Bab 3.3 - Mereka yang memelihara anjing

204 13 1
                                    

Keesokan paginya, aku terkejut dengan pemandangan yang sangat berbeda dari pagi-pagi yang pernah kualami. Para pemuda itu berlarian dengan hanya mengenakan celana dalam, satu tangan memegang sikat gigi berbusa, tangan lainnya memegang roti panggang, sibuk mencari kaos kaki dan dasi. Salah satu dari mereka, sambil membaca catatan dan bergumam, tidak memperhatikan jalan dan tersandung celana yang ditinggalkan seseorang tadi malam. Suasana semakin ramai dengan ketukan di pintu kamar mandi yang mendesak dari pemuda lainnya.

Di tengah kekacauan itu, aku memasang dasi asal-asalan di kemeja seragamku yang kusut, rambutku seperti sarang burung, dan keluar dari asrama bersama Carl tanpa sempat mengikat tali sepatu, apalagi mencuci muka. Dengan mata mengantuk dan setengah sadar, aku dan Carl bergegas sarapan di ruang makan.

Semua ini sangat menyegarkan. Berbeda sekali dengan lantai atas. Di mana segalanya terasa sangat teratur dan tenang. Teman sekamarku selalu mengatur waktu penggunaan kamar mandi dengan baik, sehingga tidak pernah ada yang mengetuk pintu kamar mandi di pagi hari. Kecuali Hugh, mereka semua rapi dan berperilaku tenang. Bahkan Hugh, terlepas dari sifatnya yang ceria dan ramah, dia bukanlah orang yang berisik.

Jika dipikirkan lagi, aneh rasanya bahwa empat anak laki-laki yang penuh energi dan baru menginjak usia dua puluhan bisa tinggal bersama tanpa pernah bertengkar. Semuanya serba rapi dan teratur. Tenang dan sangat tertib.

Mengapa aku tidak pernah merasa ada yang aneh? Mengapa aku sama sekali tidak memperhatikan siswa lain? Jelas sekali mereka telah mengendalikan pandanganku terhadap sekolah ini. Rasanya seperti baru saja membuka mata.

Setelah makan, aku bergabung dengan Carl dan beberapa temannya untuk pergi ke kelas. Cuacanya bagus. Langit sangat biru dan udara pagi yang segar terasa menyegarkan di paru-paru. Kami memasuki sekolah sambil mengeluh tentang ujian. Setelah sampai di sekolah, kami berpencar. Aku pergi untuk ujian sastra Jerman, Carl untuk ujian sejarah, dan yang lainnya untuk ujian atau mengumpulkan makalah. Sekolah sudah ramai oleh siswa.

Saat berbaur dengan siswa lain dan naik ke kelas di lantai dua, aku merasakan tatapan tajam. Aku langsung menoleh. Di balik kerumunan siswa, ada Simon. Dia menatapku dengan tatapan kosong dan suram dari matanya yang hitam. Percakapan dengan George kemarin terlintas dalam pikiranku.

"Simon sedang cemas. Akan tiba saatnya kau harus membuat pilihan,"

Aku terpaksa menoleh karena didorong oleh siswa yang datang dari belakang. Saat sampai di lantai dua dan melihat ke bawah, Simon sudah menghilang seperti hantu.

Saat duduk untuk menghadapi ujian, pikiranku sepenuhnya teralihkan. Aku tidak peduli dengan ujian sekolah, begitu pula dengan kelulusan atau masuk universitas. Judy sibuk membuat portofolio untuk ujian masuk sekolah seni, Hugh belajar untuk Cambridge, tetapi aku tidak pernah merasa tertarik pada sekolah.

Sejak dulu, satu-satunya hal yang menggerakkanku adalah keinginan untuk membalas dendam pada Julia, bahkan hingga sekarang, itu masih menjadi satu-satunya tujuan hidupku. Meskipun sekarang aku terlibat dalam konflik dengan kelompok Jerome, aku tahu bahwa pertarungan ini tidak akan berlangsung lama. Seperti yang terjadi pada pendahuluku, ini hanya akan berlangsung selama satu musim.

Setelah musim panas berakhir, urusan dengan kelompok Jerome akan selesai. Entah aku yang menyerah dan meninggalkan sekolah, atau Jerome dan kawan-kawannya yang menyerah, setelah itu aku akan kembali fokus untuk balas dendamku pada Julia.

Bagaimanapun juga, aku tak berniat mengabaikan peringatan yang ditinggalkan George meskipun dia adalah musuh. Wajah Simon yang kulihat sekilas sebelum ujian sastra Jerman terus menghantuiku. George mengatakan Simon hanya berhubungan seks ketika lawannya tertidur. dan kata-kata itu tidak terdengar seperti kebohongan. Beberapa tindakan Simon yang sebelumnya tidak kumengerti kini mulai masuk akal setelah mendengar pernyataan itu.

BAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang