah mewah yang sepertinya lebih besar dibanding rumah Alana dulu menjadi tempat persinggahan Alana sore ini. Jake yang membawanya kemari, ini adalah rumahnya. Tak ada kedua orang tua Jake, hanya ada beberapa pelayan saja. Setelah diberi pakaian ganti yang sepertinya masih baru oleh pelayan Jake, Alana disajikan makanan dan duduk bersama Jake di meja makan. Awalnya Alana meminta izin langsung pulang saja, namun Jake memaksanya untuk menghabiskan makanan itu barulah ia boleh pulang.
Sebagai rasa terimakasih, Alana menuruti hal itu. Alana hanya mengambil sedikit agar makannya cepat selesai. Tetapi malah Jake yang makan begitu lama sehingga Alana harus menunggunya selesai. Alana kan tidak enak jika langsung pulang begitu saja, sedangkan tuan rumahnya masih belum selesai makan, tidak etis saja rasanya bagi Alana.
"Tunggu." ujar Jake setelah menyelesaikan makannya kemudian pergi.
Alana dibuat kesal melihat tingkah Jake. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, sedangkan Alana dilarang pulang malam oleh Hyunsuk.
Ah, habislah aku.
Setelah beberapa menit, Jake datang kembali dengan pakaian yang lebih rapi dan kunci mobil di tangannya.
"Ayo," ajaknya.
"Kemana?" tanya Alana dengan polosnya.
"Ke hotel," Alana terbelalak, "ya pulang, bego. Menurut Lo kemana?" lanjut Jake dengan santai.
Alana berdecak kesal, "gak usah, rumah gue jauh, 2 jam perjalanan," ketusnya.
"Gue gak minta izin Lo tuh, cepetan."
Jake kembali meninggalkan Alana. Dan mau tak mau Alana mengikuti langkah Jake. Lelah jika harus berdebat lagi.
Selama hampir 1 jam perjalanan tak ada obrolan diantara mereka. Hanya suara gumaman Jake yang menyanyikan lagu di radio mobilnya. Sementara Alana terus diam memandang luar jendela. Sesekali Alana juga melihat jam di ponselnya yang kini menunjukkan pukul 6 sore.
"Kenapa sih? Gak dibolehin pulang malem?" tanya Jake.
"Ya menurut Lo aja,"
Jake terkekeh, "si paling adik kesayangan," ujarnya.
Kini berbalik Alana yang terkekeh, "saking kesayangannya, perlakuan nya juga spesial," gumamnya yang masih dapat di dengar oleh Jake.
Hening beberapa saat karena tak ada lagi sahutan dari Jake. Alana yang merasa bosan dengan suasana ini akhirnya kembali bersuara.
"Lo kenapa tiba-tiba baik gini? Gak ada maksud lain,'kan?"
Jake tertawa, tawa yang mengejek, "I'm sorry, darling, don't treat me like you," ucapnya.
Alana mendelik, merasa tersindir dengan perkataan itu.
"Did I?"
"Ya. Lo pikir gue gak tau? Lo deketin gue karena suruhan papa Lo,'kan? Itu artinya ada maksud lain dong?"
Alana tak bisa berkata-kata lagi, karena apa yang dikatakan Jake seratus persen benar.
"Lo tau, kalau aja bukan karna suruhan papa Lo, mungkin kita bisa jadi teman dekat, teman yang benar-benar teman, kita cocok, sefrekuensi. Tapi maaf, gue gak suka temenan karna paksaan, apalagi ada maksud lain di sana,"
Benar, kalau aja bukan karna papa, mungkin aku gak akan dibenci sama kakak. Oh! Kenapa aku malah terpikir ke arah sana? Sadarlah Alana!
"Gak tuh kayaknya. Terlepas dari suruhan papa atau bukan, gue gak suka sama Lo," jawab Alana.
"Nanti juga bakalan suka," Alana memutar bola matanya, jengah dengan kepedean pria di sebelahnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana | Treasure
FanfictionKarena kebangkrutan sang papa membuat mereka terpaksa pindah ke suatu desa terpencil. Dalam kebangkrutan itu mereka kehilangan segalanya termasuk papa mereka yang harus mendekam di penjara. Alana yang begitu dimanja serta mendapatkan perlakuan lebi...