(18) Can I?

739 75 73
                                    

𝐓𝐑𝐈𝐆𝐆𝐄𝐑 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆‼️

Kairi dan Kiboy berjalan bersamaan, dengan tujuan mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kairi dan Kiboy berjalan bersamaan, dengan tujuan mereka masing-masing. Saat sampai di tangga terakhir, mereka menoleh ke arah dapur, dimana terdengar humming nyanyian dari seseorang.

Mereka mengecek bersama ke dapur, dan disana mereka melihat Hazle yang sedang memakai headphone-nya sembari membuat mie instan.

" Jagain ya, jangan sampe tu anak masuk ke kamar. "

" Jangan kelewatan, Kai! " Peringat Kiboy untuk yang terakhir kali pada Kairi.

" Omongin itu sama diri Lo sendiri, Jing! "

Merasa sudah aman dengan bantuan Sanz dan Kiboy, akhirnya Kairi memantapkan langkahnya menuju kamar Sutsujin.

Dengan matanya yang mulai berat, dan kepalanya yang mulai pusing, pengaruh dari bir yang ia minum itu mulai terasa.

(Tok ... Tok ...)

Kairi sengaja tak bersuara. Selain karena kesadarannya diambang batas, Kairi juga takut tak dibukakan pintu jika Sutsujin mendengar suaranya.

Dari dalam kamar, Sutsujin menatap heran setelah mendengar ketukan pintu kamarnya itu.

" Prab? " Panggil Sutsujin.

Tak mendapat jawaban dari Hazle, membuat Sutsujin memilih untuk abai.

" Arthur udah ada cewek, Kai. Nyerah aja lu. "

Ucapan Skylar terus-menerus terngiang-ngiang di telinga dan pikirannya, membuat Kairi sedikit terpancing emosi dan kehilangan rasa sabarnya.

(Tok ... Tok ...)

Dengan itu, Kairi semakin kencang menggedor pintu kamar Sutsujin. Membuat Sutsujin didalam sana terlonjak kaget.

Karena kesal, Sutsujin akhirnya membuka pintu kamar dengan tatapan tajam yang tak bersahabat. Ia mengira, Hazle sedang menjahilinya.

Namun, Sutsujin malah terkejut karena ternyata Kairi lah yang didepannya saat ini.

" Kenap- "

Ucapan Sutsujin terpotong oleh serangan yang dilakukan Kairi padanya.

Kairi menciumnya! Di bibir!!

Tak bisa memproses cepat dengan apa yang terjadi , membuat Sutsujin hanya mampu terdiam dengan rasa terkejutnya. Namun, disaat Kairi mulai berani menggerakkan lidahnya didalam sana, seolah menjadi tamparan keras untuk Sutsujin agar cepat sadar.

Setelah memahami situasi yang terjadi, Sutsujin akhirnya memberontak.

Kairi tak berhenti, ia mengunci pergerakan tubuh Sutsujin dengan memojokkan tubuh itu ke pintu. Tangannya secara aktif berada di kepala belakang dan pinggang Sutsujin. Menahan kepala itu agar tetap pada posisinya.

Love Wins All | KaiJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang