"𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒌𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉 𝒔𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒕𝒊𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒕 𝒏𝒚𝒂𝒘𝒂𝒌𝒖 𝒌𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂. "
-𝑬𝒂𝒓𝒕𝒉.✧ₕₐₚₚᵧ ᵣₑₐᵈᵢₙᵍ✧
Dibandara soekarno-Hatta. Seorang gadis berkhimar lilac dan bergamis hitam sedang duduk menunggu seseorang, banyak hal yang ia lakukan contohnya menghitung burung lewat, menghitung banyaknya roda yang ada disekitarnya dan menjahili orang yang tak ia kenal.
"Lama bangett sih? Katanya jam 7 udah sampe?" Gumamnya terus menelisik tiap inci ruangan. Karena muak menunggu gadis itupun bangkit dan pergi meninggalkan kursi tunggu. Hingga saat ia berjalan secara tiba-tiba seseorang menendang pantatnya dari belakang.
"Katanya kangen sama Gw" Tuturnya kini menendang paha belakang Sky yang tertutup gamis. Gadis itu terkejut dan dengan reflek menarik seseorang dibelakangnya dengan jurus silat yang ia pelajari.
Bugh.
"Wihh. Dah tambah pinter silatnya ternyata" Pujinya membuat Sky membulatkan matanya, gadis dengan rambut sepinggang yang bewarna coklat kemerahan, masker hitam yang menutupi sebagian mukanya.
"Ekhem. Katanya mau istiqomah" Geram Sky menarik paksa masker gadis dihadapannya. Gadis itu hanya tersenyum tipis.
"Iya. Istiqomadang" Jawabnya membuat Sky kembali menggeplak pundaknya. Keduanya pun berjalan bersama menuju restaurant didekat bandara untuk berbincang lebih. Mereka memesan beberapa sajian dan tentunya smoothies kesukaan mereka.
"Bolos? "Tanya gadis yang tak berhijab itu. Sky pun hanya mengangguk menanggapi. Mereka terdiam sejenak lalu Sky pun mulai angkat suara.
"Temen-temen udah maafin kamu, dan maaf selama ini aku selalu mereepotkanmu. Maaf Kareena selama ini kamu harus menampung air mata aku" Lirihnya sambil menunduk. Gadis dihadapannya tersenyum lalu mengelus lembut kepala yang dilapisi jilbab.
"Jangan merasa bersalah, karena tugas bumi adalah menerima air mata sang langit" Jawabnya tersenyum tipis. Earth adalah tipe anak yang jarang tersenyum dan memiliki sifat bobrok sehingga banyak orang mengira dirinya selalu baik-baik saja tanpa ada rasaa lelah.
"Tapi kalo Buminya sudah lelah?" Tanya Sky menatap manik Earth. Gadis itu berpikir sejenak lalu tersenyum mengejek. "Kiamat" Singkatnya.
Takk..
Satu sentilan mendarat di dahi Earth, gadis itupun kembali tersenyum walau samar. "Plisss. Kalo ngomong tu disaring dikit!" Geramnya menatap Earth tajam.
"Dimana beli saringannya? Dan ukuran berapa?"
"Dahlah capek!" Meendengar Sky yang menggerutu kesal, Earth pun menghapus senyumannya.
"Masuk inti" Perintah Earth dengan cepatnya, Sky dibuat ternganga akan perintah gadis itu.
"Oke. Aku nyuruh kamu kesini adalah untuk... " Katanya langsung berbisik ditelinga Earth, mendengar apa yang Sky bisikkan mata Earth pun membulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒖𝒅𝒅𝒆𝒏𝒍𝒚 𝑩𝒆𝒄𝒂𝒎𝒆 𝑺𝒂𝒏𝒕𝒓𝒊𝒘𝒂𝒕𝒊
Novela Juvenil𝑴𝒂𝒚𝒆𝒔𝒉𝒂 𝑯. 𝑬𝒂𝒓𝒕𝒉, 𝒈𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒏𝒂𝒌𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒌𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈. 𝑴𝒆𝒏𝒊𝒌�...