Chapter 13

11 6 2
                                    

Happy reading all

Harap bijak dalam membaca !!!



....


"Siapa dia sebenarnya?? "

Ceklek ...


Suara kenop pintu yang di bukakan dari luar, muncul sepasang kaki didepan pintu dari arah luar, menatap kosong sebuah ruangan tamu yang tampak sepi sekali,  melangkah memasuki rumah itu dengan kepala yang di gerak gerakkan miring miring dengan kaku dan sangat aneh, rumah itu seketika menjadi sunyi, penuh dengan misteri jika orang lain melihatnya dari luar, padahal sebelum dirinya memasuki rumah itu, rumah itu tampak biasa saja, suasana yang tampak tenang, namun seketika muncul sedikit sedikit kabut, hawa yang sangat tidak cocok untuk keadaan rumah itu sebelumnya, rumah yang tampak megah cantik tetapi sekarang akan sangatlah berubah drastis.




Kakinya mulai melangkah semakin dalam memasuki rumah yang sedang ia masuki saat ini, menaiki anak tangga satu persatu dan berhenti di anak tanggal ke sepuluh, ia berbalik badan menatap kebawah ruang tamu dari atas, bola matanya kembali berubah ubah.


Kembali melanjutkan tujuan dia ke anak tangga selanjutnya dengan wajah yang datar seolah tidak ada kehidupan di tubuhnya itu, ia berhenti sejenak menatap banyaknya ruangan yang seperti itu adalah beberapa ruangan tempat tidur, menatap pintu coklat yang berada di ujung barisan kamar itu, berjalan semakin mendekat dan mendekat dan tibalah dia di depan pintu kamar berwarna coklat itu, sebab kamar yang ada di sana memiliki warna pintu masing masing, ada yang warna emas gold, ada yang warna cream vanila.


Ceklek ...


Kenop pintu terbuka kakinya melangkah mendekati ruangan yang mungkin itu adalah ruangan tidurnya selama ini, matanya menelisik setiap inci ruangan itu, terkesan elegan namun menyimpan banyak misteri.
Kakinya melangkah mendekati ruangan tempat umat manusia selama ini mandi, di tatapnya jendela di kamar mandi itu, menatap dengan pandangan lurus, kosong, bibir yang sedikit pucat pasif, dengan bola mata yang mulai berubah menjadi putih tanpa adanya setitik warna hitam di manik matanya itu, bibirnya kembali menyeringai.




“Hanya sebentar” ucapnya dengan masih pandangan yang lurus itu.



Matanya kembali terpejam, sekelebat bayangan mulai bermunculan, tangannya mengepal erat, menahan gejolak bayangan bayangan itu, bibir seolah berucap dengan sangat samar samar tidak ada yang bisa mendengarnya, hanya dirinya yang tau apa yang sedang ia ucapkan barusan.


Mata itu kembali terbuka, kembali dengan pandangan yang kosong namun begitu tajam.
Dia perlahan pergi melangkah mendekati pintu untuk keluar dari kamar mandi itu.


Slas ...


Tapi tunggu itu apa yang telah terjadi barusan, dia dia bahkan tidak sama sekali menyentuh kenop pintu itu lantas bagaimana bisa, dia keluar dari kamar mandi itu bahkan pintunya masih tertutup dengan sangat sempurna, tubuhnya seolah menembus pintu kamar mandi itu, dia melangkahkan mendekat sebuah ranjang yang ada di tengah tengah ruangan itu, masih dengan sorot mata tajam tetapi sangat kosong itu, ruangan tersebut seketika semakin sunyi seolah olah tidak ada kehidupan di dalam rumah itu.





Brak ...


Surah dobrakan pintu yang secara sengaja di buka dari luar, seseorang tampak terlihat diambang pintu yang telah terbuka dengan sangat terpaksa itu, menatap kepada orang yang sedang duduk di atas ranjang dengan tatapan penuh amarah dan kebencian terpancar dengan sangat jelas di manik mata hitamnya itu.


Dia berjalan memasuki kamar tersebut, menatap lurus target yang telah membuat ia naik pita selama ini.


Plak ..


Sebuah tamparan telah di layangkan menciptakan sebuah karya cap lima jari, terlihat dengan jelas di kulit putih pucat itu,
Ia tidak merespon apapun setelah apa yang telah di lakukan orang di hadapannya ini, matanya menatap tajam orang yang telah membuat kulit mulus dia seketika ternodai dengan sangat menjijikan itu dan dia sangatlah tidak suka.


Dehh ..


Suara degupan jantung yang mulai terdengar sangat gelisah.


“Tidak tatapan itu” batin seseorang mematung dengan apa yang ia lihat barusan walaupun hanya tatapan mata yang tajam.



“Itu seperti ... “ batinnya kembali berucap, alisnya mengerut seolah olah sedang menebak apa yang di magsud dari tatapan itu.


“Berani beraninya kau menatap ibumu seperti ini hah” sentak orang itu dengan sangat kesal, tangannya kembali melayang sebuah hadiah kembali.


Hap ....


Sebuah tangan menahan gerakan yang sebentar lagi akan menciptakan sebuah lukisan cap lima jari, yang akan menimbulkan sakit di akhir dan awal prosesnya.



“AVANA KAU” bentak ibunya menunjuk nunjuk tepat di depan wajah Avana.


Ya itu adalah Avana Janu Indrayana seorang pemuda laki laki yang baru saja mengalami yang yang di luar nalar manusia, entah itu sekarang Avana atau orang lain dan hanya Avana dan dia yang tau.


Bersambung ....


Whatt Avana sebenarnya siapa??
Adakah yang tau?



....

Tertanda
author_zhe

Temui author di
Ig: author_zhee
TT: author _zheey




















Bloody Movie Player [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang