SELAMAT MEMBACA!!
Dari balik pepohonan, makhluk-makhluk kegelapan itu muncul, wajah mereka dipenuhi kebencian dan niat jahat. Aurora dapat merasakan energi gelap yang mengelilingi mereka, dan jantungnya berdebar keras.
Dia menggenggam Pedang Terkutuk lebih erat, berusaha menenangkan diri meskipun rasa takut merayap di benaknya.
“Aurora, ingat pelatihanmu!” Elysia berteriak, membangkitkan semangat. “Kau tidak sendiri, kamu ada bersama mu!”
“Ayo, kita bisa melakukannya!” Kaelan menambahkan, mengambil posisi di samping Aurora.Dia siap untuk melindungi sahabatnya dengan seluruh keberaniannya.
Makhluk-makhluk itu melangkah maju, mendekat dengan gerakan lincah dan menyeramkan. Mata merah mereka bersinar dalam kegelapan hutan, seolah-olah menilai kelemahan dalam diri Aurora dan teman-temannya.
“Serang!” teriak salah satu makhluk, suara serak dan penuh kemarahan. Dengan segera, mereka menyerbu ke arah Aurora dan Kaelan.Aurora merasakan dorongan keberanian mengalir dalam dirinya. Dia mengangkat Pedang Terkutuk dan mengayunkannya dengan kuat, mengikuti gerakan yang telah dia pelajari dari Elysia. Pedang itu berkilau dengan cahaya perak yang tajam saat menyentuh salah satu makhluk, membuatnya terhuyung mundur.
“Bagus, Aurora!” Elysia berteriak, memberikan dukungan. “Tetap fokus!”
Namun, makhluk-makhluk itu tidak menyerah begitu saja. Salah satu dari mereka melompat ke arah Kaelan, berusaha menyerangnya. Dengan cepat, Kaelan melangkah ke samping dan memukul makhluk itu dengan keras, membuatnya terjatuh.“Jaga dirimu, Kaelan!” Aurora teriak, melihat makhluk lain mendekat. Dia berbalik dan melakukan serangan menyilang, menghantam makhluk itu dengan pedangnya. Sebuah ledakan cahaya memancar dari pedang, menghancurkan makhluk tersebut menjadi debu.
Namun, lebih banyak makhluk datang. Aurora mulai merasa lelah, meskipun kekuatan pedang memberikan energi baru. “Elysia! Kita butuh bantuan!” serunya, berjuang melawan kelelahan yang mulai menjalar.
Elysia bergerak dengan lincah, menggunakan sihirnya untuk melawan makhluk-makhluk kegelapan. Dengan gerakan tangan yang anggun, dia memanggil angin dan cahaya, menciptakan perisai di sekitar mereka.“Aurora, gunakan energi dalam dirimu! Biarkan pedang itu membimbingmu!”
Mendengar kata-kata Elysia, Aurora menutup matanya sejenak, mencoba menghubungkan dirinya dengan kekuatan pedang. Dalam pikirannya, dia membayangkan cahaya yang mengalir dari pedang ke dalam tubuhnya. Ketika dia membuka matanya, sebuah sinar terang memancar dari Pedang Terkutuk, memancarkan aura yang kuat.Para makhluk kegelapan itu terhenti sejenak, mata mereka terbelalak, terkejut oleh aura kuat yang dipancarkan pedang tersebut. “Apa ini?” teriak salah satu makhluk, ketakutan.
“Itu kekuatanmu, Aurora!” Elysia mengingatkan, tersenyum bangga. “Sekarang serang dengan sepenuh hati!”
Dengan keberanian yang baru, Aurora melangkah maju. Dia merasa seolah semua beban yang dia rasakan sebelumnya menghilang, digantikan oleh kekuatan dan tekad.Aurora mengangkat pedang, mengarahkannya ke makhluk-makhluk yang tersisa. “Kau tidak akan menguasai desaku!” teriaknya, suaranya penuh semangat.
Dia melesat ke depan, mengayunkan pedangnya dengan cepat dan tepat. Cahaya perak menyapu area sekitarnya, menghancurkan makhluk-makhluk itu satu per satu. Setiap kali pedang itu menyentuh, energi positif menyebar, memulihkan semangatnya dan menambah kekuatannya.Kaelan, yang bertarung di samping Aurora, merasa terinspirasi oleh semangat temannya. “Ayo, kita bisa menang!” teriaknya, menghancurkan makhluk yang berusaha menyerangnya.
Elysia mengawasi pertempuran dengan penuh perhatian. “Lanjutkan, Aurora! Gunakan kekuatanmu untuk melindungi orang-orang yang kau cintai!”Makhluk-makhluk kegelapan mulai mundur ketakutan oleh kekuatan yang dikeluarkan Aurora. “Kita harus pergi! Dia terlalu kuat!” seru salah satu makhluk, dan dalam sekejap, mereka melarikan diri ke dalam kegelapan hutan.
Setelah pertempuran berakhir, Aurora terengah-engah, tetapi merasa seolah telah melewati batas kemampuannya. “Apakah kita… apakah kita menang?” tanyanya, masih berusaha memulihkan napas.
Elysia mendekatinya, wajahnya dipenuhi rasa bangga. “Kau luar biasa, Aurora! Kekuatanmu telah melindungi kita semua.”
Kaelan menepuk bahu Aurora. “Kau hebat! Aku tidak pernah melihatmu seperti ini sebelumnya.”
Namun, di dalam hati Aurora, dia merasakan kecemasan yang mendalam. “Tapi, Lord Malakar akan kembali. Dia pasti akan mengirim lebih banyak makhluk untuk menghentikan kita.”
Elysia mengangguk dengan wajah serius. “Ya, kita harus bersiap. Ini hanya awal dari pertarungan kita. Tetapi dengan kekuatanmu dan kehadiran kita, kita bisa menghadapi apa pun yang datang.”Aurora menatap Pedang Terkutuk di tangannya, merasakan kekuatan dan tanggung jawab yang baru. “Aku akan melindungi desa dan orang-orang yang aku cintai. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan mundur.”
Dengan semangat yang membara, mereka semua bersiap untuk melanjutkan perjalanan, mengetahui bahwa tantangan yang lebih besar menanti di depan.Mereka akan berjuang bersama, menghadapi kegelapan yang akan datang, dan Aurora bertekad untuk menemukan cara mengalahkan Lord Malakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora and Cursed Sword (Tamat)
FantasíaBegitu menyentuh pedang itu, Aurora mendapati dirinya terlibat dalam perang besar antara kekuatan cahaya dan kegelapan. Kekuatan luar biasa yang berasal dari pedang mulai mengalir di dalam dirinya, namun bersamaan dengan itu, ancaman dari Lord Malak...