part 29:Tuduhan

33 3 0
                                    

            السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

               Bulan ini kehamilan Chanda sudah memasuki usia 7 bulan. Dan perutnya pun sudah mulai buncit, selama ini ia tidak pernah menampakan dirinya disekitaran pondok karena paksaan dari Gus Fathur..

Namun hari ini ia memiliki urusan dengan Nada sehingga walau terpaksa ia pun mendatangi Kamar santriwati An-Nisa.

"Assalamualaikum" Sapanya tak dihiraukan oleh santriwati, mereka justru menatap Chanda degan sinis tak terkecuali ning Dia yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Waalaikum salam. Ni- eh Chan. Tumben kesini, selama ini kemana kok ga pernah muncul? "Tanya Lia yang datang menghampiri bersama Nada.

" aku pulang kerumah. Maaf ga pernah ngabari" Jawab Chanda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal..

Mereka bertiga berbincang hangat, meluapkan rasa rindu yang selama ini mengganjal dihati mereka. Hingga seorang santriwati sengaja meleewati Chanda Dan menabrak pundak Chanda membuat empu sedikit terhuyung..

"Mereka kenapa Nad? Kok beda? "Tanya Chanda menatap Nada yang terus menunduk.

" gapapa Chan. Mereka cuma kesel Kareena kamu ga pernah beri kabar" Dusta Nada langsung mengajak Chanda menuju kamar. Namun dengan tiba-tiba salah seorang santriwati menarik jilbab Chanda hingga gadi itu terduduk menahan keram diperutnya.

"Lagi bunting ya bu? Zina sama siapa? Hasil dari jual diri ya? "Tanyanya membuat Chanda terkejut setengah hati. Tak ia sadari air mata mulai mengalir dari pelupuk matanya.

Siapa yang sanggup dituduh seperti itu? Ia tak pernah menjual harga dirinya, dirinya hanya wanita biasa yang masih belajar ilmu agama. Tetapi mengapa banyak yang menuduhnya macam macam?

"Cin. Maksud kamu apa? Aku ga jual harga diri Aku!! "Belanya membuat santriwati bernama Cinta itu menyerretnya kasar menuju lapangan Syattah.

Sedangkan Nada dan Lia ditahan oleh santriwati lain. Mereka hanya bisa pasrah begitupun dengan Chanda yang sudah berkali-kali ditampar oleh Cinta..

"Cin. Udah Aku bilang, Aku ga jual diri" Sentaknya membuat Cinta menginjak kasar tangannya..

"Ga jual diri Hm? Dengan tidur berdua dalam satu kamar bersama Gus Fathur? " Tanyanya membuat Chanda hanya bisa menahan sakit dan menggelengkan kepalanya.

Dengan kasar Cinta menampar wajah Chanda berkali-kali, Hingga wajah cantik paripurna itu ternodai oleh banyaknya lebam biru keunguan.

Nafasnya mulai menipis. Rasa sakit diperutnya semakin bertambah, ia benar-benar menghawatirkan calon buah hatinya kali ini..

"CINTA UDAH!!! PERUT AKU SAKIT" Teriaknya tak dihiraukan oleh Cinta. Gadis itu malah sengaja menendang perut Chanda dengan begitu keras...

"UDAH. KASIHAN AFA! KAMU BOLEH BUNUH AKU TAPI NANTI, JANGAN LUKAI PUTRI AKU. JANGAN LUKAI Afa aku mohon" Pintanya dengan suara yang semakin melirih.

"Anak haram seperti dia GA PANTAS HIDUP DI DUNIA INI!! "Teriaknya memukuli dan menendang tubuh Chanda membagi buta..

Wanita itu kini meringkuk kesakitan, dapat ia rasakan darah keluar dari areanya. Ia panik namun tak dapat berbuat apapun karena tenaganya yang sudah terkuras habis.

"Anak haram seperti dia harus mati sekarang juga Kalbun!! "Teriaknya kini menendang Dada Chanda, darah mulai keluar dari bibir Chanda. Dengan perlahan ia mulai menutup matanya dan sayup terdengar suara Suaminya memanggilnya.

"Chanda!! Kalian apakan Chanda!! "Teriak Gus Fathur yang sudah tersulut emosi.

Andai saja dihadapannya ini bukan perempuam sudah ia pastikan mereka berakhir ditangannya. Namun Gus Fathur masih memiliki batas kesabaran.

Ia menggendong Chanda dan membawanya menuju mobil sebelumnya ia menatap Cinta tajam dan berkata lirih..

" jangan berani melukai istri saya jika kamu masih menyayangi nyawamu. Saya dapat melakukan yang lebih berat dari kamu tapi saya sadar dihadapan saya adalah perempuan! "Sentaknya membuat pupil mata Cinta mengecil. Apa? Istri? Sejak kapan Chanda menikah dengan Gus Most wanted di Syattah itu?

Akhirnya ia pasrah ketika Ning Zia dan Umi Halimah membawanya menemui Abah. Karena ia tidak tahu Chanda istri Gus Fathur maka karena itulah ia menyakiti Chanda.

Berrita tentang status Chanda dan Gus Fathur menyebar seantero Syattah. Kini semuanya sudah tau dan Gus Fathur harrapkan mereka dapat menghargai istrinya sebelum terlambat.

Disisi lain. Di RS Reonard, Chanda sedang ditangani oleh beberapa dokter. Karena suatu masalah, calon buah hatinya pun harus terlahir premature dengan Caesar karena wanita itu yang masih belum sadar..

Matanya masih setia terpejam, hati Gus fathur teriris menatap Istrinya yang setia menutup mata dan buah hatinya yang harus berjuang untuk bertahan hidup.

Tanpa disadari air mata mulai menetes dari maniknya. Ia memukul kepalanya sendiri dan merutuki kebodohannya yang tak dapat menjadi 2 perempuan kesayangannya.

Ia takut kehilangan, Ia belum siap kehilangan. Ia ingin menghabiskan waktunya lebih lama lagi bersama Chanda dan bayinya namun bila Allah berkehendak lain Ia pun hanya bisa mencoba untuk mengikhlaskannya..

"Ade, Mamas mohon bertahanlah untuk Afa. Afa Aba mohon bertahanlah untuk Abah dan Uma. Abah tau kalian sama-sama kuat. Semangat Habibaini.. "

Monolognya setelah memanjatkan doa untuk meminta kesadaran Istrinya... Dengan perlahan netral itu mulai terbuka, Chanda menatap kosong langit langit.

"Ade udah bangun? Maaf" Lirih Gus Fathur mencium punggung tangan Chanda berkali-kali.

"Ini salah Mamas! " Lirihnya membuat Gus Fathur mencengkram erat pergelangan tangan yang tak diinfus.

"Apa maksudnya ha?! "Bentak Gus Fathur menatap Chanda nyalang.

" andai mamas ga kebablasan pasti ga bakal gini! Ade tersiksa karena bayi ini. Adek tersiksa karena mamas!! "Gus Fathur tak mempedulikan tatapan penuh rasa sakit yang Chanda hadirkan, kini dirinya dikuasai amarah dan mencengkar dagu Chanda dengan keras..

" katakan sekali lagi"perintahnya tak dijalankan oleh Chanda.

"KATAKAN SEKALI LAGI!! "Bentak Gus fathur lagi. Chanda masih kekeuh untuk bungkam.

" AYO KATAKAN SEKALI LAGI DAN SALAHKAN SAYA!! "Bentak Gus Fathur dengan amarah yang semakin menggebu-gebu. Melihat keterdiaman Chanda, Gus Fathur pun menarik tangan istrinya dan menarik paksa sehingga infus pun terlepas dengan darah yang bercucuran.

Gus Fathur menjebleskan kepala Chanda di dinding rumah sakit tanpa ampun, karena emosi yang semakin menjadi-jadi.

"ASTAGHFIRULLAH FATHUR!!! "

tׁׅ֮ϐׁᝯׁ֒

𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒂𝒌𝒖𝒏 𝒂𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒚𝒂..

𝑾𝒂𝒔𝒔𝒂𝒍𝒂𝒎𝒖𝒂𝒍𝒂𝒊𝒌𝒖𝒎 𝒘𝒂𝒓𝒂𝒉𝒎𝒂𝒕𝒖𝒍𝒍𝒂𝒉𝒊 𝒘𝒂𝒃𝒂𝒓𝒂𝒌𝒂𝒕𝒖𝒉..

𝑺𝒖𝒅𝒅𝒆𝒏𝒍𝒚 𝑩𝒆𝒄𝒂𝒎𝒆 𝑺𝒂𝒏𝒕𝒓𝒊𝒘𝒂𝒕𝒊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang