Chapter 4

51 30 9
                                    


"Avana tau dan Avana sangat lah tau"

......
Happy reading all

Beberapa jam sebelumnya ....

Terjadi keributan kecil di sebuah ruangan ah lebih tepatnya itu ruangan meeting.

“Apa apaan ini?,” ucap seseorang terlihat sangat tidak setuju dengan apa yang ia dengar barusan.

Semua orang yang ada di sana menatap nya dengan pandangan yang berbeda beda, ada yang memandang kasihan, ada yang tidak peduli, ada yang memandangnya dengan sedikit rasa bersalah.

“Ini sudah keputusan semua pihak Tiya, kau harus sejuta” ucap salah seorang yang ada di sana.


Aditya renjana seorang remaja laki laki yang memiliki sikap sedikit liar, tapi jangan heran kan jika dia sedang serius dalam segala hal, dia bisa melakukan apa saja, apapun bisa dia lakukan tanpa terkecuali semua yang menjadi milik dia akan tetap menjadi miliknya seorang.


“ Maaf pa kata dia benar ini semua tidak adil, saya adalah pemain baru di sini,” ucap Avana membenarkan ucapan Aditya, hatinya sangat merasa bersalah karena merebut hak yang bukan miliknya hanya karena dia adalah pemain baru disini, entah lah mengapa mereka semua harus mengganti pemain utamanya, seharusnya dia jadi pemain figur saja namun mengapa sekarang malah pemain utama di ganti oleh pemain baru seperti dirinya ini?.



Aditya remaja laki laki itu hanya melirik sini Avana, sungguh semuanya di sebabkan oleh dirinya, sampai sampai Aditya di gantikan begitu saja bahkan di gantikan menjadi pemain Antagonis.


Semua orang yang ada di sana tidak peduli dengan protestan dari keduanya, yang mereka mau hanya sesuai keputusan mereka dan tidak ada yang bisa membantahnya.


“ Tidak ada yang di perbincangkan Protes, ingat film ini harus berjalan dengan sempurna, profesional kalian harus profesional” tegas sutradara itu.


Setelah perdebatan yang sangat tidak bermutu itu, semuanya kembali ke kegiatannya masing masing.


“Sial gara gara anak sombong itu, gua jadi di undurkan jadi pemeran utamanya sial” batin Aditya kesal.


“Tidak tidak ini tidak boleh di biarkan dia harus merasakan akibatnya hahaha” batin Aditya tertawa sinis dengan bibir yang tersenyum misterius.



“Tunggulah pembalasan dari gua anak baru hahah” tawa Aditya sedikit di redam sebab ini masih di jam kerja dan ada sebagian orang yang berlalu lalang di tempatnya berada.



Kembali ke masa sekarang ....


“Bagus bagus setelah di terima di dunia perfilman makin ngelunjak ya kamu?,” ucap seseorang yang tiba tiba menghadang nya di depan pintu masuk rumahnya.


Avana menatap ibunya kenapa sih dia selalu salah saja di mata ibunya ini, apa salah dia? Padahal dia selalu menuruti apa permintaan ibunya dan terkecuali mimpi dia yang hari ini dan detik ini telah terwujudkan.


“Malam ini tidak ada yang namanya makan malam untuk dirimu, dan pergi ke ruangan seperti biasanya mengerti bukan?," ucap ibunya menyuruh Avana ke tempat seperti biasanya, dan Avana sudah hafal apa tempat itu.


“Terjadi lagi huh ava capek ibu,” batin Avana menatap kebawah sepatunya, hati dia sakit setiap hari harus seperti ini terus, sampai kapan ini semua berakhir, beri tahu Avana kapan semua ini berakhir? Avana cape, Avana lelah, Avana mau ketemu nenek disana Avana mau hidup bareng nenek di sana, di sini Avana capek.


Berjalan dengan sangat lunglai lelah batin dan mental namun Avana harus tampak baik baik saja di luar sana tetapi jika di dalam Avana sangat sangatlah rapuh.


Apakah ada orang yang mengerti dengan keadaan Avana? Tentu saja tidak, Avana terasa dia hidup di dunia ini hanya sendiri, tanpa adanya manusia di sekitarnya.


Avana perlahan lahan meraih pintu yang menjadi saksi bagaimana seorang Avana di rumahnya selama ini, ruangan itu begitu berantakan, di sudut sana terdapat lemari yang begitu banyak koleksi koleksi benda benda yang selama ini menjadikan seorang Avana sebuah mainan.


Di tengah tengah ruangan itu terdapat kursi, tiang yang menjadi penghalang di atas kursi itu, tempat itu juga menjadi sebuah tempat yang tidak akan Avana pernah lupakan, lantai itu penuh dengan bercak cairan merah yang telah kering, walaupun sepenuhnya tidak kering sebab sesuatu telah terjadi kemarin malam, dan avana hanya bisa melihat, merasakan dan merasakannya kembali, sebentar lagi ibunya pasti akan datang ke ruangan ini dan Avana tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bersambung ....

See you next chapter 👋🏽👋🏽

Beri semangat untuk Avana !!

Salam hangat
author_zhee










Bloody Movie Player [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang