SELAMAT MEMBACA!!
Saat bayangan-bayangan kegelapan menyelimuti mereka, suasana di desa kuno semakin mencekam. Aurora berdiri di tengah, berusaha menenangkan diri meskipun jantungnya berdebar kencang.
Di hadapannya, Lord Malakar tersenyum sinis, sedangkan makhluk-makhluk kegelapan mengelilingi mereka, siap untuk menyerang.
“Siapkan dirimu, Aurora!” teriak Elysia, sihirnya bersiap di ujung jari. “Kita harus menghentikan mereka sebelum semuanya terlambat!”
“Kaelan, kita perlu bekerja sama!” seru Aurora, mengangguk kepada sahabatnya. “Kita tidak bisa membiarkan Malakar menang!”Malakar tertawa, suaranya menggema di antara reruntuhan. “Percuma saja, gadis kecil. Kekuatan gelap ini tidak akan bisa kau hadapi. Kalian hanya tinggal menunggu kehancuran!”
Tanpa peringatan, makhluk-makhluk itu menyerang dengan cepat. Aurora mengangkat Pedang Terkutuk, cahaya biru terang memancar dari pedang saat dia mengayunkannya, menangkis serangan pertama. “Ayo, Kaelan!” dia berteriak, “Serang dari sisi!”
Kaelan melompat ke samping, menghantam salah satu makhluk dengan palunya. “Ambil yang kanan!” teriaknya, menunjukkan ke arah makhluk yang mengancam Elysia.
Elysia segera memanggil angin, menciptakan penghalang yang mendorong makhluk itu menjauh. “Aku bisa menghentikan mereka sementara waktu, tetapi kita harus mencari cara untuk menghadapi Malakar!”
Makhluk-makhluk itu menyerang secara bersamaan, berusaha menjepit mereka di tengah. Aurora merasakan kekuatan Pedang Terkutuk semakin kuat, dan dia mulai bergerak dengan lincah, berputar dan menyerang, setiap ayunan pedang menciptakan cahaya yang mengusir kegelapan.
Satu per satu, makhluk kegelapan jatuh ke tanah, terhancur oleh kekuatan pedangnya. Namun, meskipun mereka berjuang keras, jumlah musuh terus bertambah, seolah Malakar dapat memanggil lebih banyak makhluk dengan mudah.
“Mereka tidak akan berhenti!” Kaelan berteriak, kelelahan terlihat di wajahnya. “Apa yang harus kita lakukan, Aurora?”Aurora menatap ke arah Malakar, yang masih berdiri di tempatnya, tersenyum lebar. “Kita harus memisahkan dia dari makhluk-makhluk itu. Dia adalah sumber kekuatan mereka!” dia berkata, berusaha mengumpulkan keberanian.
Dengan tekad yang bulat, Aurora melangkah maju, berusaha membuat jalan menuju Malakar. “Kau tidak akan menang, Malakar!” serunya, suara penuh semangat.“Ah, si gadis pemberani,” Malakar menjawab, suaranya penuh ejekan. “Kau sangat naïf. Kekuatan gelapku tidak bisa ditandingi.”
Ketika Aurora semakin dekat, makhluk-makhluk kegelapan menyerang dengan lebih ganas. Dia mengayunkan pedang dengan cepat, menangkis setiap serangan, tetapi rasa lelah mulai terasa di tubuhnya. Namun, dia tidak akan mundur.“Aurora!” Elysia berteriak dari belakang, melindungi Kaelan yang terdesak. “Kami akan mendukungmu dari sini! Ayo, gunakan semua kekuatanmu!”
Aurora menutup matanya sejenak, mencoba menghubungkan dirinya dengan Pedang Terkutuk. Dia merasa aliran energi dari pedang semakin kuat, seolah merespons panggilannya. Dia bisa merasakan kekuatan yang lebih besar, sebuah kekuatan yang ingin dia gunakan.Dengan keberanian baru, Aurora membuka matanya dan berlari ke arah Malakar. “Kau tidak akan mendapatkan pedang ini! Ini adalah milikku!” dia teriak, mengayunkan pedangnya dengan penuh tenaga.
Malakar mengangkat tangannya, memanggil energi gelap untuk melindungi dirinya. “Sia-sia, Aurora! Kau tidak akan bisa menghancurkanku!”
Namun, ketika Pedang Terkutuk bertemu dengan energi gelap Malakar, sebuah ledakan cahaya terjadi. Aurora merasakan aliran energi dari pedang, mengalir ke seluruh tubuhnya, memberi kekuatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.“Sekarang, kau akan merasakan kekuatan sejati dari Pedang Terkutuk!” Aurora berteriak, semakin dekat dengan Malakar. Dia memfokuskan semua energi yang ada dalam dirinya dan pedangnya, menciptakan cahaya yang menembus kegelapan.
“Tidak!” teriak Malakar, melihat cahaya menyilaukan mendekat. “Kau tidak bisa melakukan ini!”Dengan satu gerakan, Aurora meluncurkan cahaya itu ke arah Malakar. Sebuah ledakan dahsyat terjadi, menerangi seluruh desa kuno. Semua makhluk kegelapan terhancur dalam cahaya itu, sementara Malakar berusaha melindungi dirinya tetapi tidak bisa menghindar dari kekuatan luar biasa yang dikeluarkan Aurora.
Dalam sekejap, cahaya itu melesat ke arah Malakar, membuatnya terhuyung dan terjatuh ke tanah. “Tidak… ini tidak mungkin!” Malakar meraung, wajahnya penuh ketakutan.
Aurora tidak memberi kesempatan untuk bangkit. Dia mengangkat Pedang Terkutuk sekali lagi, cahaya pedang berkilau mengelilinginya. “Selamanya, kau tidak akan mengganggu dunia ini lagi!” dia berteriak, mengayunkan pedang dengan penuh kekuatan.
Cahaya memancar dari pedang, langsung mengenai Malakar. Dalam sekejap, sosoknya menghilang, dan hanya tersisa kegelapan yang perlahan menghilang. Makhluk-makhluk yang tersisa pun lenyap bersamaan dengan kekuatan Malakar.
Ketegangan di udara mulai menghilang. Aurora terengah-engah, tetapi dia merasa lega. “Kita… kita berhasil,” katanya pelan, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Kaelan dan Elysia mendekat, kelelahan tetapi penuh rasa syukur. “Kau luar biasa, Aurora!” Kaelan berkata, membelai bahunya. “Kau telah menyelamatkan kita semua!”Elysia tersenyum, mata bersinar dengan bangga. “Kau menemukan kekuatanmu, dan itu luar biasa. Kita tidak hanya melawan kegelapan, tetapi juga menemukan cahaya dalam diri kita.”
Aurora tersenyum, tetapi dia tahu bahwa ini bukanlah akhir. “Kita harus tetap waspada. Meskipun Malakar telah pergi, ancaman lain mungkin akan muncul.”Mereka berdiri bersama, menyaksikan desa kuno yang perlahan kembali tenang. Pedang Terkutuk bersinar lembut di tangan Aurora, simbol dari perjuangan dan harapan baru. Dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya, mereka tahu bahwa mereka akan terus berjuang bersama, melindungi dunia dari kegelapan yang mungkin kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora and Cursed Sword (Tamat)
FantasyBegitu menyentuh pedang itu, Aurora mendapati dirinya terlibat dalam perang besar antara kekuatan cahaya dan kegelapan. Kekuatan luar biasa yang berasal dari pedang mulai mengalir di dalam dirinya, namun bersamaan dengan itu, ancaman dari Lord Malak...