Chapter 10

679 107 53
                                    

•••
Disclaimer ‼️
Chapter ini mengandung adegan kekerasan yang mungkin dapat men-triger atau mungkin membuat kalian gak nyaman. Jadi, author mohon maaf sebelumnya 🙏🙏
•••

~HAPPY READING~

Berjalan menyusuri lorong sekolah dengan kepala tertunduk, hal ini Alana lakukan untuk menahan rasa malunya. Karena seperti biasa dirinya selalu menjadi bahan omongan di sekolah. Apalagi hari ini hari pertama Alana masuk setelah 2 Minggu di skors. Rasanya Alana sudah tak ada muka menghadapi situasi ini. Disinilah dirinya dibuat seakan-akan manusia paling rendah tak bernilai.

Saat masuk ke kelas, mata Alana tak sengaja bersitatap dengan pria yang baru-baru ini menghancurkan harapannya. Yah, siapa lagi kalau bukan Jake. Tatapan Jake begitu melas, tak ada senyum sebagai sambutan. Dengan cepat Alana memutus tatapan itu, cukup muak menatap wajah Jake yang seperti itu.

"Wow wow, liat siapa yang datang," seru Seo Jin pada Debora. Dua sekawan itu lalu menghampiri Alana yang baru saja duduk di bangkunya.

"Gimana liburannya, manis? Seru gak? Mau di tambah lagi?"

Alana diam, namun tangannya yang berada di bawah meja terkepal kuat. Ingin rasanya Alana melawan tapi mengingat kejadian terakhir yang membuat Alana sampai di skors, Alana sungguh tak ingin itu terulang.

"Kenapa diem aja? Bisu ya?"

"Ya ampun, kenapa gak mati aja sih sekalian," ujar Seo Jin, menyahuti perkataan Debora sebelumnya.

"noisy b*tch! So f*cking crazy!"

Semua orang yang berada di kelas itu serempak melihat ke arah pria yang baru saja bersuara mengeluarkan makiannya.

"Jake? Maksud lo–"

"just shut the fuck up. Lakuin di tempat lain bisa kan? Gue mau tidur, jauh-jauh kalian bertiga." pungkas Jake sebelum Seo Jin menyelesaikan ucapannya. Jake kemudian kembali tiduran di bangkunya.

Mendengar perkataan Jake lagi-lagi melukai hati Alana. Apakah dirinya terlalu cepat menaruh harapan atau memang Alana sudah tak ada kegunaan bagi Jake, makanya Jake kembali menjadi pria dingin di hadapannya? Alana kecewa, sungguh. Saking kecewanya ia, saat ditarik oleh Seo Jin dan Debora pun Alana hanya bisa pasrah mengikuti. Tak ada perlawanan karena perasaannya sedang berantakan.

Kali ini Alana tak dibawa ke toilet, dirinya di seret ke ruang olahraga, dimana ruangan itu selalu sepi dan terletak agak belakang. Mereka menghempas tubuh Alana hingga ambruk ke lantai.

"Kasian banget udah gak di belain Jake lagi," ejek Debora. Mereka berdua tertawa puas di depan Alana.

"Lagian Jake gak mungkin mau sama manusia modelan kaya Lo, gak ada gunanya!" cecar Seo Jin.

Alana pun hanya dapat menangis dengan air mata yang mengalir deras disertai isakan tangisnya. Alana kemudian bangkit, menatap bengis dua gadis dihadapannya itu.

"Udah puas, 'kan? Sekarang minggir, gue mau ke kelas," ujar Alana yang merubah raut wajah dua gadis itu. Mereka tampak semakin jengkel pada Alana.

Alana mulai mengambil langkah, melewati Debora dan Seo Jin. Begitu ia mendekati pintu, ancaman Seo Jin berhasil membuat Alana berhenti.

"Maju selangkah lagi, gue buat Lo dikeluarin dari sekolah ini."

Alana berbalik dengan nafas yang menggebu, dadanya naik turun menahan gejolak amarah yang mulai ingin meledak. Disertai itu, air matanya pun masih tetap mengalir membasahi pipinya.

Alana | Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang