Sekolah itu dulunya adalah sebuah biara. Tapi, sebagai biara, fungsinya cuma bertahan sekitar seratus tahun setelah dibangun pada awal abad ke-17.
Pada akhir abad ke-18, biara itu berubah menjadi sekolah, bertransformasi jadi sekolah swasta yang cuma bisa dimasuki anak-anak bangsawan atau pedagang kaya yang mampu membayar biaya pendaftaran mahal.
Sekolah itu terletak di Bluebell, sebuah desa kecil di pedesaan Provinsi Forkgrand, di wilayah utara. Tempat itu selalu dingin hampir sepanjang tahun, kecuali tiga atau empat bulan saja. Sekolah itu dikelilingi hutan lebat dalam radius 15 kilometer, tanpa ada rumah penduduk di sekitarnya, jadi tempatnya benar-benar terpencil dan terisolasi. Semua murid tinggal di asrama. Para guru dan karyawan sekolah juga tinggal di tempat yang disediakan sekolah atau di kota Gorun, yang berjarak 1,5 jam dengan mobil dari Bluebell.
Sekolah itu adalah tempat yang tenang dan damai. Guru-guru yang terlatih dengan baik bisa menangani murid-murid dengan cakap, dan karena aturan sekolah tidak terlalu ketat, jarang sekali terjadi pertengkaran antara staf dan murid. Para murid juga berasal dari latar belakang keluarga dan pendidikan yang mirip, jadi mereka merasa nyaman dan akrab satu sama lain. Karena sering terjadi siswa yang masuk atau keluar, sekolah relatif tidak keberatan menerima siswa baru.
Mungkin tempat ini mirip dengan yang digambarkan di buku Walden karya Thoreau. Di sekitar sekolah, ada rawa yang oleh semua orang disebut sebagai 'Kelly'. Guru-guru tua menyebutnya danau, meskipun dulunya mungkin memang danau, sekarang tempat itu hanya bisa disebut rawa.
Itulah kesan singkatku selama sebulan setelah pindah ke sekolah tersebut.
Aku baru tahu kalau aku adalah anak tidak sah dari aktris Julia Goodman saat usiaku lima belas tahun. Julia Goodman adalah aktris terkenal dengan rambut cokelat tebal dan mata cokelat gelap, seorang kecantikan klasik yang pernah dua kali memenangkan Academy Award untuk Aktris Terbaik. Saat itu, dia baru berusia tiga puluh tiga tahun, sudah menikah beberapa tahun sebelumnya, dan punya sepasang anak kembar berusia tiga tahun.
Fakta bahwa dia punya anak berusia lima belas tahun adalah rahasia yang bahkan aku, sebagai anaknya, tidak tahu. Mungkin, aku tidak akan pernah tahu kalau bukan karena kecelakaan lalu lintas yang menewaskan ayahku, yang membuat Julia akhirnya muncul di hadapanku.
Julia tidak datang ke pemakaman ayahku. Baru beberapa bulan setelah ayah dimakamkan, Julia datang menjemputku. Aku dan Julia sangat mirip. Tapi, berbeda dengan Julia yang selalu tampil rapi dan terawat, aku, yang baru saja melewati masa pubertas, terlihat canggung dengan tubuh jangkung, kurus, dan pipi yang kusam. Saat pertama kali bertemu, aku pikir satu-satunya kemiripan kami hanya warna rambut dan mata. Tapi, setelah tinggal di rumah mewah Julia selama lebih dari lima tahun, aku pun perlahan berubah.
Setelah beberapa tahun menikmati kehidupan yang berkelimpahan, akhirnya kami jadi begitu mirip sehingga siapa pun yang melihat kami berdiri berdampingan akan langsung tahu bahwa kami adalah ibu dan anak. Saat itulah Julia merasa tak bisa lagi tinggal satu atap denganku. Ketika aku sudah dianggap terlalu dewasa untuk tinggal bersama orang tua, Julia mengirimku ke sekolah itu. Secara administratif, aku masih dianggap yatim piatu. Nama wali yang tercatat adalah sekretaris pribadi Julia. Tak lama setelah tiba di sekolah, aku menyadari bahwa sekolah itu penuh dengan anak-anak yang punya latar belakang mirip denganku.
Dengan kata lain, sekolah ini sebenarnya bukan sekolah, melainkan semacam tempat pembuangan. Sama seperti keberadaanku yang jadi titik lemah bagi ibuku, murid-murid di sekolah ini juga adalah aib bagi orang tua atau keluarga mereka. Ada yang merupakan anak haram, ada yang pernah terlibat kriminal di usia muda, atau anak bungsu yang tersingkir dalam perebutan harta warisan. Usia murid-muridnya bervariasi, mulai dari enam belas tahun hingga yang sudah berusia dua puluhan sepertiku, yang sebenarnya lebih cocok disebut mahasiswa setengah matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIFE
RandomSetelah dikurung oleh ibunya selama lima tahun, Raymond, dipindahkan ke sebuah sekolah asrama di pedesaan seolah-olah dia sedang diasingkan. Dia memulai kehidupan sekolah yang baru dengan empat teman asramanya. Simon, adalah seorang pria yang sanga...