SELAMAT MEMBACA!!
Setelah mengalahkan makhluk-makhluk kegelapan di altar, Aurora dan teman-temannya melanjutkan perjalanan ke dalam hutan.
Namun, suasana serius yang mengelilingi mereka perlahan mulai terasa lebih ringan. Keberanian mereka telah teruji, dan kini ketegangan berganti dengan semangat yang lebih ceria.
"Aku belum pernah merasakan energi sekuat itu sebelumnya!" Elysia berseru, melompat-lompat kecil. "Seolah-olah kita bisa mengangkat gunung sekarang!"
"Kalau begitu, ayo kita coba!" Kaelan mencandai, berpura-pura mengangkat batu besar di samping mereka. Ia mengerang dan berjuang, sementara batu itu tampak sama sekali tidak bergerak. "Atau... mungkin kita bisa cari yang lebih ringan?""Sepertinya kau lebih cocok untuk jadi pengangkat batu daripada pahlawan," Elysia mengejek sambil tertawa. "Atau mungkin kita harus memberimu pelatihan khusus?"
Lyra, yang masih tertegun oleh peristiwa sebelumnya, akhirnya ikut tertawa. "Mungkin kita bisa menambahkan 'pengangkat batu' di daftar profesi kita. 'Pahlawan, penyelamat, dan pengangkat batu!'"
Aurora tertawa bersama mereka. "Jangan khawatir, Kaelan. Kita semua tahu kau punya keahlian khusus dalam membuat kekacauan!"
Kaelan berpura-pura tersinggung. "Hei! Satu kali aku tersesat di tengah hutan, dan sekarang kau semua mengingatnya selamanya!""Ya, dan kau malah berakhir di sarang makhluk yang menggemaskan," Elysia menambahkan, mengingat saat Kaelan menemukan sekumpulan makhluk berbulu yang sangat menggemaskan. "Aku masih tidak percaya kau mengira mereka bisa menjadi temanmu."
"Aku hanya mencoba menjalin persahabatan!" Kaelan berargumen, tetapi suaranya terdengar kurang meyakinkan. "Mungkin mereka hanya butuh sedikit... cinta."Mereka semua tertawa, kelelahan dari pertempuran sebelumnya mulai memudar. Namun, suasana ceria mereka tiba-tiba terhenti saat mereka mendengar suara berisik di depan.
"Apa itu?" tanya Aurora, berbisik, matanya menyipit.
"Sepertinya makhluk-makhluk di depan," jawab Kael, merendahkan suaranya. "Tetapi itu terdengar... aneh."
Ketika mereka mendekat, suara itu semakin jelas.Ternyata, sekelompok makhluk kecil, mirip seperti tikus raksasa dengan bulu warna-warni, sedang menggelar pesta di tengah hutan! Mereka menari dan berlarian, sembari memegang potongan buah dan minuman dari daun.
"Apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Elysia, tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah mereka.
"Sepertinya mereka sedang merayakan sesuatu," kata Lyra, ikut tertawa melihat kegembiraan makhluk-makhluk itu. "Mungkin kita bisa bergabung!"
Kaelan menyeringai. "Bergabung? Kita baru saja mengalahkan makhluk kegelapan, dan sekarang kita mau ikut pesta tikus raksasa?"
"Ayo, jangan jadi anti-sosial!" Elysia berkata, menarik lengan Kaelan dan mengajaknya maju. "Kita bisa menikmati sedikit kesenangan sebelum kembali berjuang!"
Mereka semua sepakat, dan akhirnya bergabung dengan pesta makhluk-makhluk itu. Aurora merasa canggung pada awalnya, tetapi ketika salah satu makhluk kecil mendekatinya dan menawarkan potongan buah berwarna-warni, dia tidak bisa menahan diri. Dia mengambilnya dan mencicipinya. Rasanya manis dan segar!
"Wah, ini enak!" seru Aurora, membuat makhluk itu melompat gembira.
"Bagus kan?" tanya Elysia, sudah menyantap dua potong sekaligus. "Kita harus mendapatkan resep ini!"
Tiba-tiba, salah satu makhluk yang lebih besar muncul dan mengambil alih suasana. Dengan suara yang bergetar, ia mengumumkan, "Selamat datang di Pesta Keceriaan Hutan! Mari kita lakukan tarian perayaan!"
"Dari pada berkelahi, lebih baik kita menari!" Kaelan berteriak, melompat-lompat mengikuti irama.
Mereka semua mulai menari dengan makhluk-makhluk itu, melupakan sejenak semua beban yang mereka bawa. Kael pun tampak tersenyum, ikut berbaur dan merayakan bersama. Aurora merasa ringan dan bahagia, seperti kembali ke masa kecilnya.
"Tunggu, tunggu!" Elysia teriak, tertawa terbahak-bahak saat salah satu makhluk kecil tersandung dan jatuh. "Apa kau baik-baik saja?"
Makhluk itu berdiri dengan lincah, menjulurkan lidahnya yang panjang. "Ini adalah tarian kesenangan! Semua orang harus mencobanya!"
Aurora, yang merasa terinspirasi, mencoba melakukan gerakan tarian aneh yang diusulkan makhluk itu. Dia berputar dan melompat, tetapi tanpa disadari, dia terpeleset dan jatuh ke dalam tumpukan dedaunan.
"Wah, itu adalah gerakan baru!" Kaelan tertawa, "Tarian 'jatuh dengan gaya'!"
"Jadi ini yang kau sebut gaya?!" Aurora menjawab sambil tertawa, mencoba bangkit.
Setelah beberapa saat penuh keceriaan, mereka akhirnya beristirahat, duduk di sekitar makhluk-makhluk itu. "Ini adalah cara terbaik untuk mengisi ulang energi!" Lyra berkata dengan senyum lebar.
Kael menatap mereka dengan serius. "Tetapi kita harus ingat, kegelapan masih mengintai. Pesta ini bagus, tetapi kita harus tetap waspada."
"Ya, tapi kita juga perlu bersenang-senang," jawab Elysia, tersenyum lebar. "Bersama kita bisa menghadapi apapun!"
Aurora merasakan semangat baru dalam diri mereka. "Kita tidak akan membiarkan kegelapan mengalahkan kita. Dengan teman-teman di samping kita, kita bisa menghadapi apapun!"
Kehangatan dan keceriaan dari pesta itu membuat mereka semakin kuat, siap menghadapi tantangan yang akan datang. Ketika mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan, Aurora tidak bisa membantu tetapi merasa beruntung memiliki teman-teman seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora and Cursed Sword (Tamat)
FantasyBegitu menyentuh pedang itu, Aurora mendapati dirinya terlibat dalam perang besar antara kekuatan cahaya dan kegelapan. Kekuatan luar biasa yang berasal dari pedang mulai mengalir di dalam dirinya, namun bersamaan dengan itu, ancaman dari Lord Malak...