Takdir di Ujung Cahaya

5 1 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!!



Malam itu, langit di atas Kerajaan Ilmoria tampak aneh. Bintang-bintang bersinar redup, seolah kehilangan cahayanya, sementara bulan purnama yang biasanya putih cemerlang kini memancarkan cahaya keperakan yang suram.

Angin malam membawa bisikan-bisikan aneh, seperti suara-suara dari dunia lain, membuat siapapun yang mendengarnya merinding.

Di puncak bukit yang menjulang tinggi di tepi hutan terlarang, berdiri seorang gadis berambut keemasan yang menatap langit dengan tatapan penuh tanda tanya.

Aurora Lirael, seorang gadis yang baru berusia delapan belas tahun, yang merupakan seorang pemburu di desa kecil dekat Kerajaan. Mata birunya yang cerah selalu penuh dengan tekad, namun malam ini, sorot matanya penuh kebingungan dan kecemasan.

Suara-suara itu, suara yang hanya dia yang bisa mendengarnya—telah memanggilnya sejak beberapa malam terakhir. Sebuah bisikan dari kegelapan yang seolah mengajak Aurora mendekat, namun ke mana, dia tak tahu.

"Aurora!" suara itu memanggil, lembut namun tegas. Aurora menoleh, memastikan tak ada orang lain di sekitarnya.

Tidak mungkin. Dia tahu tak ada seorangpun di desa yang bisa mendengar suara ini. Dia sudah mencoba bertanya pada keluarganya, pada teman-temannya, namun hanya kebingungan yang mereka tunjukkan.

"Dari mana datangnya suara itu?" gumam Aurora, suaranya hampir tenggelam di antara suara angin malam.

Dia merasa ada sesuatu yang tak biasa terjadi pada dirinya. Dan ini lebih dari sekadar perasaan. Setiap kali suara itu datang, Aurora merasakan sesuatu dalam dirinya bergetar—seperti ada kekuatan yang tak dia pahami, tersembunyi dalam darahnya.

"Pedang itu memanggilmu..."

Aurora terdiam. Kali ini suara itu lebih jelas. Lebih nyata. Dan suara itu datang dari... dalam dirinya?

"Apa maksudmu, pedang?" gumam Aurora lagi, tapi hanya keheningan yang menjawabnya. Dia menghela nafas panjang, meremas jemarinya yang sedikit gemetar. Dia tidak pernah mempercayai takhayul atau cerita-cerita kuno yang sering dibicarakan para tetua di desa, tetapi ini—ini terasa terlalu nyata untuk diabaikan.

Malam itu, Aurora memutuskan untuk mengikuti perasaan aneh yang telah menghantui dirinya selama beberapa hari terakhir. Kakinya membawanya ke hutan terlarang, sebuah tempat yang selama bertahun-tahun telah dijauhi oleh penduduk desa. Hutan itu dikenal sebagai Hutan Eldoria, sebuah tempat yang menyimpan misteri dan cerita kelam tentang makhluk-makhluk yang tak bisa dijelaskan dengan logika manusia.

Semakin dalam dia melangkah, suasana semakin mencekam. Pohon-pohon tua menjulang tinggi, dengan cabang-cabang yang saling berkelok seperti cakar-cakar makhluk raksasa. Daun-daun kering bergesekan di bawah kakinya, menimbulkan bunyi yang menyerupai bisikan-bisikan kecil.

Tiba-tiba, di tengah kegelapan hutan, dia melihatnya. Sebuah cahaya lembut yang terpancar dari celah di antara pepohonan. Cahaya itu bukan seperti sinar bulan, melainkan seperti kilauan logam yang memantulkan sinar aneh dari entah mana.

Aurora mendekat, perlahan. Di sana, tersembunyi di bawah akar pohon tua yang besar, sebuah pedang tergeletak di tanah. Pedang itu berkilauan meskipun diselimuti debu dan lumut, seakan menunggu seseorang untuk menemukannya.

Jantung Aurora berdegup kencang. Pedang Terkutuk, bisikannya dalam hati. Cerita yang pernah didengarnya sejak kecil tiba-tiba memenuhi pikirannya—sebuah senjata kuno yang konon dikutuk oleh penyihir kegelapan, sebuah pedang yang hanya bisa dipegang oleh mereka yang telah ditentukan oleh takdir.

Namun, sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, tangannya, seolah digerakkan oleh sesuatu yang lebih kuat dari keinginannya, terulur menyentuh gagang pedang itu. Begitu jemarinya menyentuh logam dingin itu, Aurora merasakan lonjakan energi yang luar biasa, seperti aliran listrik yang mengalir ke seluruh tubuhnya.

Sekejap, dunia di sekelilingnya berubah.

Dia tak lagi berada di hutan, melainkan di tengah-tengah medan perang yang dipenuhi jeritan dan gemuruh. Di hadapannya, sosok-sosok bayangan bertarung dengan kekuatan magis yang menghancurkan segalanya.

Dan di tengah medan perang itu, Aurora melihat dirinya—memegang pedang yang sama, namun kali ini, kekuatan dahsyat mengalir dari dalam pedang itu, membuatnya bersinar seperti matahari yang menyala di tengah kegelapan.

"Ini takdirmu, Aurora," suara itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas dan lebih dekat. "Kaulah yang sudah dipilih semesta menjadi pewaris pedang terkutuk ini Aurora. Kaulah yang akan mengakhiri perang ini."

Aurora terhuyung mundur, namun pandangan itu menghilang secepat ia datang. Dia kembali berdiri di tengah hutan, memegang pedang yang kini terasa lebih berat dari sebelumnya.

"Apa maksud semua ini?" bisiknya dengan nafas terengah.

Namun dibalik kebingungannya, Aurora tahu bahwa hidupnya tak akan sama lagi. Malam itu, di bawah sinar rembulan yang suram, Aurora mengambil langkah pertama menuju takdir yang telah menantinya sejak lama, takdir sebagai pewaris Pedang Terkutuk.




















Haiii welcome to my first story 👋🏻💗
maaf kalo masih berantakan ceritanya hiihi

Aurora and Cursed  Sword (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang